Part 3 - Begging

706 65 3
                                    

Mereka bertiga berjalan menuju parkiran mobil rumah sakit itu. Sean berjalan terlebih dahhlu disusul ibu dan adik angkatnya yang berjalan beriringan. Ketiganya bergelut dalam pikiran mereka masing-masing. Sean bertanya-tanya dalam hati apakah Chloe masih mau memberikannya anak setelah penolakannya. Sari membatin apakah Sean akan meminta Chloe untuk menepati janjinya. Sementara itu Chloe memikirkan apakah Sean akan meminta pertolongannya atau tidak.

Sesampainya di depan mobil Sean yang terparkir rapi, Sari berjalan menuju ke pintu belakang mobil BMW berwarna hitam itu.

"Mama kok di belakang?" Tanya Chloe. Biasanya Sari akan duduk di sebelah kursi pengemudi, di sebelah Sean.

"Mama pengin di belakang nggak papa ya?"

Chloe menganggukkan kepalanya. Sepertinya wanita paruh baya itu terlalu lelah sehingga ingin beristirahat di kursi belakang.

Tak lama kemudian mobil yang dibawa Sean melaju menuju ke apartemen Chloe. Tadi sebelum mereka pulang Sari memaksa Chloe untuk pulang bersama. Awalnya Chloe sempat menolak karena arah ke rumah Sari dan arah ke apartemennya bertolak belakang namun karena Sari terus memaksa akhirnya Chloe menerima ajakan tersebut.

Kurang lebih empat puluh lima menit kemudian Sean mengantarkan Chloe dengan selamat sampai ke tujuannya. Chloe melambaikan tangannya sejenak sebelum berbalik menuju ke lobby apartemen.

"Kamu serius sama janjimu ke Opa?" Tanya Sari begitu ia sudah duduk di sebelah Sean. Karena ia duduk di belakang dan Chloe sudah pulang ke apartemennya jadilah ia harus berpindah ke kursi depan.

"Ya serius lah Ma, masa bercanda." Kata Sean tak percaya. "Mama senang, kan?" Tembak Sean to the point. Hati ibunya itu sudah pasti berbunga-bunga saat ini mengetahui dirinya yang akhirnya menyetujui ide gilanya.

"Terus siapa perempuan itu? Chloe?"

Mengabaikan pertanyaan Sean barusan, Sari kembali melemparkan pertanyaan. Ia harus memastikan siapa calon ibu dari cucunya takut-takut jika bukan Chloe yang akan menjadi ibunya.

"Siapa lagi kalau bukan Chloe." Jawab Sean cepat. Selain perempuan itu tidak ada lagi gadis yang terlintas di otaknya saat ini. Lagipula gadis itu sempat setuju untuk membantunya.

"Tapi sekarang pertanyaannya apa dia masih mau menolongku setelah kutolak mentah-mentah bantuannya?"

Sari terdiam sedangkan Sean menghela napasnya panjang. Keduanya sama-sama tidak memiliki jawaban yang pasti. Tidak ada yang tahu Chloe akan menerima atau justru menolak mentah-mentah permintaan Sean.

"Kamu jangan khawatir. Mama akan coba bujuk dia supaya mau." Demi kelangsungan keturunannya Sari akan memasang badan untuk menghadapi Chloe.

"Nggak usah, Ma. Kali ini biar aku saja yang meminta bantuan Chloe."

***

Sebuah ponsel diatas nakas samping tempat tidur Chloe berbunyi saat gadis itu baru saja memejamkan matanya. Sebuah pesan yang ternyata dari Sean segera membuatnya bangkit duduk.

Sean: Besok kakak jemput kamu di kantor sehabis kerja. Kamu nggak ada janji kan besok?

Chloe: Oke. Aku nggak ada janji besok.

Segera Chloe mengirimkan beberapa kata balasan untuk Sean. Jika ia mengingat kembali kenangan lamanya sudah lama sekali sejak terakhir kali ia dijemput oleh Sean. Sejak Sean bekerja di perusahaannya, pria itu sudah tidak pernah menjemputnya apalagi mengajaknya pergi berdua seperti yang biasanya mereka lakukan dulu. Hampir setiap weekend mereka akan menonton film, bermain di Timezone, atau mencoba restoran dan cafe baru. Masa-masa itu adalah waktu paling membahagiakan karena ia bersama dengan orang yang dicintainya.

More Than FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang