Part 6 - Try Again

906 71 7
                                    

Kira-kira pukul delapan malam Sean mengetuk pintu apartemen Chloe. Begitu pintu di depannya terbuka, Sean langsung mengutuk dirinya. Wanita dihadapannya terlihat begitu menggoda padahal Chloe hanya mengenakan setelan piyama bergambar Sailor Moon.

"Hai." Sapa Sean. Entah sejak kapan suaranya berubah menjadi serak. Mungkin sejak dirinya membayangkan Chloe tanpa piyamanya. Shit!

"Hai. Masuk Kak."

Chloe membuka lebar pintunya mempersilahkan Sean masuk ke dalam apartemennya dengan membawa satu koper berukuran sedang. Wanita itu lalu mengekori kakak angkatnya setelah menutup rapat pintu apartemennya.

Karena apartemen Chloe hanya memiliki satu kamar, mau tidak mau Sean akan tidur seranjang dengannya. Membayangkannya saja membuat pipi Chloe menghangat.

Sementara itu gairah yang membuncah di dada Sean sudah tidak dapat ditahan lagi. Sesampainya ia di dekat tempat tidur, dengan mata yang menggelap, pria itu membalikkan badannya menghadap Chloe yang sejak tadi membuntutinya.

"Bolehkah Kakak menyentuhmu malam ini?"

Deg. Jantung Chloe serasa berhenti berdetak detik itu juga mendengar pertanyaan yang ditujukan padanya. Apakah Sean sudah tidak sabar untuk segera membuatnya hamil?

Ya, bagaimanapun juga Sean sudah berjanji pada Opa dan janji itu harus ditepati. Penyakit Opa juga bisa kambuh kapan saja tanpa mengenal waktu. Mungkin itu sebabnya, batin Chloe.

Anggukan kepala Chloe memulai pergulatan panas mereka malam itu tanpa Chloe tahu maksud sebenarnya Sean meminta izin padanya. Senyum sumringah tercetak jelas di wajah Sean tanpa bisa ia cegah. Pria itu langsung melepaskan seluruh pakaiannya sebelum beralih melepaskan pakaian di tubuh Chloe.

Sean langsung menggendong dengan semangat tubuh Chloe. Ia membaringkan tubuh molek adiknya sesaat sebelum pria itu memposisikan dirinya diatas tubuh itu. Bibirnya tanpa permisi menyapu bibir Chloe, membuat wanita itu terkejut.

Chloe berusaha mengimbangi permainan bibir dan lidah Sean tapi ia merasa kewalahan. Malam ini Chloe merasa Sean lebih brutal daripada saat mereka pertama kali melakukannya. Sean bergerak lebih cepat dan lebih aktif, menguasai Chloe sepenuhnya, memegang kendali atas tubuh adik angkatnya.

"Aahhh..." Chloe terus meloloskan satu per satu desahannya. Sean begitu lihai memanjakan dirinya dengan sentuhan dan lidahnya yang aktif membelai payudaranya.

Sean tersenyum dalam hati mendengarnya. Ada suatu kepuasan dan kebanggaan sendiri mendengar Chloe terus mendesah kenikmatan. Sudah satu bulan lamanya ia tidak menyentuh tubuh molek Chloe dan selama itu ia merasa tersiksa lahir batin. Sean tak pernah menyangka ternyata Chloe dapat membawa pengaruh seburuk itu untuk tubuhnya. Jadi ketika Sean merindukan Chloe, pria itu hanya dapat melakukan onani untuk memuaskan dirinya sambil membayangkan tubuh polos Chloe selama satu bulan itu. Terdengar menjijikkan membayangkan adik angkat sendiri saat melakukannya namun itulah yang terjadi.

Cairan hangat terus menerus keluar dari salah satu lubang di tubuh Chloe. Wanita itu sampai merasa malu karena dirinya yang mudah sekali dirangsang oleh Sean. Tapi Chloe tak mau ambil pusing. Yang terpenting saat ini adalah ia harus mensukseskan pembuahan mereka malam ini.

Suara decitan kasur terus bergema memenuhi ruangan itu sementara orang-orang diatasnya tak memedulikannya. Mereka sedang sibuk mencari puncak kenikmatan yang mereka idam-idamkan.

Suara desahan juga memenuhi kamar itu dengan indahnya. Peluh-peluh yang berjatuhan membasahi tubuh mereka tak mereka hiraukan. Yang mereka pikirkan hanyalah satu, yaitu mewujudkan keinginan keluarga besar mereka.

"Ahhh... emhh..." Chloe menggeliat seperti cacing kepanasan saat Sean menyerangnya dengan permainan lidahnya di area intim wanita itu.

"Kakk...ahhh..." Chloe bahkan tak ragu untuk menjambak rambut Sean yang berada diantara kedua pahanya. Sean begitu memabukkan dirinya dengan gairah yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.

More Than FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang