~What should I do~

157 24 4
                                    

hancur, sakit kata kata menyakitkan itu benar benar diucapkan oleh bunda

harus kah hidup seperti ini
____________________________

Pagi ini teriakan itu kembali terdengar, suara itu terus terdengar setiap hari renjun terbangun dari tidurnya karena mendengar keributan di ruang tamu.

Ayah dan ibu nya kembali bertengkar, mungkin hanya karena masalah sepele. Ayah yang tak bisa meredam emosi nya bunda yang terus mengungkit ngungkit kesalahan ayah.

Membuat pertengkaran itu semakin menjadi jadi...

Tiba tiba serina mengambil gelas dan melempar nya membuat gelas itu pecah, renjun membeku di depan pintu kamar nya

"B, bunda.. ayah.." kata renjun pelan sambil menutup telinga nya, panik bercampur ketakutan membuat nya gemetar

Mereka berdua tak menghiraukan panggilan kecil dari putra nya, mereka masih terus bertengkar

"CUKUP SEIRA, AKU MUAK" teriak daniel, lalu pergi meninggalkan serina yang masih terdiam di ruang tamu

Renjun berlari menghampiri sang ibunda "bunda jangan nangis" ucap renjun sambil memeluk serina

"PERGI!!" Serina berteriak sambil mendorong renjun, dia berlari mengejar daniel

"Abang, jeora lapar mau mamam" jeora menghampiri renjun yang sedang menatap kepergian sang ayah

"Ehh iya dek bentar ya." Renjun menggendong sang adik dan membawa nya ke ruang makan

"Abang masakin telur mau?" Tanya renjun, jeora mengangguk pelan sambil tersenyum, renjun menyiapkan sarapan untuk mereka berdua, jeora duduk manis di kursi bayi sambil memainkan boneka kelinci kesayangan nya

beberapa menit kemudian

"yeyy jadi dimakan yaa" kata renjun sambil menyuapi jeora dengan telaten "bunda kemana?" tanya jeora dengan mulut yang penuh, renjun terdiam menatap mata indah sang adik, tiba tiba renjun berdiri dan menyusul seira jeora terdiam melihat sang kaka beranjak pergi

________________________

renjun berlari menuju teras rumah "bundaa, ayah" teriak nya yang awalnya penuh dengan teriakan menjadi hening "r, renjun ngapain kamu?" ucap sang ayah dengan nada tegas mata renjun berkaca kaca menahan tangis

tak lama jeora berlari dan memeluk renjun dengan tatapan ketakutan "ngapain kalian?!" bentak serina yang belum bisa mengontrol amarah nya "bunda jangan marah, jeora takut" jeora memeluk renjun semakin erat

"dah aku capek, kita pisah mas" kata seira, mengucapkan kata itu didepan jeora yang tak mengerti apa apa

kata kata itu seolah olah seperti tamparan bagi renjun. "pisah?" kata renjun pelan

"bunda ga mikir? kenapa bunda ngomong kayak gitu di depan jeora, bunda mau pisah? ga mikir gimana nasib kami, hidup tanpa ayah?" teriak renjun sambil menangis

"dasar anak yang ga tau sopan santun" teriak seira

*plak

tamparan itu mendarat di pipi putih renjun, dia meringis kesakitan sedang kan seira hanya tersenyum puas "cerai? baiklah" kata Daniel lalu meninggal kan mereka bertiga

"ayah jangan pergi" teriak jeora, gadis kecil itu terus menatap kepergian sang ayah, sambil terus berteriak mencegah sang ayah untuk pergi

"maaf tapi ayah harus pergi" batin Daniel

keesokan hari nya kami diundang ke pengadilan

renjun dan jeora diantar oleh supir, dengan perasaan yang campur aduk takut, gelisah dan gugup, jeora yang terus menanyakan kemana mereka pergi, membuat perjalanan itu semakin membosankan

Setelah sampai di pengadilan mereka berdua masuk keruangan dimana renjun dan jeora memilih antara bunda atau ayah nya

renjun hanya diam sambil mendengarkan sang hakim berbicara sesekali ia meneteskan air mata di umur 11 tahun harus mengalami cobaan seberat ini

tiba tiba,,,,

"renjun.. kamu harus memilih antara ayah dan ibu mu" ucap sang hakim dengan tegas, renjun menangis, suara kecil itu tak terdengar hanya isakan kecil

"baiklah tenangkan diri dulu" kata hakim sambil tersenyum ke arah renjun yang masih menunduk

"saya ikut bunda" kata renjun, dengan senyuman yang pahit. Sambil memangku sang adik yang terus menangis

 Sambil memangku sang adik yang terus menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_______*_______

itulah awal dari semua ini, hidup ku mulai sengsara

rasa sakit itu muncul saat ayah meninggalkan kami, kadang hidup dijalan kadang bunda berbaik hati membolehkan kami masuk dan tidur di kamar

kadang kami tak makan.

pembullyan yang selalu kami rasakan hampir tiap hari sampai sampai dijadikan makanan sehari hari kami,

bisa tidur atau makan saja sdh membuat kami bahagia

bukan hanya rasa sakit tapi trauma yang membuat jeora takut dengan laki laki, pertengkaran keluarga memang sangat berpengaruh kepada mental anak bisa di sebut dengan anak broken home

selamat datang di kehidupan kami...

selamat kamu akan merasakan yang kami rasakan

ini baru permulaan..

ayo kita mulai

_________________

hayo penasaran yak?

kira kira lanjutan nya seperti apa, lebih suka di vote daripada di follow bund, maaf kalo ga jelas bund, kalo ada typo harap maklum

dukung terus yaa

____________

  Jeora Anastasya anindya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeora Anastasya anindya

  Jeora Anastasya anindya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun anendra askara

__________

Jeora nya gemoy banget heyy
Renjun cakep beuhh

Coretan Luka (rest)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang