Pagi ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya, Gun sudah siap berangkat ke sekolah dengan seragamnya yang cukup rapi. Tak lupa Ia membawa apron pinggang miliknya untuk dipakai bekerja siang nanti.
Kakeknya sudah berangkat sejak pagi. Gun melangkahkan kakinya ke halte bus, menunggu bus gratis milik pemerintah itu melewati tempatnya sekarang bediri.
Sesampainya di sekolah Ia hanya duduk di tempatnya dan membuka kembali buku pelajaran miliknya, mempelajari beberapa hal yang belum terlalu dimengerti olehnya.
Ia tak punya teman, orang-orang kaya itu tak pernah sekalipun mengajaknya bicara. Kecuali tugas kelompok.
"Gun" sesorang menyapanya, duduk di depan tempat duduk miliknya.
New, namanya New Thitipoom, anak pemilik rumah sakit terbesar di negara ini.
Gun mendongak, mengalihkan atensinya kepada orang di hadapannya.
"Iya?"
"Gak bosen belajar terus? Gua liat-liat keliatannya lo belajaaar terus, dari kelas sepuluh gua sekelas sama lo, pasti tiap pagi udah baca buku aja, kalo ngga ya nyatet, emang apa sih asiknya buku ini?" New membolak balik lembar buku pelajaran itu.
Gun tersenyum, New satu-satunya orang yang mau mengajaknya bicara lebih dulu di kelas ini.
"Kalo aku gak belajar, nanti beasiswa ku dicabut, aku gak bisa sekolah lagi" Jawabnya lembut.
New hanya mengangguk.
"Off masih ganggu lo?" Tanya New tiba-tiba. Gun tentu saja terkejut mendengar pertanyaan New itu.
"m - masih" Gun menjawab pelan
"Ck dasar tikus got, ga pernah berhenti bully orang" New mengomel sendiri. Bahkan menyebut Off sang penguasa sekolah seekor tikus got.
"Lo kalo ada dia lawan aja, tonjok pipinya" lanjut New lagi
Gun hanya menatap New bingung, merasa aneh kenapa New bisa dengan beraninya menjelek-jelek kan Off.
"Lo bingung kenapa gua bilang gitu? Dia sepupu gua, Gun. Ayahnya itu saudara Daddy gua" Jelas New, dan akhirnya Gun mengangguk. Sedikit tak menyangka mengenai fakta yang baru didengarnya.
"Dulu dia gak pernah kasar gitu sama orang, bundanya pasti marah setiap dia kasar" New memainkan pensil Gun yang ada di atas meja.
"Tapi setelah kecelakaan yang dialaminya waktu kecil, dia jadi kaya gitu, tempramen" Lanjut New, Gun hanya diam mendengarkan dan sesekali mengangguk.
"Gun, lo jangan takut ya ngomong sama gua, tenang aja gua ga bakal gigit lo, gua bukan singa liar" New terkekeh di akhir ucapannya
Gun tersenyum, "iya, New"
"btw bentar lagi ujian, gua takut jujur, kalo lo mah enak, udah pinter"
"Gak juga, New. Ini aja aku masih ada beberapa materi yang belum ngerti" Jawab Gun, Ia memberanikan diri membalas percakapan yang dimulai anak orang kaya di hadapannya.
"Tapi lo udah pinter, Gun. Paling juga sebentar udah paham" balas New.
"Gua pengen deh diajarin sama lo, lo mau ga ngajarin gua, Gun? Les private gitu ceritanya, tapi lo yang jadi guru gua" ujar New menatap penuh harap kepada orang di depannya.
"Aku mau, tapi aku takut gak ada waktu nya, New" Jawab Gun pelan
"Loh emangnya pulang sekolah lo ngapain?" Tanya New yang kini penasaran
"Aku kerja di restoran, New" New terkejut mendengar jawaban Gun.
"Jadi lo kerja part time gitu?" Tanya New lagi.
Gun mengangguk, "bantu-bantu kakek, soalnya kakek udah tua"
Hati New mencelos mendengar ucapan Gun. Ia memantapkan niatnya untuk membantu Gun.
"Yaudah nanti gua datengin ke restoran lo aja, kita belajar disana, Gua yang ngomong sama atasan lo deh, gimana?" tawar New lagi.
"Gak ngerepotin kamu?" Gun balas bertanya
New menggeleng, "gak sama sekali, nanti lo gua bayar juga, ya"
"eh gak usah New, kan aku niatnya bantu" Gun merasa tak enak
"Gapapa, kan hitung-hitung buat bantu kakek lo, ya. Gak ada penolakan. Titik." New memaksa pada akhirnya.
Gun hanya bisa diam dan mengangguk.
"Makasih ya, New" ucapnya tiba-tiba
"Eh lo yang malah bantu gua Gun. Gua juga belum bayar lo jadi gausah bilang makasiihh" balas New yang dibuat bingung oleh Gun.
"Makasihnya nanti aja, sekarang gua minta Id line lo dulu, biar nanti gampang ngehubungin nya" New mengeluarkan handphone canggih miliknya.
Gun memberikan Id line miliknya. Ia juga memiliki handphone, walau tak secanggih milik teman-temannya tapu cukup untuk membantunya belajar dan berkomunikasi.
"Makasih ya Gun sayang" Ucap New dan kembali mengantongi handphone mahal miliknya.
"Iya, aku yang harusnya berterima kasih, New" Gun tersenyum lembut
"Gak gak, gua yang harusnya makasih sama lo. btw gua balik ke meja gua ya Gun, bentar lagi bel masuk" New berdiri dari duduknya.
"Iya, New"
New, orang pertama yang mengajaknya berbicara setelah hampir 3 tahun bersekolah di sekolah elit ini.
Tbc.
-yuppie.
KAMU SEDANG MEMBACA
zničeno
Fanfiction[OFFGUN] Tentang kebencian di masa lalu yang membawanya pada penyesalan. Tantang air mata, keringat, dan kerja keras yang membuatnya kuat. Tentang hati yang dihancurkan tak berbentuk, membawa sang empu pada kepasrahan. Akankah kisah ini berakhir bah...