"dancing in the rain and pain"
_______________________________________
Minggu ini sama seperti hari biasa nya, tak ada yang spesial hanya duduk dirumah dan bermain bersama jeora
Renjun yang sekarang berumur 15 tahun sedangkan jeora berumur 14 tahun, jarak mereka sangat dekat
"Abang, kenapa marga abang beda sama ayah?" Tanya jeora sambil membolak balik buku yang dibaca nya
"Abang ga tau dek" jawab renjun singkat, rasa penasaran jeora semakin bertambah.
Dia berlari ke arah seira sambil tersenyum "bunda bunda kenapa marga abang beda?" Tanya jeora dengan senyuman khas nya
"Saya sibuk, kamu ga liat?" Jawab seira tanpa menoleh sedikit pun ke arah jeora.
"Bunda.." panggil nya, raut wajah seira berubah "kamu ga punya telinga?" Kata nya lalu meninggalkan jeora
Wajah jeora tampak kecewa...
"Bunda ga suka sama jeora? Kenapa bunda menghindar?" Batin nya sambil berjalan ke arah renjun
"Dek ehh kenapa? Kok nangis" renjun panik melihat jeora yang menangis
"Bunda ga suka jeora" jawabnya sambil menangis tersedu sedu, renjun memeluk sang adik dan mengusap pelan kepala jeora
"Ayo kita telpon ayah" ajak renjun sambil tersenyum
___________________________*Kring kring
"Halo, ini siapa?" Kata seorang lelaki yang berada di telpon"Ayah.. ini jeora, kangenn" jawab nya, dengan hati yang berbunga bunga
"Haha, cie kangen sama ayah" jawab daniel
Suara yang selalu dirindukan oleh renjun dan jeora kembali terdengar
Suara seorang ayah yang seharusnya terdengar setiap hari, kadang iri melihat teman teman yang selalu diantar oleh orang tuanya di sekolah
Yang setiap hari mendapatkan kasih sayang dari orang tua, sedangkan kami berdua? Kebutuhan pokok saja tak tercukupi
Padahal bunda orang yang berada, kami seperti tak dianggap, bunda hanya sibuk dengan urusan nya
Sejak kecil kami terbiasa hidup dilingkungan yang keras, sejak kecil mental kami sdh hancur
Kekerasan yang selalu bunda lakukan kepada kami tak ada habis nya, bunda tidak jahat hanya hati yang di selimuti oleh amarah
Ayah tidak jahat hanya menghindar agar tidak terjadi perkelahian lagi,
Andai kan kamu mengerti perasaan kami
______________________________
'jeora.." panggil seira, dia membuka pintu kamar renjun "d, daniel" seira terkejut melihat jeora dan renjun yang tengah asik berbicara dengan sang ayah
Dengan cepat seira merampas handphone renjun dan mematikan telfon itu
"Kalian sdh saya bilangin berapa kali?!" Teriak seira, lalu membanting handphone yang ada di genggaman nya
Seira menarik tangan renjun dengan kasar
"Akhh.. bunda sakit" kata renjun
" Diam, salah kamu sendiri" jawab seira
Dengan rasa kasian seira melempar kasar tubuh renjun ke lantai
"S..sakit bunda hiks" benturan itu membuat kepala renjun pusing, seira tersenyum puas
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Luka (rest)
Fiksi Penggemar𓍼 🎀 𖥵 ‹ don't copy 𖥔 ׅ۬ sekarang aku paham betapa penting nya kehidupan. - rendi anendra askara "dikehidupan selanjutnya rendi mau jadi anak bunda lagi ya" genre angst status : on going