02. Teman Si Kembar

4K 266 16
                                    

Suara adzan berkumandang membangunkan satu dari dua orang yang terlelap dengan saling memeluk satu sama lain. Melenguh pelan lalu mengucek matanya yang masih tertutup, Zayn menatap seseorang yang berada dalam dekapannya-- Zyan, lalu mengecek suhu badan Zyan.

"Udah nggak panas," gumam Zayn lalu mengelus kelopak mata Zyan yang masih tertutup dengan ibu jarinya dan merambat ke pipi dan menyubit kecil pipi gembul Zyan "Dek, bangun! Udah subuh itu ....

Dek ...

Dek ...

Adeeeeeekkk!" teriak tertahan Zayn.

"Hmm mmm mmmm," gumaman Zyan yang membuat Zayn terkekeh geli, kayak bayi hihi.

Zayn mencubit hidung mungil Zyan "Adek, bangun!" Dan taraaa! Zyan pun terbangun dengan muka bantalnya.

Mereka yang semula masih terbaring kini telah duduk sempurna, mengumpulkan sisa-sisa nyawa yang tertinggal di alam mimpi. Zayn pergi ke kamar mandi lebih dahulu dan bergantian dengan Zyan, lalu mereka berjama'ah bersama Gisya dan Algar, tak lupa juga dengan Ghaisan tentunya.

.
.

"Abang! Buku Matematika adek mana? Kok yang ada cuma buku IPS?!"

"Abang! Kaos kaki adek mana? Kok tinggal satu?!"

"Abang! Dasinya mana?"

"Abang!"

Teriakan Zyan dari dalam kamar membuat Zayn berdecih, itukan barang dia! kenapa tanya gue?! Pikir Zayn. Dengan malas Zayn menunjukkan lemari Zyan yang di mana semua kepunyaan Zyan ada di dalamnya, siapa yang menata? Tentu Sang ibu!

Kamar mereka dibagi menjadi dua sisi, dengan masing-masing berfasilitas lengkap seperti lemari pakaian, meja belajar, kursi dan sejenisnya. Agar barang-barang kedua bocah kembar itu tidak tertukar. Namun ini di rumah Ghaisan.

Betapa baiknya Ghaisan memberikan satu ruangan khusus untuk kedua keponakannya itu. Karena Si kembar yang sering menginap di rumah Ghaisan, mereka menganggap rumah Ghaisan seperti rumah sendiri, begitupun Gisya dan Algar.

"Ehehe makasih Abang." Zyan menyengir.

Dengan malas, Zayn keluar dari kamar terlebih dahulu menemui penghuni rumah yang lain di ruang makan.

"Pa-" ucapan Zayn terpotong oleh Zyan yang datang dengan wajah ceria.

"PAGI EPRIBADEH!" sapa Zyan.

"Pagi sayang," jawab Gisya. Lalu mereka sarapan bersama, diselingi candaan kecil antara Ghaisan dan Si kembar.

Setelah sarapan, mereka pergi untuk melakukan kegiatannya masing-masing. Seperti Algar dan Ghaisan yang pergi ke kantor, lalu Gisya pergi ke Rumah Sakit dan Si kembar yang akan berangkat sekolah.

Si kembar pergi ke sekolah dengan mengendarai sepeda, walaupun mereka termasuk keluarga berada. Mereka lebih nyaman seperti itu, tak jarang ada yang mengolok-olok mereka karena bagaimanapun mereka sekolah di sekolahan yang elite, di mana muridnya dari kalangan menengah ke atas, dengan kendaraan yang tak kalah elite tentunya.

Selagi tidak melukai fisik, Zayn dan Zyan tidak akan menanggapi ocehan mereka, berbeda ketika ...

DUGH!

Si Kembar Zayn-Zyan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang