7. Mulai Baik?

37 8 23
                                    

Reinaldo Update-!!
Happy Reading✨

****

Reida duduk di halte depan sekolah sambil menendang kerikil untuk membuang rasa bosannya. Sudah hampir sejam gadis itu menunggu sang Kakak untuk menjemputnya tapi tak kunjung menampakkan diri. Sedikit menyesal karena tidak mengiyakan ajakan Dela untuk pulang bersama, Reida ingin cepat pulang karena malam ini ada sesuatu yang akan ia lakukan.

"Kiano kemana sih?! Gue udah lumutan nunggu dia!"

"Astaga Reida lo harus sabar, gak boleh keluarin kata-kata mutiara lo, tenang Rei tenang," Ucap Reida pada dirinya sendiri sambil mengusap dada nya pelan.

Dengan perasaan kesal Reida dengan kuat menendang kerikil tersebut hingga sepatunya ikut melayang ke tengah jalan.

"Ck, apes banget gue hari ini!" Omelnya lalu berjalan ke tengah jalan mengambil sepatunya yang tergeletak dengan cantik.

Karena tidak memperhatikan sekitar sebuah mobil dengan kecepatan tinggi hampir menabrak Reida jika seseorang tidak cepat menarik gadis itu.

Reida cukup terkejut dengan tarikan seseorang yang cukup kuat hingga Reida refleks memeluk orang yang menariknya sambil menutup mata.

"Lo gapapa?" Suara berat seseorang membuat Reida mendongak dan langsung berhadapan dengan wajah datar Reinaldo yang menatapnya dengan tatapan teduh.

Butuh lima detik sebelum Reida memahami situasi sekarang, sedetik kemudian gadis itu langsung mendorong Reinaldo hingga cowok itu jatuh terduduk.

"Kenapa lo peluk-peluk gue?! Cari kesempatan lo yah! DASAR MESUM!!"

Reida mengalihkan pandangan sambil memeluk dirinya sendiri.

"Kalau di tolong orang itu bilang makasih," Ujar Reinaldo sambil berdiri dan membersihkan celananya yang sedikit kotor karena terjatuh.

"Makasih!" Ketus Reida. Demi apapun ia sangat malu karena memeluk cowok itu.

"Gue jadi nyesel nolong lo, kenapa gue gak biarin lo ketabrak aja tadi."

Mendengar penuturan Reinaldo membuat Reida ingin menendang kaki cowok itu tapi dengan cepat Reinaldo sudah menghindar dari tendangan tiba-tiba gadis di depannya.

Reinaldo menghela napasnya pelan lalu berjalan mengambil sepatu Reida dan membawanya ke depan pemilik sepatu.

"Sebenarnya gue mau lempar nih sepatu ke muka lo sebagai pembalasan. Tapi karena lo cewek, gue gak akan lakuin itu."

Reida menatap tajam cowok di depannya lalu mengambil sepatunya dan berjalan kearah halte diikuti Reinaldo yang juga berjalan di belakang Reida.

Setelah sampai di halte gadis itu duduk sambil memasang sepatunya sedangkan Reinaldo bersandar pada tiang halte sambil memperhatikan Reida.

"Apa lo liat-liat?!" Ketus Reida menatap tajam kearah Reinaldo yang langsung mengalihkan pandangannya.

"Mau bareng?" Tanya Reinaldo melihat kearah jalanan yang sepi karena jam sudah menunjukkan jam lima sore.

"HAH?!" Tanya Reida ngegas dan refleks berdiri. Dia tidak salah dengarkan? Cowok sekasar Reinaldo mengajaknya pulang bareng.

"Gausah teriak-teriak bisa nggak? Sakit kuping gue."

"Bodo!!"

Reinalo menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan gadis di depannya yang sama sekali tidak takut padanya.

"Gue heran kenapa lo sama sekali gak takut sama gue?" Tanya Reinaldo sambil menatap cewek di depannya.

"Sama-sama makan nasi kenapa harus takut," Jawab Reida lalu berniat pergi dari sana tetapi sekali lagi Reinaldo menarik tas gadis itu.

"Apaan sih main tarik-tarik, gue bukan kambing!!" Ketus Reida.

Reinaldo mengembuskan napasnya pelan. Harus ekstra sabar menghadapi cewek di depannya ini. "Lo mau pulang bareng gue? Angkot gak akan lewat jan segini."

"Sotoy banget! Gue gak lagi nunggu angkot dodol!"

"Apa lo bilang?!"

Reida diam. Gadis itu tersadar telah membangunkan singa yang masih tidur menjadi terbangun. Dengan cepat Reida mengalihkan pembicaraannya.

"Lo beneran bawa gue pulang ke rumahkan?" Tanya Reida kurang yakin dengan cowok di depannya ini.

"Gak, gue nyulik lo," Jawab Reinaldo sudah kehabisan kesabaran dengan gadis ini.

"APA?! GUE GAK MAU PULANG SAMA LO!!" Teriak Reida lalu pergi dari sana tapi di halang Reinaldo

"Gue masih waras, yakali gue nyulik cewek modelan kayak lo," Ucap Reinaldo membuat Reida tersinggung di buatnya. Langsung kena mental coyy.

"Apa lo bil-"

"Lo mau pulang sama gue apa enggak?" Tanya Reinaldo memotong ucapan Reida karena tidak akan pernah habis-habisnya jika terus melawan.

"Iya!" Ketus Reida lalu mendahului jalan Reinaldo ke motor ninja cowok itu yang tidak jauh dari mereka berdiri.

Reinaldo menggelengkan kepalanya heran lalu mengikuti langkah Reida dan menaiki motornya.

"Udah?" Tanya Reinaldo sambil memakai helm nya.

"Belum."

"Udah?"

"Belum."

"Ck, udah?"

"Belum dodol."

"Lo ngapain sih?" Tanya Reinaldo lalu menoleh kebelakang dan melihat Reida hanya diam sambil melihat jok belakang.

"Naik nya kapan kalo lo liatin terus?"

"Gimana gue naiknya masa gue pegang bahu lo," Ucap Reida menjawab pertanyaan cowok yang ia cap sebagai cowok paling menyebalkan dan jangan lupa BERANDALAN.

"Ya pegang aja lah itu aja susah banget."

Reida menghembuskan napasnya kasar lalu naik keatas motor ninja milik cowok menyebalkan ini.

"Udah?

"Iya."

Reinaldo menutup kaca helm nya dan segera mengantar cewek itu ke rumahnya. Walaupun ia tidak tau rumah cewek itu di mana. Di pastikan sepanjang perjalanan hanya akan ada debat antara mereka.

****

Terimakasih yang udah baca bagian 7 dari cerita Reinaldo

Jangan lupa Vote, Comment dan Share ke teman-temannya kalian buat baca cerita Reinaldo

Baca juga karya aku yang judulnya AzaNda
Mampir gengs..

Di tunggu kelanjutan dari cerita Reinaldo...

See you 💓

~Heldawati~
25 Mei 2021

REINALDO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang