08. Firasat Zayn

1.2K 117 8
                                    

"YUHUUU ADEKNYA ABANG!"
teriak Zavier menggema di rumah Si kembar.

Menenteng dua plastik berukuran besar bertuliskan logo sebuah toko di kedua tangannya. Jangan lupakan senyum lebarnya. Semua orang menatap kedatangan Zavier sebentar lalu kembali ke kegiatan masing-masing. Seperti Gisya dan Maya yang memasak, Algar dan Gerry yang bermain catur, lalu Si kembar yang menonton televisi dengan hikmat.

Zavier menaruh bawaannya ke meja dan mengambil duduk di tengah-tengah Si kembar, merangkul kedua adiknya dan memeluknya erat, sangat erat.

"Lepasin, Bang! Oe gak bisa na-pas." ucap Zayn dan Zyan meronta.

Dengan cepat Zavier melepas pelukannya gelagapan, menatap Si kembar bersalah. "Duh, duh, maapin abang. Mana yang sakit? Hm? Mau air? Iya air!" Repot Zavier lalu pergi mengambilkan air ke dapur.

Zayn dan Zyan saling tatap kemudian tertawa dengan kencang. "Bwahahahaha ... Abang lo tuh!" Ucap Zyan yang masih setia tertawa sembari menepuk punggung Zayn.

"Abang lo juga tuh pffft"

"Bagus! Bagus lo berdua ngerjain gue hm?" Zavier datang dengan muka datar dan tatapan tajamnya membuat Si kembar menghentikan aksi tertawa mereka.

Menatap Zavier takut-takut. Zyan menyenggol Zayn. "Lo tuh!"

"Kok gue?! Lo lah masa gue"

"Lo!"

"Lo!"

Zavier menatap adik kembarnya yang tengah menyalahkan satu sama lain. Menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak tertawa. "Stop! Kalian harus dihukum."

Zavier menyeringai menatap Si kembar, membuat bulu kuduk di kembar meremang melihat seringaian Zavier. Zavier berjalan pelan sembari meregangkan otot-otot jari tangan juga lehernya. Lalu dengan cepat menubruk Si kembar dan menggelitik mereka.

"Bwahahaaa, Abang, geli hahaaa" rancau Zayn.

"Ahahaaa geli, Bang! Udah." Zyan mengusap air matanya karna tertawa.

Sekarang mereka bertiga tengah tepar di atas karpet dengan napas yang ngos-ngosan. "Huh~ capek juga. Oiya! Tadi abang beli banyak jajan buat kalian."

"Makasih, Abang! Baik deh." Si kembar pun pergi menuju plastik dari Zavier tadi.

"Ini buat kita semua, Bang?"

"Iya buat kalian. Kurang ya? Nanti abang beliin lagi kalo kurang."

"Eh enggak kok! Ini aja udah banyak banget."

Mata Si kembar berbinar membuat Zavier tidak bisa menahan tangannya untuk mencubit gemas kedua pipi adiknya itu.

"Wiihh ... banyak jajan nih!" Algar dan Gerry datang setelah menyelesaikan permainan catur mereka.

Mereka pun berkumpul memakan jajan-jajan itu sembari menonton televisi dan sesekali tertawa ketika melihat sesuatu yang lucu.

"Ckckck ... nggak bapak nggak anak sama aja! Liat? Ini rumah apa tempat pembuangan sampah?! Kemasan jajan di mana-mana, kulit kuaci sama kacang di mana-mana! Beresin nggak?!" Gisya mengomel dengan berkacak pinggang, Maya di sebelahnya terkekeh. Namun setuju dengan Gisya.

Sedangkan ke-lima tersangka menatap polos tak berdosa kepada Gisya, membuat Gisya gemas ingin menabok mereka satu per satu. Ke-lima laki-laki tersebut kembali mengalihkan pandangannya tak menggubris perkataan Gisya yang hanya dianggap angin lalu.

Dengan geram Gisya berkata. "BERESIN KEKACAUAN YANG KALIAN BUAT ATAU TIDUR DILUAR?!"

"Dad gimana?" cemas Zayn.

Si Kembar Zayn-Zyan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang