07. Bang Vier

1.3K 114 2
                                    

Mengerjapkan matanya pelan. Zyan merasa tidurnya sangat nyenyak dan nyaman di kasur empuk seperti miliknya--

Tunggu

Miliknya?!

Dengan cepat Zyan bangun dan melihat sekitar. Ini ... benar-benar kamarnya! Seingat Zyan, dirinya tertidur di sofa ruang rawat Zayn. Lalu siapa yang membawanya pulang? Apakah orangtua dan kembarannya? Untuk memastikan, Zyan akan keluar dari kamar ini.

Berjalan ke arah pintu dan membukanya. Terlihat seorang remaja dengan tangan yang menggantung di udara, mungkin dia akan mengetok pintu. Zyan sedikit mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah remaja itu yang lebih tinggi darinya.

"Eh ... lo udah bangun? Dipanggil mama ke bawah buat makan malam." Beberapa detik berlalu dengan canggung. Akhirnya Zavier --remaja itu-- Membuka suaranya dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hmm? Mama--" -Zyan.

"Jangan lupa mandi dulu! Dah!" Setelah memotong perkataan Zyan, Zavier pun segera pergi dengan langkah yang terkesan tergesa-gesa.

Zyan yang melihat itu bingung. Dirinya sedikit linglung akibat tidur terlalu lama. "Ck aneh. Tadi siapa dah? Ntahlah~ akupun~ taktau~"

Zyan berjalan melewati lemari yang terdapat cermin besar disana. Melihat pantulan dirinya yang masih mengenakan seragam, terlihat kumal. Mengambil handuk dan pakaiannya, Zyan segera masuk ke kamar mandi untuk mandi.

Keluar dari kamar mandi, wajah Zyan terlihat lebih segar. Bercermin lalu mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. "Emak lo ngidam apa sih Zy? Sampe muka lo ganteng banget kayak gini," ucap Zyan lalu terkikik geli.

Berjalan santai menuruni beberapa anak tangga menuju dapur. Melihat seorang wanita yang seperti ibunya namun dengan ragu Zyan memanggilnya. "Mommy?"

"Kamu udah bangun?" Wanita itu berbalik dan benar saja, itu bukan mommy Zyan.

Tengah me-loading apa yang tengah terjadi. Zayn dikejutkan oleh suara di belakangnya.

"Eh? Putra tidur udah bangun?" Suara yang amat dikenali Zyan terdengar dari belakang tubuhnya.

Memutar tubuhnya 180°, dan betapa terkejutnya melihat jarak kepalanya dan wajah Ghaisan amatlah dekat, untung nggak nabrak. Zyan melotot dan mendorong wajah Ghaisan dengan telapak tangan kanannya. "Sat- ngagetin aja!" Dengan wajah cemberut.

Ghaisan yang mendengar Zyan mengumpat segera menepuk mulut ponakannya itu pelan. "Heh mulutnya," tegur Ghaisan.

Setelah mereka duduk bersama di satu meja. Zyan terus menatap mereka satu per satu wajah asing itu. "Kalian ini siapa?" Suara Zyan membuat empat orang lainnya menatap ke arahnya.

"Oh, iya, lupa kenalan hehe. Nama Gue Gerry. Om lo," ucap Gerry menunjuk dirinya sendiri. Beralih menunjuk Maya. "Ini istri gue, Tante lo, mamanya Zavier. Namanya Tante Maya." Beralih kembali menunjuk putra satu-satunya, Gerry berucap. "Dan ini anak gue. Namanya Zavier--"

"Panggil aja, Bang Vier, oke?" potong Zavier.

"Paham? Om Gerry itu Abang kembarannya bapak lo. Yang dulu tinggal di luar negri. Sekarang dah tobat jadi balik ke negara asalnya, disini." tambah Ghaisan.

"Oh," respon Zyan lalu memakan makanan yang sudah disiapkan Maya untuknya.

Ujung bibir Ghaisan berkedut mendengar respon Zyan. Anak ini bener-bener. Like father like son.

Masakannya enak, tapi entah kenapa masakan mommy tetap nomor satu, pikir Zyan. Itu membuat Zyan teringat oleh orang tua dan kembarannya, di mana mereka?

Si Kembar Zayn-Zyan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang