Sesuai dengan apa yang pernah dibacanya dalam buku kehamilan, sudah saatnya bagi Chloe untuk menjalani tes darah guna mengecek kondisi kesehatan ibu serta kandungannya. Setelah menemani Chloe mengambil darah beberapa hari yang lalu, tiba saatnya mereka bertemu dengan seorang dokter yang akan membacakan hasil tes darah Chloe.
Berbeda dengan rumah sakit yang dulu didatanginya, Sean membawa Chloe ke sebuah rumah sakit ibu dan anak langganan para artis dan konglomerat yang sudah teruji kualitas tenaga medisnya. Beruntungnya rumah sakit itu tak jauh dari rumah kediaman Sean.
Dan disinilah mereka. Menanti panggilan dari seorang suster yang mempersilahkan mereka masuk ke dalam ruangan sang dokter kandungan.
Dalam diam Chloe mengamati satu persatu nama dokter yang tertera di ambang pintu dan berhenti pada satu nama yang tak asing baginya. Nama itu...
"Ibu Chloe Panjinoto."
"Ayo." Ajak Sean begitu nama Chloe disebut oleh seorang perawat. Perempuan itu mengangguk patuh sebelum berjalan mendahului Sean yang menyusul di belakangnya. Tidak seperti pasangan suami-istri pada umumnya.
"Selamat siang Bu Chloe."
Begitu pintu di hadapannya terbuka, seorang dokter di dalam ruangan pemeriksaan menyambut ramah pasien yang baru saja memasuki ruang kerjanya bersama seseorang yang diyakininya sebagai suami dari pasiennya.
"Loh—"
Bukannya menjawab, Chloe malah terkejut melihat teman SMA yang tidak pernah didengar kabarnya kini menjadi seorang dokter kandungan. Ternyata benar dugaannya tadi ketika ia membaca papan nama di luar.
Sementara si dokter masih setia menunjukkan senyum manisnya sampai ia melihat sosok yang menjulang di belakang Chloe. Raut wajahnya kini sama kagetnya dengan wanita itu. Namun sebisa mungkin dokter tersebut mengembalikan ekspresinya seperti sedia kala.
"Kalian kenal?" Di belakangnya Sean tidak berusaha menutupi rasa penasarannya. Chloe memutar kepalanya sesaat sebelum menganggukkan kepalanya antusias. Seutas senyum lebar menghiasi wajahnya sebelum ia kembali memfokuskan pada kawan lamanya.
"Silahkan duduk, Bapak, Ibu."
Perempuan itu bergegas menghampiri kursi pasien yang tersedia. Tidak sabar untuk bertanya lebih lanjut mengenai kabar pria itu selama mereka tidak bertukar kabar.
Dokter dengan nama panggilan Andrew itu masih bersikap profesional sebagaimana mestinya ia berperilaku kepada pasien yang datang berobat padanya walaupun ia mengenal pasiennya. Pria itu mengulurkan tangannya pada Chloe yang sudah berada di hadapannya terlebih dahulu.
"Halo Kak Sean. Oh ya boleh kan aku panggil Kakak aja?" Andrew menyuguhkan tawa kecilnya, meminta izin terlebih dahulu pada Sean. Sementara itu Sean mengernyitkan alisnya bingung. Seingatnya ia tidak pernah bertemu dengan pria di depannya.
"Apa kita pernah ketemu sebelumnya?" Tanya Sean karena tidak berhasil mengingat pria bernama Andrew tersebut.
"Oh ya Kak kenalkan ini Andrew teman SMA-ku yang dulu sering belajar kelompok di rumah."
Chloe akhirnya memperkenalkan dua pria dewasa itu karena Sean sepertinya tidak mengingat Andrew. Ia sendiri tidak bisa menyalahkan Sean sepenuhnya karena fitur wajah Andrew banyak berubah. Dulu pria itu sedikit chubby dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Sekarang rahangnya bahkan bisa digunakan untuk memotong saking tajamnya. Andrew juga tidak menggunakan kacamata lagi.
Penjelasan singkat Chloe memunculkan sedikit memori masa lampau di benak Sean. Kalau tidak salah ingat, Andrew adalah salah satu pria yang sempat menyatakan cinta pada adik angkatnya. Ya, ia tidak mungkin salah ingat!
![](https://img.wattpad.com/cover/270814911-288-k714295.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Family
RomanceChloe benar-benar tak menyangka pertemuannya dengan ibu angkatnya hari itu akan mengubah nasibnya 180 derajat. Kala itu Sari, ibu angkatnya, meminta sesuatu yang diluar nalar manusia pada umumnya. Namun siapa sangka Chloe justru menerima permintaan...