10. Selamat?

1.1K 120 3
                                    

Zayn yang tengah lari tanpa menoleh kepada Joko yang berteriak. Dengan gugup ia berlari untuk menemukan pintu keluar. Setelah keluar dari gerbang tersebut Zayn sedikit merasa lega namun tak lama. Saat Zayn akan kembali berlari--

"Eitss mau kemana anak manis? Mau kabur? Yah ... sayang banget gagal." Beni menatap Zayn berpura-pura sedih.

"Lepasin saya!! Lepasin saya!!" Zayn berontak.

"Lepasin kamu? dan biarin kamu kabur? Terus ngadu ke polisi buat nangkap kami? Cih! nggak mungkin. JOKO!! LO DIMANA?!"

Joko berlari tertatih keluar dari rumah. "Maap bos!"

"Lo tuh gimana sih?! Jagain dua bocah aja nggak becus!! Kalo dia kabur, gagal rencana kita. Bukannya foya-foya malah mati sama bos besar." Beni berdecih.

"Ikut saya!!" Dengan geram Beni menyeret Zayn untuk kembali ke ruangan kotak tadi.

"Oh ... jadi kalian udah punya rencana mateng buat kabur? Kemana yang satunya lagi?!"

"Nggak tau," cicit Joko.

Beni mencengkeram dagu Zayn agar mengatakan kemana perginya Zyan. "Kemana perginya yang satu lagi?!"

Zayn hanya menggeleng, ia benar-benar tidak tahu kemana perginya Zyan setelah keluar dari rumah ini. Semoga Zyan selamat dan bisa menghubungi keluarganya, paling tidak menghubungi polisi agar memenjarakan orang-orang ini dan menyelamatkannya.

Zayn segera dilempar ke dalam ruangan tersebut dan dikunci dengan rapat.

.
.

"Hosh hosh hosh... udah jauh belum ya??" Kini Zyan sepertinya sudah sangat jauh dari rumah itu.

Zayn berada di pinggir jalan yang sepi karena sudah malam, sangat gelap membuat bulu kuduk Zyan meremang. Dilihatnya di ujung jalan terdapat sorot lampu yang lama-kelamaan mendekat, itu truk! Zyan merentangkan tangannya dan melambai, tapi sepertinya sopir truk itu tidak menyadari.

BRAAKKK

"Aaaaakkkh!!" Teriakan Zyan.

Hingga dengan cepat truk itu menyerempet Zyan hingga bocah itu sedikit terhempas membentur pohon dan langsung pingsan dipinggir jalan. Sementara sopir membelalakkan matanya, ia tidak sengaja menabrak bocah itu! menghampiri Zyan dan mengiranya sudah tiada, sopir itu segera kabur pergi menjauh.

Beberapa saat kemudian, sebuah mobil melintas dan menemukan tubuh Zyan yang bersimbah darah dipinggir jalan. Sangat malang kamu nak hiks T_T

"Innalillahi ... Yah! Liat itu ada anak kecil, kayaknya korban tabrak lari. Coba liat dulu masih hidup atau nggak ...."

"Bentar bun." Sang suami menge-cek nadi Zyan dan masih berdenyut. "Masih hidup, Bun! Kita bawa ke rumah sakit!"

Sang suami mengangkat tubuh Zyan dan meletakkanya di jok belakang, lalu mobil melaju menuju rumah sakit terdekat. Sang istri sangat khawatir dengan keadaan Zyan yang bisa dikatakan parah. Semoga Zyan masih bisa diselamatkan.

"Bertahan ya nak ... Yah cepetan!"

Setelah beberapa saat berkendara akhir nya mereka sampai di rumah sakit. Zyan dengan cepat mendapat tanggapan. "Maaf Pak, Bu. Apa kalian orang tua pasien?"

Dua suami istri itupun saling berpandang. Sang suami memilih angkat suara, "Kami bukan orang tuanya, Suster. Anak itu sepertinya korban kecelakaan yang kebetulan kami temukan di pinggir jalan. Untuk identitasnya kami tidak tahu-menahu."

"Lalu bagaimana? Pasien harus segera dioperasi."

"Biarkan saya yang bertanggung jawab. Tolong usahakan yang terbaik agar anak itu selamat."

Si Kembar Zayn-Zyan [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang