Seokmin's POV (2)

289 23 2
                                    

Setelah melihatnya menangis kemarin malam, Wonwoo sepertinya belum rela membiarkan hatiku tenang sebentar saja. Kali ini aku menemukannya hampir tersungkur di lorong rumah sakit beberapa langkah dari ruang rawat Mingyu. Bergegas aku membawa tubuh pucatnya yang tidak sadarkan diri menuju ruang gawat darurat.

Wonwoo sudah sadar saat seorang dokter dengan nametag bertuliskan dr.Yoon Jeonghan sedang memeriksanya. Wanita berambut merah dengan ponytail itu mengarahkan stetoskop ke bagian tubuh Wonwoo untuk memastikan diagnosanya dengan seksama. Saat tangan dokter itu menekan ulu hati Wonwoo, Ia tersentak.

"Sakit?", tanya sang dokter, dan dibalas anggukan lemah dari Wonwoo

"Punya Gerd ya?"
Lagi-lagi hanya anggukan yang didapat oleh sang dokter.

"Sudah berapa minggu?"

"Kira kira 8 Minggu", jawab Wonwoo kali ini

"8 minggu? apa selama 8 minggu Wonwoo menahan sakit nya?", monologku dalam hati mencoba menebak keadaan Wonwoo

dr.Yoon berjalan ke arahku yang berdiri tidak jauh dari ranjang observasi Wonwoo.

"Tolong dibantu jaga pola makan istrinya ya pak, jangan sampai stress. Apalagi janinnya masih muda. Kalau gerdnya makin parah bisa bahaya"

Penjelasan dr.Yoon jelas jelas membuatku terkejut. Bukan terkejut karena dia menyebut Wonwoo sebagai istriku, namun kenyataan bahwa Wonwoo kini sedang mengandung.

..................

"Mingyu sudah tahu Won?"

"Belum Seok", jawabnya dengan senyum simpul di tengah wajah pucatnya

"Kasih tahu Mingyu secepatnya yah Won. Jangan sampai kamu nanggung semua sendiri. Aku gak tahu di mana hati dia sekarang. Tapi kamu lebih berhak hati dia Won. Kamu istrinya"

"Kok bawel sih", jawab Wonwoo dengan mencebikkan bibir.

"Bisa serius dikit gak sih Won kamu nih"

"Iya Seok, Iya. Kok jadi kamu yang kesel sih. Nanti aku bilang ke Mingyu", Senyum Wonwoo kembali terbit sembari mengusap lengan kananku.

"Kamu ke Mingyu gih, aku tadi janji nungguin dia jam 5. Sekarang udah jam 6, pasti dia nyariin. Bilang aja aku ga enak badan ya Seok. Tolong jangan bilang tentang kehamilanku dulu. Biar aku sendiri yang kasih tahu dia nanti"

"Terus aku ninggalin kamu gitu sendirian disini?"

"Gak papa Seok. Aku minta Jihoon jemput, dr.Yoon bilang aku harus menghabiskan cairan infusku dulu baru boleh pulang"

"Yaudah aku tungguin kamu sampai Jihoon datang"

"Astaga Seok, aku ga papa serius deh. Lagian aku masih di rumah sakit yang sama. Cuma beda ruangan aja. Aku lebih khawatir kalo Mingyu mikir aku kenapa napa"

"Lah kamu kan memang kenapa napa sekarang Won. Bisa ga sih kamu sekali kali utamain diri kamu sendiri"

"Seok.." kali ini nada kalimat Wonwoo terdengar tegas.

Aku malas berdebat dengan keras kepalanya Wonwoo, dan mengingat kondisinya saat ini, memang lebih baik aku mengalah

"Oke... aku ke Mingyu sekarang. Tapi kalau Jihoon sudah datang kamu harus kabarin aku"

"Iya, nanti aku kabarin"

Kulangkahkan kaki menuju pintu keluar, saat suara Wonwoo terdengar memanggil

"Seok..."

Tubuhku berhenti dan seketika berputar 180o menuju sumber suara

"Terima kasih"

Sandiwara (Meanie/Minwon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang