Case 09: The War

140 16 0
                                    

3251 words! Mian kalau banyak typo. Enjoy! 💜

Di balkon kamarnya, Sejun memandangi langit gelap tak berbintang malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di balkon kamarnya, Sejun memandangi langit gelap tak berbintang malam ini. dengan segelas whiskey dalam genggamannya, ia tertawa hambar meratapi nasibnya. Ia bahkan tidak tahu dengan apa yang ia rasakan saat ini. rasanya hanya kosong dan... hampa.

"Dasar bodoh!" gumamnya meneguk habis minumannya. Kembali ia menatap kosong pemandangan dihadapannya, dengan pikiran yang melambung mengingat kejadian beberapa hari lalu.






Flashback




"Ish! Kemana perginya anak itu!" gerutu Sejun yang kini tengah duduk di ruang latihan menembak. Benar, ia sedang menunggu seseorang yang ia suruh untuk datang kemari satu jam kemudian. Sudah 50 menit berlalu, namun presensi sosok itu tak kunjung datang.

"Haahhh mengapa selalu aku yang harus menyusulnya?" kesalnya memilih bangkit dan keluar dari ruangan tersebut. Tepat ketika ia hendak membuka pintu ruangan gym, ia mendengar percakapan kedua orang yang ia kenal. Ia pun membukanya sedikit dan mengintip untuk mengetahui siapa orangnya.

"Sungguh?! Eyy kau pasti berbohong kan?" dapat ia dengar suara Yeji bertanya pada Yeonjun.

"Aku serius. Bagaimana mungkin aku memiliki kekasih jika pekerjaanku saja mempertaruhkan nyawaku sendiri?" Sejun memilih untuk menguping pembicaraan kedua orang itu.

"Kau benar, oppa. Jika kau memiliki pacar, maka ia akan menjadi sasaran empuk musuhmu bukan?"

Tentu saja resikonya sangat besar jika ia memiliki pacar. Batinnya mendengar pertanyaan Yeji pada Yeonjun

"Tepat sekali." Jawab Yeonjun membuat situasinya hening sejenak. "Kenapa cemberut?" Dapat Sejun lihat sosok Yeji menggelengkan kepalanya.

"Bukan apa-apa... hanya saja aku kasihan padamu yang mungkin takkan pernah menikah."

"Kau lupa bahwa kau anggota kelompok ini sekarang? Kau juga akan bernasib sama denganku."

"Tapi aku tidak tertarik untuk menikah, oppa. Mana ada pria yang menyukai wanita sepertiku?" Entah mengapa Sejun meringis mendengar pernyataan wanita yang terlalu menilai rendah dirinya sendiri.

Dasar bodoh! Dengan paras cantiknya tentu saja akan banyak pria yang mengantri untuk mendapatkannya. Batinnya lagi yang kembali memperhatikan kedua orang itu.

"Tentu saja ada."

"Tidak mungkin, memang siapa yang mau dengan orang sepertiku?" kedua matanya melebar ketika Yeonjun perlahan mendekatkan wajahnya pada gadis itu.

Yah! Apa yang ia lakukan?! Batinnya lagi ketika melihat Yeonjun menangkup wajah Yeji menggunakan telapak tangannya dan kembali mempersempit jarak diantara keduanya. Tangannya terkepal ketika hidung mereka sudah bersentuhan dan gadis itu perlahan memejamkan kedua matanya. Sejun membalikkan badannya ketika Yeonjun mendaratkan bibirnya pada bibir gadis itu. Perasaannya menjadi tidak karuan dan muncul satu pertanyaan dalam benaknya.

Fragile... ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang