Case 08: Resentment

134 14 10
                                    

3209 words! Enjoy reading lovelies. Mian kalau banyak typo 💜

"Bidik dengan benar!" seru Sejun pada Yeji yang kini tengah berlatih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bidik dengan benar!" seru Sejun pada Yeji yang kini tengah berlatih. Benar, ketiga orang yang tidak lain adalah Sejun, Yeonjun, Yeji tengah berlatih di hutan yang tak jauh dari mansion tempat markas Woolsey berada.

Yeonjun yang sudah pandai menggunakan senjata api, memilih untuk mengasah kemampuan memanahnya. Tentu saja ia juga didampingi oleh Sejun yang merupakan sniper andalan dari kelompok ini. Anggap saja sebagai latihan untuk menembak jarak jauh walau posisinya lebih diandalkan dalam pertarungan jarak dekat dengan atau tanpa menggunakan senjata.

Sedang Yeji yang memilih mengabdikan dirinya pada Woolsey, berlatih keras untuk dapat berguna di kelompok tersebut. Ia bertekad akan bertahan sampai akhir karena Seungwoo sudah memberinya secercah harapan untuk kembali melanjutkan hidupnya yang dulu menyedihkan.

"Kau meleset lagi!" Kembali Yeji hanya menunduk mendengar teriakan Sejun padanya.

"Maafkan aku, aku akan lebih fokus lagi." Sesalnya membuat Sejun mendengkus kesal.

"Istirahat 10 menit." Finalnya yang memilih meninggalkan Yeji yang masih menunduk.

"Jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati. Sejun hyung memang seperti itu jika sudah menyangkut latihan menembak." Yeji mendongak dan menemukan sosok Yeonjun yang mengulurkan tangan padanya.

"Terima kasih, oppa." Jawabnya yang langsung meraih uluran tangan pria itu.

"Kau tahu, Yeji? Saat pertama kali aku datang kemari, Sejun hyung juga memperlakukanku sama sepertimu." Yeji menoleh pada Yeonjun yang kini menyodorkan botol air mineral padanya. "Awalnya aku juga merasa kesal padanya dan sempat tak menyukainya." Tambahnya lagi yang kini meneguk air dari botol miliknya.

"Namun semakin lama aku sadar bahwa ia bersikap tegas seperti itu agar aku bisa lebih fokus dan sekarang terbukti." Yeji tertegun mendengarnya.

"Dulu mungkin aku membencinya, tapi sekarang aku sangat berterimakasih padanya. Berkat sikap disiplinnya, aku bisa menjadi Yeonjun yang sekarang." Kembali Yeji tertegun mendengar cerita Yeonjun mengenai sosok Sejun ini. Hingga ia teringat akan kalimat terakhir yang Sejun katakan padanya dulu.



Jika kau ingin membalas dendam pada orangtua yang sudah membuangmu, aku akan ikut membantu.



"Oppa."

"Ya?"

"Apa kau mengetahui bagaimana masa lalu Pelatih Sejun?" Yeonjun berusaha mengingat-ingat.

"Seingatku ia memikiki masa lalu yang cukup buruk. Bahkan sangat buruk karena hidup sebatang kara sejak umur 5 tahun." Yeji terkejut mendengarnya.



Ia... tidak jauh berbeda... denganku...



"Kedua orangtuanya mati terbunuh didepan mata kepalanya sendiri." Yeji meringis mendengarnya. "Aku tidak tahu apa penyebabnya, namun Sejun hyung bilang ia hanya melihat seorang pria barat menembak kedua orangtuanya." Tambahnya lagi membuat Yeji berpikir sejenak.



Fragile... ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang