Mario terlihat tengah menatap sesuatu ditangannya. Selembar foto.
Senyum-senyum kebahagiaan terukir di dalam foto itu. Fotonya dan sabahat kesayangannya."Aku sedang mencoba mengungkap kelicikannya, Sun. Kamu tenang saja" ucapnya seraya mengusap foto itu.
Ia merindukan sahabatnya, sahabatnya sejak kecil. Sahabat sekaligus saksi kerja kerasnya membopong perusahaan sang Ayah yang sempat hampir bangkrut. Sahabat yang sudah membantunya banyak hal, baik kebutuhan finansial maupun mental.
Sampai akhirnya kecelakaan itu merenggut nyawa sahabatnya. Kecelakaan yang sudah di rencanakan oleh adik kandung sahabatnya itu sendiri.
Mario tak habis pikir saat Ia mengetahui fakta itu. Demi harta sang Ayah seorang adik rela membunuh kakaknya. Bahkan Kakak Iparnya yang tak tahu apa-apa ikut terbunuh dalam kecelakaan itu.
Mario ingin mengungkap kejahatan yang sudah dilakukan rekan kerjanya itu. Sayangnya bukti yang dimilikinya belum cukup kuat. Oleh karenanya, Ia akan pelan-pelan mengungkap semuanya. Agar seluruh dunia tahu bahwa pemilik perusahaan besar yang diminati itu adalah seorang pembunuh.
"Ayah, aku izin gak ke kantor 3 hari kedepan" suara sang anak mengintrupsi
"Kemana lagi kamu?" Mario menegakkan duduknya, menyimpan foto itu dalam laci meja disampingnya.
"Ayah gak perlu tau, urusan anak muda" ujar sang anak
"Pacarmu lagi? Ayah sudah bilang ayah gak suka kamu sama dia, bunda mu juga bilang begitu, kan?" Mario menatap sang anak
"Ayah, aku udah besar, aku bisa nentuin jalan hidupku sendiri, gak selamanya aku harus ngikutin kemauan ayah sama bunda. Aku udah dewasa" Off menjawab sedikit frustasi
Setelahnya Ia keluar dari ruangan itu. Tebakan ayahnya benar. Mild yang mengajaknya berjalan-jalan, dengan dalih bahwa mereka sudah jarang menghabiskan waktu bersama karena kesibukan Off.
-------
Chimon duduk di depan meja belajarnya. Wajahnya terlihat serius mengerjakan sesuatu.
"Chii, sedang apa sayang?" Suara Godji terdengar dari belakang
Chimon menoleh, "Nena, besok hari apa?"
Godji terlihat berpikir sejenak, "hari kamis?"
"Bukan itu maksud Chii, besok ada perayaan apa?" Tanya yang lebih muda lagi
Godji kembali mengingat ingat, "ulang tahun Puu? Bukannya kita udah ngerayain bulan lalu? Ulang tahun Papa? Bukannya masih lama?"
"Isshh bukan itu Nenaa"
"Lalu apa ganteng?" Godji mengusap pelan rambut cucu kesayangannya
"Besok hari Ayah" Jawab Chimon, dan berhasil membuat Godji membeku sesaat
"Bu Guru minta Chii dan teman-teman untuk bikin surat buat Ayah" lanjut si kecil manis itu lagi
"Tapi Nena, Chii gak punya Ayah, jadinya Chii bingung mau nulis apa" suara itu berubah sendu
Godji dengan segera mendapatkan kesadarannya, berlutut menyamakan tingginya dengan sang cucu, mengusap kening itu lembut.
"Chii kan punya Papa? Tulis aja surat untuk Papa, Chii sayang Papa kan?" Pertanyaannya langsung dijawab anggukan oleh Chimon.
"Naah tulis buat Papa aja ya, nanti kita kasih ke Papa bareng-bareng, ya?" Godji tersenyum menatap manusia kecil di depannya
Chimon mengangguk, "tapi Nena..."
"hum?"
".... gimana rasanya punya Ayah?" Dan Godji tidak bisa menjawabnya.
-------
KAMU SEDANG MEMBACA
zničeno
Fanfiction[OFFGUN] Tentang kebencian di masa lalu yang membawanya pada penyesalan. Tantang air mata, keringat, dan kerja keras yang membuatnya kuat. Tentang hati yang dihancurkan tak berbentuk, membawa sang empu pada kepasrahan. Akankah kisah ini berakhir bah...