Prologue

612 30 0
                                    

Bumi memiliki sisi terang dan gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bumi memiliki sisi terang dan gelap. Terang untuk siang hari dan gelap untuk malam hari. Satu hari terdiri dari 24 jam. 12 jam saat terbit matahari hingga tenggelam, dan sisanya gelap gulita jika bulan tidak muncul. Sama seperti kehidupan pria yang tengah mengenakan seragam kesehariannya, kelam dan suram. Mengapa demikian? Karena begitulah kenyataannya.

"Oi! Nujes!" Seru salah seorang rekannya, membuatnya menoleh tanpa menyahut. "Boss memanggimu ke ruangannya." Tanpa mengatakan sepatah kata pun ia melangkah memasuki ruangan sang atasan.

"Tuan memanggil saya?" Tanyanya sopan, membuat sosok pria yang membelakanginya itu membalik badan dan menatapnya serius.

"Ya, duduklah." Titah sang atasan, membuat pria yang dipanggil Nujes itu menurut.

"Apa ada pekerjaan baru hari ini?" Tanyanya lagi, membuat pria dengan rambut hitam legam tersebut tertawa.

"Santai saja, mengapa kau serius sekali? Lagipula biasanya juga kau bersikap santai padaku." Nujes mendelik dan tak lama kemudian memutar bola matanya jengah.

"Sudahlah katakan saja apa yang harus ku lakukan?" Tanyanya tidak sabaran.

"Sepertinya kau sudah mengabdikan dirimu pada pekerjaan ini ya. Hingga tidak sabar menunggu job dariku." Pria itu lalu membuka sebuah map berwarna hitam dan mengeluarkan potret seorang pria paruh baya dengan setelan jas rapih yang tersenyum menghadap kamera.

"Bukankah ini Baek Seokho?"

"Benar. Dia adalah sasaran kita selanjutnya."

"Aku hanya perlu melakukan pekerjaanku seperti biasanya bukan?" Pria itu mengangguk.

"Aku yakin kau sudah sangat mahir dalam hal ini."

"Tentu saja karena aku yang terbaik. Kalau begitu aku akan pergi sekarang."





****





"Hanya tinggal menunggu hingga ia datang bukan?" Gumamnya yang sudah bersiap dengan senapan laras panjang lengkap dengan peredam suara agar tidak membuat kegaduhan.

"Tes 1, 2, 3! Nujes, apa kau bisa mendengarku?" Pria yang tengah menata peralatannya itu mendengkus mendengar suara rekan kerjanya yang bertugas untuk memberi aba-aba jika targetnya sudah tiba.

"Tentu saja aku bisa mendengar suaramu dari sini, bodoh!"

"Yah! Aku seniormu! Beraninya kau mengataiku bodoh!" Nujes berdecak hingga tatapannya tertuju pada sebuah mobil yang hendak melintasi jalur yang menjadi tempat sasarannya kini.

"Berapa plat nomor mobilnya?" Tanyanya pada pria yang sedari tadi mengoceh tak terima dikatai bodoh.

"35 서 5575"

Fragile... ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang