Jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan pagi namun tidak ada tanda-tanda salah satu dari antara mereka yang hendak membuka mata. Bahkan sinar matahari yang menembus jendela juga tidak dapat membangunkan dua anak manusia yang sedang berpelukan.
Sampai akhirnya salah sayu diantara mereka menggeram pelan saat merasa kebas pada tangannya. Perlahan mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya, pria yang tak lain adalah Sean tersenyum kecil mendapati pelaku yang membuat tangannya seperti itu.
Semaksimal mungkin ia tidak membangunkan Chloe dari tidurnya saat berusaha meloloskan tangan kanannya yang menjadi bantal perempuan itu. Namun naas Chloe terlanjur membuka kedua mata lebar-lebar. Sejak kecil wanita itu memang sensitif sekali dengan gerakan dan suara sekecil apapun ketika ia sedang tidur.
"Morning." Sapa Sean sembari menyunggingkan senyum lebar.
"Morning Kak." Balas Chloe sedikit kaku. Tak lupa juga membalas dengan senyuman. Ia merasa masih belum terbiasa kembali ke kebiasaan mereka sebelum dirinya mengandung.
"Emm Chloe... boleh Kakak minta sekali lagi?"
Belum sampai satu menit Chloe terbangun dari tidurnya, kini Sean tanpa basa-basi mengajaknya kembali mengulang kejadian semalam. Sontak Chloe memandang Sean penuh tanya. Nafsu kakak angkatnya sepertinya bertambah seiring berjalannya waktu, pikirnya.
Tidak kunjung mendapat jawaban, Sean akhirnya menyibakkan selimutnya. Sesuatu yang berdiri tegak langsung menjadi perhatian Chloe. Seketika itu juga Chloe membuang pandangannya ke arah lain dengan pipi yang merona. Rupanya bukan karena nafsu sang kakak. Dari yang pernah ia dengar pria memang suka 'seperti itu' setiap pagi.
"Please."
Tak kuasa melihat Sean tersiksa lebih lama lagi, perempuan berusia 25 tahun itu akhirnya menuruti kemauan kakak angkatnya sekali lagi. Apapun akan dilakukannya demi pria yang ia cintai hampir seumur hidupnya itu. Lagipula ia memang merindukan sentuhan Sean di setiap inci kulitnya.
Sekali lagi mereka mengulang kerjadian semalam layaknya sepasang anak muda pada umumnya. Penuh gairah dan hasrat. Kali ini Sean memposisikan diri di belakang pantat Chloe. Mereka mencoba gaya baru yang belum pernah mereka lakukan, yaitu doggy style.
Sean tak kuasa menahan godaan dalam dirinya untuk meremas pantat Chloe dari belakang. Sesekali ia juga menampar kecil disana hingga kulit putih adik angkatnya berubah menjadi merah. Dan setiap kali Sean melakukannya, sebuah desahan lolos dari bibir mungil Chloe tanpa bisa ia kendalikan.
"Sean, Chloe, bangun Nak."
Sari memutar kenop pintu kamar Sean sambil membangunkan anak-anaknya. Kebiasaan lama untuk mengetuk pintu kamar anaknya selalu saja ia lupakan saat mencapai pintu tersebut. Padahal ia sudah berkali-kali ditegur oleh Sean untuk tidak sembarangan masuk ke dalam kamarnya. Apalagi Sean suka kelewatan mengunci pintu kamarnya.
Alangkah terkejutnya wanita paruh baya itu ketika mendapati kedua anaknya sedang melakukan hal yang tidak seharusnya ia saksikan. Ia pun langsung menutup mulutnya dengan salah satu tangannya. Mereka pun sama terkejutnya. Tanpa ketukan tiba-tiba Sari membuka pintu kamar yang rupanya tidak kunci sejak semalam.
Refleks Sari menutup pintu itu rapat-rapat. Sementara itu Chloe dilanda kepanikan yang luar biasa. Rasanya ia baru saja kedapatan tengah mencuri barang milik orang lain.
"Mama Kak." Ujarnya mengingatkan Sean agar segera berlari menghampiri ibu kandung pria tersebut.
"Nanggung." Sahutnya cepat sebelum mempercepat tempo goyangannya seperti dikejar setan. Ia merasa belum tenang jika belum mencapai pelepasan. Masa bodoh dengan Sari. Perempuan itu dapat menunggu sebentar sampai ia selesai dengan urusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Family
RomanceChloe benar-benar tak menyangka pertemuannya dengan ibu angkatnya hari itu akan mengubah nasibnya 180 derajat. Kala itu Sari, ibu angkatnya, meminta sesuatu yang diluar nalar manusia pada umumnya. Namun siapa sangka Chloe justru menerima permintaan...