Chloe terbangun dengan kantung mata yang menghitam. Semalaman penuh ia tidak dapat memejamkan matanya karena memikirkan apa yang akan dilakukannya dengan Sean. Setelah mempersiapkan tubuhnya dengan baik, Chloe bergegas mengistirahatkan tubuhnya namun pikirannya tidak berhenti bekerja. Hal itulah yang menyebabkannya terjaga hampir semalaman. Mungkin ia hanya tertidur beberapa jam saja sebelum terbangun karena alarmnya.
Perempuan bernama Chloe itu membuang napasnya dengan kesal. Ia harus bergegas bersiap menuju ke kantor sebelum dirinya telat lalu gajinya dipotong karena kelalaiannya sendiri.
Sementara itu di tempat lain Sean merasakan hal yang sama seperti yang dialami Chloe. Hampir saja pria itu tidak tidur karena memikirkan apa yang akan dilakukannya bersama adik angkatnya.
Semalam Sean mempersiapkan tubuhnya, mulai dari membersihkan dirinya, berolahraga sejenak sampai akhirnya ia melihat film dewasa setelah beberapa tahun tidak melihatnya agar malam nanti semuanya berjalan tanpa kendala.
Sean menghela napasnya panjang. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Ia harus segera bersiap menuju ke kantornya. Jangan sampai ia memecahkan rekor karena terlanbat untuk pertama kalinya hanya karena memikirkan apa yang akan terjadi malam nanti.
***
Kira-kira pukul sembilan lebih lima menit Sari tiba di rumah sakit tempat mantan mertuanya dirawat. Wanita itu berjalan dengan semangat dari parkiran mobil menuju ke kamar yang beberapa hari belakangan selalu didatanginya.
Setelah mengetuk pelan pintu di depannya, Sari membuka pintu itu dengan hati-hati. Dilihatnya dua orang yang sudah dianggapnya sebagai orang tuanya sendiri di dalam ruangan itu.
"Pagi Ma, Pa."
Sari berjalan mendekat setelah memberikan salam. Mantan ibu mertuanya terlihat sedang menyuapi suaminya sementara ayah mertuanya makan dengan lahapnya seolah-olah makanan yang disuapkan padanya adalah makanan terlezat yang ada di muka bumi.
"Pagi Sar." Sahut pasangan itu hampir bersamaan sebelum melanjutkan kembali aktivitas mereka.
Sari menutup pintu dibelakangnya sebelum berjalan ke arah pasangan yang masih saja romantis di usia senja mereka. "Duduk, Sar." Ucap Ani saat Sari sudah hampir di dekatnya.
"Nanti saja, Ma." Sari lebih memilih berdiri di dekat ranjang Agus sambil menyaksikan kegiatan mereka dalam diam.
Tak lama kemudian satu suapan terakhir mengakhiri sarapan Agus pada pagi hari itu. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, Sari kemudian bertanya, "Papa sudah baikan?"
"Sudah. Kata dokter nanti Papa boleh pulang." Jawab Agus disertai senyuman lebarnya.
Sari tersenyum lebar mendengar hal itu. "Alhamdulilah Sari senang mendengarnya, Pa."
Selain menjenguk mantan ayah mertuanya yang terbaring sakit, sebenarnya Sari memiliki tujuan lain dengan kedatangannya. Sejenak ia dibuat ragu apakah ia harus mengucapkannya atau tidak. Tapi ia merasa membutuhkan bantuan dari kakek dan nenek kandung Sean itu.
Dengan keberanian yang tersisa Sari akhirnya memutuskan untuk membicarakannya. Jika tidak sekarang, kapan lagi?
"Ma, Pa, Sari minta doanya ya." Kata Sari mengawali pembicaraannya. Dua pasang mata yang ada disitu menatap Sari dengan pandangan penuh tanya yang tidak dapat disembunyikan. "Nanti malam Sean dan Chloe akan..." Sari tidak melanjutkan kalimatnya. Tanpa Sari menjelaskan lebih lanjut pun mertuanya pasti paham apa maksudnya.
Oma terpengarah tak percaya sampai melebarkan kedua matanya. "Nanti malam? Secepat itu?" Tanyanya tidak percaya. Wanita paruh baya itu tidak menyangka mereka akan melakukannya dalam waktu dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Family
RomanceChloe benar-benar tak menyangka pertemuannya dengan ibu angkatnya hari itu akan mengubah nasibnya 180 derajat. Kala itu Sari, ibu angkatnya, meminta sesuatu yang diluar nalar manusia pada umumnya. Namun siapa sangka Chloe justru menerima permintaan...