aloo..
selamat membaca cerita baru aku wkwk
(≧▽≦)
<-_->"aku sudah selesai bimbel, agak malam memang, mama ga perlu tunggu diruang tamu, istirahat cepat ma" dengan hp yang ia himpit diantara bahu dan kuping nya, Ren berjalan cepat menuju parkiran, sungguh ia pikir bimbel nya tidak akan selama ini sampai memakan 3 jam
"em.. yasudah, hati-hati dijalan" Ren mengangguk walau dia tau diseberang sana tidak dapat melihat pergerakan nya, ia sedikit mendesis melihat arloji coklat kesayangan nya sudah menunjukkan pukul 10 malam
"hm, ya" dan begitu sambungan telpon putus, Ren dengan cepat memakai helm dan jaket kulitnya, untung membawa jaket setidaknya ia sedikit terhindar dari angin malam
motor matic sederhana miliknya dibawa kencang membelah jalanan yang sampai sekarang masih ramai orang berlalu lalang, Ren bersenandung kecil lagu yang ia hafal, oh lebih tepat nya sebuah lagu penghantar kerinduan hingga merasakan sesuatu yang menyesakkan saat bayang-bayang masa lalu itu seperti sedang berputar didepannya, fokus nya pecah saat mobil didepannya berhenti tiba-tiba bukan tanpa alasan melainkan lampu lalulintas sedang berada dimerah, dengan begitu setidaknya ia tidak lagi kehilangan fokus mengendara
Ren terdiam, melihat satu kafe yang termasuk ke salah satu kafe favorit untuk anak zaman sekarang itu, sedang berkemas untuk ditutup, benak nya ingin sekali mencoba datang ke sana, setidaknya sekali, ah tapi rasanya bukan waktu yang tepat, bunyi klakson bersahutan sama-sama bertuju untuk satu mobil sedan merah yang sialnya tepat berada dikedua depan motornya, Ren menegakkan kepala nya melihat mobil yang rasa-rasanya seperti sedang berada dalam masalah
"oh shit" harus nya merasa lega dengan kepergian mobil sedan itu, tapi tidak, dugaan Ren benar walau sedikit meleset, bukan mobil nya bermasalah tapi orang yang didalam nya, terlihat dari kaca belakang yang tembus pandang, orang yang duduk di kursi penumpang itu memukuli lengan si pengemudi brutal, tidak! bukan samar-samar tapi ini jelas
"harusnya jika ingin baku hantam jangan di mobil, setidaknya tahan sampai dirumah, ck"
Ren membalap motor nya melewati mobil merah itu, masih kesal tapi begitu mendekati kafe yang akhir-akhir ini booming ia kembali terdiam, memelankan jalan motor nya hingga ia terpaku pada patung yang memakai outfit cerah dengan heelsnya yang tidak terlalu tinggi tas gantung berwarna biru, dan oh sial itu bukan patung, bagaimana bisa jari-jari nya bergerak mengetik sesuatu di handphone, jelas sudah itu bukanlah patung melainkan manusia, tapi jam 10 malam? seorang gadis? persetan dengan pulang lama, ia tidak akan bisa meninggalkan gadis itu disini
saat setelah Ren mematikan motor, gadis itu sedikit menjauh baru setelahnya menoleh untuk melihat siapa yang memarkirkan motor disampingnya, Ren membuka helm sedikit merapikan rambut coklat sebahu nya lantas tersenyum saat tidak sengaja melakukan kontak mata dengan gadis seputih porselen itu, sepersekian detik Ren turun dan langsung saja gadis itu menjauh lagi, bukan takut ia hanya was-was dengan orang baru, apalagi dengan penampilan yang hampir serba hitam
"eh? gue nakutin lo ya? maaf gue ga ada maksud sumpah, lo bisa telfon polisi kok kalo gue ngapa-ngapain, tapi gue ga ada niatan gitu" gadis itu menaikkan alis nya, melirik dari atas sampai bawah, lalu menyilangkan kedua tangan nya didepan dada
"lo.. ga bisa bicara?" dengan tampang bodohnya Ren berbicara tanpa beban seperti itu didepan orang yang jelas-jelas menunjukkan rasa risihnya
"jaga omongan lo, lagian siapa sih sok deket" Ren sedikit tertawa menampakkan gigi rapih yang sialnya sangat mempesona
"gue ga ada niatan apapun selain bantuin elo, mau gue antarin ga? udah malem kali, mana lo cewe lagi, gue ga bisa biarin ntar kalo lo kenapa-kenapa gue jadi saksi terakhir kali yang ngeliat" Ren berbicara panjang lebar berucap apapun yang ada dibenaknya, selalu seperti ini, tidak ada rasa antisosial didirinya
"lo?!! udah ya! pulang sana, kasian mama lo nungguin" rambut hitam yang ia biarkan tergerai ikut tergerak saat pergerakan berlebihan dari gadis itu yang menunjuk-nunjuk kearah asal, mengusir Ren
"yeu.. gapapa kali, gue punya motor bisa ngebut nyampe kerumah, lo mah gak ada, mama lo juga kasian kali nungguin dirumah" Ren masih diposisi menyandarkan tubuh ke badan motor putihnya, sembari menarik senyuman
"ck, gue ga mau, ntar lo nyulik gue" memang benar, gadis itu benar-benar merasa terancam dengan kehadiran Ren, entahlah perasaan was-was nya terlalu over
"kurang kerjaan banget nyulik elo, mending gue manjat pohon" sahut Ren asal
"kok ga nyambung?!" pekik gadis itu mengundang tawa kecil dari Ren yang sedari tadi berniat membantunya pulang
"iya suka-suka dong, gimana mau ga? oh itu.. hp lo mati?"
