[16] nope, still bad

159 13 0
                                    


Happy Reading 🍁

.

.

"ayah terkejut kamu minta ayah untuk bertemu"

ayah,

akhir-akhir ini memang pria dengan status ayah biologisnya itu memanggil dirinya sendiri sebagai ayah. Reno lagi-lagi tertawa mendengar sebutan itu. apa pria itu berpikir jika Reno yang selama ini diam karena sudah menerima pria ini sebagai ayahnya? dasar gila

"jadi.. ada apa?"

"saya ingin membuat kesepakatan baru berhubung masa sekolah sudah berakhir"

sang lawan bicara mengerutkan keningnya, kemudian terkekeh sambil memperbaiki posisi duduknya sembari merapikan jas hitam yang membalut tubuhnya

"baiklah, ayah lihat kinerjamu di kantor juga sudah lebih baik. jadi, katakan saja"

"saya akan tetap berkuliah seperti yang anda mau dan tentu saja saya juga akan mulai bekerja di kantor anda seperti kesepakatan kita dulu. tapi disamping itu jangan larang saya untuk bertemu dengan mama dan jangan mencampuri urusan pribadi saya"

"urusan pribadi? ah.. apa ini ada hubungannya dengan perempuan yang kamu kencani sebelumnya? hahaha kamu masih memikirkan perempuan itu bahkan setelah aku jauhkan?"—

"kamu pikir.. ayah dari perempuan itu akan setuju kamu bertemu dengan anak satu-satunya dan... mengencaninya heh?"

"maksud anda, semua ini adalah perbuatan anda?" pria itu tersenyum tipis lantas menggeleng dengan kekehan pelan

"lebih tepatnya ini juga ada campur tangan dari Pak Jendra, ayah dari perempuan yang kamu sukai itu"

"BRENGSEK! APA YANG KAU LAKUKAN PADA NATHA?!" Reno berdiri dengan memukul meja hendak meraih kerah pria tua dihadapannya sebelum kewarasannya kembali, mengingat ia sedang berada di restoran meski pengunjung juga tidak menaruh rasa peduli sebenarnya.

"entahlah.. kurasa kamu harus mencari tau sendiri, karena.. urusan ayah hanyalah memastikan kamu fokus pada pekerjaan yang ayah berikan. oh! ayah dengar Pak Jendra mengirim anaknya itu ke kerabatnya yang di luar negeri. hanya itu informasi yang ayah dapat, ah sayang sekali bukan?"

sebenarnya fakta ini sudah ia duga sejak seminggu hilangnya kabar dari Natha dulu. namun ia tidak menyangka jika kedua pria paruh baya itu bekerjasama menjauhkan mereka. Reno sadar akan posisinya begitu juga Natha yang menanggung beban sebagai satu-satunya ahli waris dari keluarganya kelak, dan jika Natha bersamanya maka rencana masa depan yang disusun oleh ayahnya itu pasti tidak tercapai. perjodohan, keturunan, warisan dan lainnya seperti alasan klasik untuk mempertimbangkan hubungan terlarang mereka.

sejenak Reno berharap ia tidak pernah tau keberadaan ayah biologisnya, ia juga berharap tidak menghirup udara di kota yang sama agar teror tak berujung ini terjadi.

Reno kembali duduk dengan kekehan kecil diujung. tangannya meremat gelas yang masih berisi alkohol lantas ia teguk sampai tandas. rasa panas menjalar di tenggorokannya namun ia memilih abai dengan memejamkan matanya. upaya menahan diri agar tidak membuat keributan seperti dulu.

"melihat reaksimu.. sepertinya kamu sudah menduga hal ini ya?"

"soal kesepakatan baru mu itu.. ayah setuju. silahkan saja bertemu dengan ibumu dan.. mantan kekasihmu? tapi ayah tidak janji mereka akan selamat jika kamu membuat kesalahan pada pekerjaan maupun perkuliahan nanti"

tanpa mengatakan apapun Reno bergegas pergi meninggalkan ayahnya yang masih duduk sambil menyicipi alkoholnya dengan santai.



(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang