Sinar matahari yang menyilaukan menembus jendela kamar Chloe tanpa permisi membuat wanita itu terbangun dari tidurnya. Begitu membuka matanya ia melihat dada bidang Sean di hadapannya. Sontak Chloe memundurkan sedikit badannya. Sejak kapan mereka berpelukan?
Meskipun sedikit kaget namun Chloe merasa senang mereka bisa seintim itu. Tangan kekar Sean yang merangkulnya terasa begitu hangat memeluk dirinya. Untuk sejenak Chloe memandang keindahan ciptaan Tuhan di hadapannya. Jari-jarinya perlahan menyentuh pelan dahi Sean lalu turun ke mata, hidung dan berhenti di bibir tebal lelaki itu.
Chloe mengusap pelan bibir yang semalam membuatnya mabuk kepayang. Ingin rasanya ia mengecup bibir itu namun beruntung akal sehatnya masih mengendalikan dirinya. Jika tidak bisa-bisa ia mengecup bibir itu tanpa izin layaknya wanita mesum!
Chloe menggelengkan kepalanya keras-keras. Ia harus membersihkan tubuhnya yang terasa lengket sebelum Sean bangun dan membuat suasana menjadi canggung.
Pelan-pelan Chloe melepaskan dirinya dari pelukan Sean, berusaha sebisa mungkin tidak membangunkan pria itu.
Setelah tubuhnya terbebas dari kurungan Sean, Chloe membalikkan badannya ke posisi berbaring sebelum bangkit duduk sambil tetap memegangi selimut di depan dadanya. Entah mengapa ia merasa takut jika Sean tiba-tiba membuka matanya lalu melihat tubuh setengah telanjangnya.
Baru saja Chloe berhasil duduk, tiba-tiba saja ia beteriak. "Aahh!" Pekik Chloe saat merasakan nyeri pada kemaluannya.
Tanpa sadar Chloe membangunkan Sean dari tidur lelapnya. Damn, batin Chloe. Teriakannya pasti cukup keras untuk membuat Sean terbangun lalu duduk. Seketika itu juga Chloe melihat wajah panik Sean yang tampak mengkhawatirkannya dengan tulus.
"Kenapa? Sakit ya?" Tanya Sean setelah memegang kedua lengan Chloe, mengingkatkannya saat mereka masih kecil dulu. Saat dirinya jatuh dan terluka Sean pasti selalu disampingnya. Pandangan lembut Sean padanya juga tidak berubah. Pandangan mata yang Chloe rindukan setelah sekian lamanya.
Kelembutan yang diberikan Sean seketika itu juga membuat Chloe merasa melayang di udara. Seandainya saat ini adalah honeymoon mereka, Chloe tidak bisa membayangkan betapa bahagianya dirinya sekarang.
Dengan pelan Chloe menganggukkan kepalanya sambil menahan rintihannya. Melihat kesakitan yang ditunjukkan Chloe dari wajah mungilnya, dengan sigap Sean menggendong Chloe menuju ke dalam kamar mandi tanpa bersuara seolah-olah Chloe seringan bulu.
Chloe kaget setengah mati mendapat perlakuan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Namun ia tidak memprotesnya. Dalam diam ia menikmati saat-saat yang tak akan pernah ia lupakan selama sisa hidupnya itu.
Tak butuh waktu lama bagi Sean untuk sampai di dalam kamar mandi yang memang berada di dalam kamar Chloe. Perlahan dan dengan penuh hati-hati Sean membaringkan Chloe di dalam bathtub, lalu memutar keran untuk mengisi bathtub itu.
Chloe yang memperhatikan setiap gerak-gerik Sean tiba-tiba memalingkan wajahnya begitu melihat sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilihatnya. Sontak kedua pipinya tiba-tiba terasa hangat karenanya. Dalam hati Chloe mengutuki pikirannya yang mengingat kejadian semalam.
"Tunggu sebentar. Aku ambil kursi dulu diluar." Sambil menunggu air mengisi penuh bathtub di kamar mandi itu, Sean memutuskan untuk mengambil kursi untuknya.
Chloe menganggukkan kepalanya tanpa memandang bola mata lawan bicaranya. Tanpa bertanya pun Sean tahu alasan adiknya bersikap seperti itu karena dirinya juga sebisa mungkin tidak memanfaatkan situasi itu untuk melihat tubuh polos Chloe.
Tanpa busana Sean bergerak meninggalkan Chloe. Pria itu berniat akan merawat Chloe sampai esok hari. Kalau perlu ia akan tinggal disitu sampai wanita itu tidak kesakitan lagi. Sean benar-benar diliputi perasaan bersalah saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Family
Storie d'amoreChloe benar-benar tak menyangka pertemuannya dengan ibu angkatnya hari itu akan mengubah nasibnya 180 derajat. Kala itu Sari, ibu angkatnya, meminta sesuatu yang diluar nalar manusia pada umumnya. Namun siapa sangka Chloe justru menerima permintaan...