pintu rumah indah nan megah itu kembali terbuka lebar untuk rendi dan jeora
"bunda rendi pulang"
sebentar untuk apa dia mengatakan itu seharus nya tidak perlu sudah lupakan saja. rendi berlari menuju kamar sang bunda berharap ibunda nya menyambut dengan hangat
mengintip sedikit tumben pintu nya tidak tertutup rapat rasa penasaran menyelimuti nya, ia buka pintu itu perlahan
disana ada sebotol alcohol yang bisa saja melayang ke kepala renjun jika tidak cepat cepat pergi dari sini, ohh renjun bukan anak penakut lagi pula itu sudah sering terjadi
prangg. . .
terdengar suara pecahan gelas dari balik pintu pertanda bahaya sebaiknya lari, tapi rendi tetap memberanikan diri masuk ke kamar sang bunda
terlihat banyak sekali pecahan kaca yang berserakan di lantai
ada dua pilihan . .
stay or leave ?
"bunda ga papaa? bunda minum?" kata renjun sambil menatap tulus mata indah sang ibunda, seira hanya diam tanpa menatap putra nya sedikit pun
ia sentuh tangan lentik seira dengan rasa khawatir, berharap bunda nya merasa lebih tenang, namun itu tak berlangsung lama
"Semenjak kamu datang dikehidupan saya semua nya hancur dasar pembawa sial" maki sang bunda
Apapun yang terjadi tetap tersenyum, semua akan baik baik saja, itu yang renjun harapkan
"Kenapa kau tidak ikut ayah mu saja dasar anak sialan" teriak seira, tebak apa yang rendi lakukan? Hanya tersenyum manis
"Bunda . . " Ucap nya menahan tangis
"jangan panggil saya dengan sebutan itu kau bukan anak ku, hanya jeora yang pantas memanggil ku bunda" dengan enteng kata kata itu keluar dari mulut seira
Renjun terdiam kaku mendengar kata kata menyakitkan dari orang yang paling ia sayangi
Terdiam dengan hati yang hancur berkeping keping . .
"Terserah bunda mau anggap rendi anak atau bukan yang penting bunda adalah mama terbaik, rendi sayang bunda. ."
Tangis nya mulai pecah saat sang bunda menatap nya dengan rasa bersalah sambil berharap jiwa seorang ibu nya kembali
"Rendi sayang sama bunda" diulang lagi perkata yang sama oleh renjun
Seketika seira terdiam menatap wajah putra kecil yang selalu ia bilang "pangeran bunda"
Tapi . .
Rasa amarah nya mengalahkan rasa kasihan kepada sang anak, lagi lagi ia banting tubuh mungil itu
"Apakah kau berharap aku akan mengasihani mu? Bermimpi lah"
Ucap seira lalu meninggalkan renjun sendiri dikamar yang penuh kaca
Menuju gudang dan mengambil beberapa surat lalu kembali ke tempat renjun berada, lalu melempar semua berkas yang ada di tangan nya dengan kondisi mabuk
"KAU HANYA ANAK ADOPSI" teriak seira dengan air mata yang bercucuran di pacu denganamaarh yang tak tau apa sebabnya.
rendi sontak terdiam menatap kertas yang dilempar oleh seira, dengan mata yang berbinar ia rapikan berkas itu lalu menaruh nya di lemari dengan kaki yang penuh luka akibat terinjak serpihan kaca.
sebegitu nya kah dunia? anak ini hanya ingin baik baik saja, dia tidak mengharapkan sebuah hadiah di malam natal atau apapun.
. . . .
NEXT KAK <3
MASIH BERLANJUT
https://vt.tiktok.com/ZSJ9ko5Au/
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Luka (rest)
Fanfiction𓍼 🎀 𖥵 ‹ don't copy 𖥔 ׅ۬ sekarang aku paham betapa penting nya kehidupan. - rendi anendra askara "dikehidupan selanjutnya rendi mau jadi anak bunda lagi ya" genre angst status : on going