"Angga! Main yuk!~"
Sebuah pintu rumah terbuka menampakkan seorang bocah laki-laki yang mengenakan kacamata minus, menenteng buku di tangan kirinya dan mengenakan tas yang tersampir di pundak sebelah kanan. Angga, bocah itu melihat dua teman sekelas, sebaya, sekompleknya dengan bingung lalu berkata, "Ha? Main? Sekarang?"
"Taun depan!" dengan malas Zyan menjawab, "Ya sekarang atuh mas Angga," dilanjut Zayn yang berada di samping Zyan.
"Duh gue nggak bisa. Gue mau Les Bimbel dulu," jawab Angga lalu menatap jam tangan yang berada di pergelangan tangan kirinya, "Sorry ya gue buru-buru udah telat. Coba lo berdua cari yang lain aja. Assalamualaikum!" lanjut Angga, mengendarai sepedanya keluar dari pekarangan rumah meninggalkan Si kembar yang menatap kepergiannya datar.
Menghembuskan napas, Si kembar beralih ke rumah temannya yang lain. Desta! Ya! Dia mungkin lagi malas-malasan di rumah.
"Desta! Main yuk!" Satu kali panggilan tidak terjawab.
"Desta!--"
"--Eh Assalamualaikum tante," ucap Zayn melihat ibu Desta datang dari arah gerbang dengan motor maticnya.
"Eh Waalaikumsalam! Anaknya Gisya 'kan? Yaampun udah gede yaa sekarang? Sini masuk-masuk!" ajak Ibu Desta. Memang dasarnya tante Vina a.k.a ibu Desta adalah orang yang ramah, sangat.
"Nggak usah Tante, Destanya ada?" tolak halus Zayn.
"Destanya lagi ikut papinya keluar, nggak tau kemana," kata Vina.
"Yah ... kalo gitu ... kita pamit dulu ya Tan."
"Kok cepet banget? Gak mampir dulu?"
"Anu, Tan, masih ada urusan negara," bukan Zayn yang menjawab, melainkan Zyan dengan senyum pepsode*t miliknya.
"Ah gitu, yaudah deh. Hati-hati ya! Kapan-kapan mampir ke sini, Desta juga kadang kesepian kalo sendiri di rumah," ujar Vina.
"Siap Tan! Kita pamit dulu," ucap Zyan dilanjut salam lalu bergi dengan sepeda masing-masing.
Hingga sampai di rumah minimalis. Namun elegan. Setelah ke rumah Angga dan Desta yang ternyata keduanya tidak bisa diajak bermain, sekarang Si kembar berharap teman mereka yang bertempat tinggal di rumah ini bisa diajak bermain.
Huh~ bismillah. *kayak mo ngapain aja :v
"Kaf--" panggil Zayn di depan pintu rumah Kafka. Namun terpotong oleh suara seorang remaja laki-laki dari arah samping rumah atau lebih tepatnya dari garasi rumah tersebut.
"Eh lo berdua! Mau cari Kafka?"
"Lho bang Dafi? Tumben nggak kelayapan?" tanya Zyan heran. Si kembar duo Z menghampiri remaja tersebut yang bernama Dafi.
"Yee dugong sa'ae lo." Dafi mendengus lalu mengalungkan lengannya pada kedua leher Si kembar.
"Ck! Adek lo mana bang?" decakan Zayn ketika dirinya juga Zyan diseret masuk ke dalam rumah itu dan ketiganya duduk di sofa panjang ruang tamu.
"Elah ... nyariin dia mulu. Nggak kangen ama gue, lo pada?" tanya Dafi.
"Engga. Lo juga kelayapan mulu, jadi pas kita ke sini nggak nemuin lo," jawaban Zayn santai membuat Dafi mendengus lalu mengangguk-angguk menopang dagunya dengan tangan kananya. "Hmm ... begitu. Kafka lagi kerumah kerabat sama mama-papa. Mungkin mereka pulang ntar malem sih,"
"Kenapa hari ini nggak ada yang bisa diajak main sih?!" tanya Zyan kesal, entah kepada siapa ia menanyakan hal itu.
"Emang lo pada mau main paan?" tanya Dafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kembar Zayn-Zyan [Tamat]
Random(LENGKAP) Menceritakan tentang kisah Si kembar Zayn dan Zyan selamat membaca~ Start: Senin, 17 Mei 2021 Finish: Minggu, 29 Agustus 2021 *** ⚠Cerita ini murni dari otak aku ya gengs, jadi nggak ada yang namanya jiplak-jiplak Club! Aku mending nggak p...