[11] who's that doll?

772 66 1
                                    

Happy reading all 🍷

• flashbacks √

"jina"

"oh tante.. ada apa siang-siang kesini? ayo masuk dulu"

"ah tidak-tidak.. hanya ingin bertanya lokasi ayah mu sekarang"

"aku tau dan aku ikut jika tante ingin pergi ke sana"

(◍•ᴗ•◍)❤

wanita paruh baya itu buru-buru memasuki tempat yang dimaksud Jina bersamaan dengan suara Reno yang terdengar membentak lawan bicaranya.

tidak sedikitpun berniat melerai, sesuai janji masa lalu nya dengan pria bajingan itu, berbeda dengan Jina yang berniat ikut campur diantara keduanya namun di cegat cepat oleh wanita itu

"APA?! jangan menyeret ibu ku. jangan sampai mulut busuk mu itu kotor dengan tangan ku karena menyebut ibu ku lagi"

"berani sekali, apa kau sudah memiliki tumpuan hidup hingga kau merasa berkuasa sekarang? hah?!" pria itu bangkit dari duduknya, menatap putri biologisnya dengan amat tajam

"tidak, aku masih berdiri sendiri. bahkan aku berusaha agar ibuku bersih dari sentuhan tangan mu yang kotor"

"kau lupa siapa ayah mu?" Reno mengernyit lalu tersenyum remeh lantas membuang muka sebelum ia ikut berdiri, dan kini hanya meja lah yang memisahkan keduanya

"ingat, tapi seorang ayah bukan hanya menumpang benih di perut istri nya, bukan seperti dirimu, bajingan"-

seluruh pengunjung melihat kearah mereka dengan tatapan beragam, rasa penasaran, kesal dan tidak peduli sampai semua nya tersorot begitu wanita paruh baya itu mengambil langkah mendekati si pria lantas menampar kembali dengan seperti ia menampar gadis tadi, putrinya

"RENO!" pekik Jina ketika melihat tubuh itu terhuyung ke belakang dan terdiam menatap kosong kelantai, lantas Jina menghampiri langsung sang empu

sedangkan ibu dari Reno menitikkan air mata nya sembari mengatur nafas lantas menatap dalam pada pria yang membuat sisa hidupnya hancur, hingga jari telunjuk itu mengacung tepat di arah pandang lawan bicaranya

"kau.. kubiarkan mengontrol putriku semaumu tanpa campur tangan ku sekalipun, tapi ingat! jika tangan mu menyakiti putriku, akulah yang membalas nya, urusan mendidik mungkin aku gagal, tapi aku! sekalipun tidak pernah melayangkan pukulan pada putriku sendiri walaupun segunung kesalahan ia perbuat, kau tau kenapa? karena disini! hatiku juga ikut merasakan sakit saat melihat putriku diperlakukan kasar, apalagi oleh bajingan seperti mu"

terdiam, bahkan seluruh pengunjung pun segan untuk melayangkan protes karena menyebabkan keributan. Reno meninggalkan Jina ditempatnya dan menghampiri sang ibu, menggenggam tangan tanpa berniat menghentikan.

"minta maaf pada putriku, atau.. atau kejadian berpuluh-puluh tahun yang kau sembunyikan rapat-rapat aku bongkar" menangis, wanita cantik itu menangis dengan genggaman pada Reno yang bergetar hebat, seumur hidupnya, baru kali ini ia begitu marah pada lelaki dihadapan nya dan baru kali ini juga Reno terdiam seribu bahasa melihat ibunya membentak sosok yang bertahun-tahun memberikan trauma pada hidup nya, pada hidup mereka berdua.

• flashback end ✔️

namun hening hingga suara tepuk tangan menginterupsi, pria itulah pelakunya. bertepuk tangan dengan senyuman pongah yang jujur saja membuat darah Reno mendidih untuk membunuh pria dihadapannya.

"sudah berani heh? baiklah. pilih, ingin tinggal dibawah naungan ku bersama putrimu atau kau bebas tapi putrimu ada padaku, ah atau ku sebut saja putri kita?"

my girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang