Mingyu telah siuman sedari pagi. Entah pukul berapa, yang jelas dia lebih dulu terbangun daripada ku. Sekarang sudah ada Bunda, Ayah Kim, dan Minseo di dalam ruang rawat inap VVIP Mingyu. Makanan penutup Mingyu pagi ini sudah pasti adalah omelan dari mereka bertiga.Dan disinilah aku, berdiri di tengah riuh keluarga Kim.
Aku hanya bisa mengembangkan senyum tatkala melihat keluarga mertuaku itu bergantian menghujani Mingyu dengan omelan. Sebuah pelukan aku dapatkan dari Bunda, saat wanita paruh baya itu menghujaniku dengan ucapan terima kasih karena telah menyelamatkan Mingyu.
"Sudah menjadi tugas Wonu bund", jawabku.
Bagaimana Minseo, adik semata wayang Mingyu menghujani nya dengan omelan yang menyalahkan tindakannya semalam, menciptakan secuil iri dalam benakku. Pertengkaran kecil antara kakak dan adik yang tidak pernah bisa aku rasakan sebagai anak tunggal.
Tangan Mingyu tiba tiba melingkar di pinggangku, menarik tubuhku mendekat saat Minseo bersiap ingin menjitak kepalanya. Mingyu bersembunyi di belakang tubuhku yang jelas terasa sia sia melihat postur tubuh Mingyu yang lebih besar dari tubuhku. Sejenak aku terkejut, bagaimana tangan Mingyu masih melingkar nyaman di bawah sana. Sebuah tawa kecil tanpa kusadari meluncur dari mulut ku.
Apa aku sudah boleh bahagia? apa ini bagian dari sandiwara kami di depan keluarganya. Aku harap bukan, aku harap ini bukan sandiwara, aku harap ini berlangsung selamanya.
Ayah Kim menginterupsi Brother-Sister thing yang sedang berlangsung.
Berlanjut pada interogasi Ayah Kim kepada Mingyu mengenai alasannya melakukan hal bodoh semalam
".....jenuh, capek juga kemarin abis tur, sama tekanan ngerampungin album baru"
Begitu jawaban Mingyu yang tentu saja sebuah dusta.
Mana mungkin Mingyu mengatakan alasan sesungguhnya, karena itu akan melanggar kontrak perjanjian kami.
Lagi-lagi Mingyu mendapat omelan dan nasihat dari Ayah Kim. Aku yakin kuping Mingyu sudah panas sedari tadi mendengar omelan yang tak kunjung henti.
"......kamu tuh sudah dewasa Kim Mingyu, sudah berumah tangga. Ada anak orang yang jadi tanggung jawab kamuu sekarang. Kalau ada masalah diselesaikan baik baik. Bukan asal lari ke benda haram itu. Sekarang kamu minta maaf ke Wonu. Kamu hampir bikin anak orang jadi janda semalam"
Tetap saja, aku akan menjadi janda dalam waktu dekat.
Di akhir nasihatnya, Ayah Kim meminta Mingyu tetap menjalani rehabilitasi sepulang dari rumah sakit nantinya. Meskipun dari pengakuan Mingyu hal bodoh yang terjadi semalam baru pertama kali dia lakukan semenjak 5 tahun yang lalu. Namun Ayah Kim tidak mau mengambil resiko dengan after effect yang ditimbulkan dikemudian hari.
.....................................
Bunda meminta ku untuk pulang bersama Minseo, ganti Bunda dan Ayah Kim yang menjaga Mingyu sekarang. Aku menurutinya, mengingat tubuhku yang juga terasa begitu lemas.
Morning sickness sudah biasa aku alami selama sebulan terakhir, namun pagi ini dorongan mual dari dalam perutku semakin besar. Hingga tadi puncaknya saat menyuapi Mingyu, bau nasi yang kusendokkan ke mulutnya membuatku tak tahan lagi.
Aku tahu aku tidak bisa selamanya menutupi kandungan ini. Dan aku tidak bisa terus menerus alasan masuk angin kepada Mingyu. Mana ada orang masuk angin hingga 9 bulan lamanya.
Tapi yang menjadi masalah, apakah Mingyu mau menerima kehadiran calon bayi ini? ada beberapa kemungkinannya
Mungkin Mingyu akan menerima anak ini sebagai pelengkap sandiwara kami dan begitu kontrak perjanjian kami berakhir dia tidak akan pernah menganggapnya lagi. Atau bahkan lebih buruk lagi, dia tidak akan pernah menerimanya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandiwara (Meanie/Minwon)
Fanfiction💫 Gender Switch (GS) 💫 Gyu!Man Won!Woman 💫 Drama, hurt/comfort 💫 May be 🔞 💫 Happy Reading