"habis batre, sialan! gara-gara lo nih, pas datang, hp gue langsung mati!" Ren lagi-lagi tersenyum, rasanya menyenangkan membuat orang kesal apalagi jika dia adalah orang nya, sial apa lagi ini
"ya makanya gue tanggung jawab dengan anterin lo, kalo ga.. mau pinjem hp gue? telfon orang rumah mungkin" tawar nya yang lain
"ga, gue.. ga hafal nomor mereka" menjawab dengan ketus mungkin juga sedikit menahan malu
"ck, modelan begini masih mau sok-sok an nolak tawaran gue?"
"ya kan gue was-was!! lo sih kayak orang jahat" jari nya menunjuk-nunjuk ke pakaian yang Ren pakai
"haha iya deh, tawaran gue masih berlaku, masih ga mau?" wajah gadis itu sudah memerah, dingin ditambah lagi dengan keadaan nya yang sedang emosi
"lo ribet, mending pulang gih" tukasnya
"kok gue ribet? yaudah deh, lo bisa pegang hp gue selama perjalanan, hp gue ga kekunci jadi bisa lo buka-buka misalnya gue bawa lo ke tempat aneh" Ren masih mempertahankan senyumnya sambil menyodorkan hp sebagai jaminan tadi, sedangkan si lawan bicara memicing matanya masih dengan tangan yang disilang angkuh
"bener ya?" setelah mendapat anggukan dari Ren, gadis itu mengambil hp yang disodorkan nya tadi
"nah gitu dong, dari tadi kek, btw gue mau tau nama lo"
"gausah jadi buaya ya!"
"gue singa tau! buaya mah bau" Ren memperagakan dengan menutup hidungnya, lucu
"ih! cepetan! mau antarin gue ga?!"
"iya iya, gue idupin mesin nya dulu, lo naik terus gih" sedikit anggukan lalu segera menaiki motor- duduk dibagian penumpang setelah mesin nya dinyalakan, siapa lagi kalo bukan Ren yang melakukan nya
"bentar" dengan begitu, Ren melepas jaket nya lantas menyampirkan di bahu si gadis keras kepala
"lo.. ngapain?!" sinis nya yang hanya dibalas dengan senyuman tanpa melakukan kontak mata
"haha lo kenapa bawel banget sih? ini jaket, bukan barang berbahaya, ga perlu nolak, jaket gue ga bisa bunuh orang, dan lo aman apalagi karena ada gue" menepuk-nepuk jaket dibagian bahu yang sudah tersampir di tubuh si gadis
"lo makan apa sih sehari-hari? perilaku lo kayak bukan manusia" niat nya ingin mengejek malah-
"mau tau banget ya? tau kok gue kayak malaikat, gausah dipuji gue nyadar diri"
"anjing" umpat gadis itu sedangkan Ren terkekeh sambil memakai helm silver miliknya
"dari pada anjing, mending kucing.. lebih imut ga sih" sahut Ren membuka kaca helm sebelumnya
"diem!"
"oke oke, kita berangkat, oh ya jangan lupa kasih tau arah rumah lo, ntar gue ga sadar malah gue bawa pulang ke rumah, jadiin oleh-oleh buat mama" gadis itu memukul helm Ren, setelahnya hanya terdengar kekehan dari Ren, dan mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, dia masih punya hati pada gadis keras kepala itu dengan tidak menambah kecepatan seperti biasanyaa
"rese ya lo" tapi lihat lah, bukan raut wajah kesal melainkan senyuman yang merekah dengan rona merah di pipi
(◍•ᴗ•◍)❤
TBChii.. aku bawain cerita baru :)
tiba-tiba dapet ide
cerita sebelumnya bakal aku lanjut sampe endsee you next chap 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
my girl
Teen Fictionintinya Reno jatuh cinta lagi setelah sekian lama. "kak, izin jatuh cinta sama lo ya" "ck, gue nolak- tapi lo juga bakal maksa ujungnya" [bahasa baku - non baku] [warn! 18+] > jaga-jaga aja [gxg] [fluff] [maybe lil bit angst] [konflik ringan 😷] WA...