19. Lagi

7 2 0
                                    

Happy Reading Guys!

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Reida berjalan seorang diri di Koridor. Dengan wajah songong nya gadis itu berjalan dengan tangan memegang pinggang bak model yang sedang tampil. Melupakan sejenak pergelangan tangannya yang terluka karena Mak Lampir tadi.

Tak sengaja matanya melihat ke arah Pak Solihin yang baru saja keluar ruang guru. Btw, sudah lama Reida tidak membuat ulah. Hehehe....

Dengan langkah lebar Reida berjalan ke arah Pak Solihin yang membawa buku di tangannya itu dan tidak lupa kaca mata yang selalu bertengger di hidung pesek si bapak.

"Assalamualaikum, Pak Solihin," Kata Reida ketika sudah sampai di sebelah Pak Solihin.

Guru dengan perut buncit itu menatap wajah anak muridnya. "Mau apa lagi kamu?!" Tanya Pak Solihin tidak santai.

"Jawab salam saya dulu kali Pak," Balas Reida.

"Waalaikumsalam, tuh sudah mau apa lagi kamu?!"

Reida menyengir lebar membuat Pak Solihin yang melihat itu bergidik ngeri.

"Pak saya bantuin bawa buku bapak ya," Jawabnya.

Pak Solihin menatap anak muridnya itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Apakah anak muridnya ini tidak kesambet? Tumben menawarkan diri untuk menolongnya.

"Tumben," Balas Pak Solihin.

"Pak saya kan murid paling baik di SMA Bagaskara, jadi sudah tugas saya harus menolong bapak yang lagi kesusahan," Jelas Reida dengan senyuman yang tidak memudar di wajahnya itu.

Kruk...kruk...

"Nah apa lagi cacing perut bapak perlu di kasih makan, jadi biar saya yang bawain buku bapak, biar bapak ke kantin aja kasih makan cacing nya," Lanjut Reida membuat Pak Solihin menganggukkan kepalanya.

Benar juga, pikir Pak Solihin. Urusan perut nomer satu!

"Yaudah nih, bawain buku saya ke ruang guru, saya mau ke kantin dulu," Ucap Pak Solihin menyerahkan buku yang beliau bawa sejak tadi.

Reida tersenyum lebar rencana nya berjalan lancar sejauh ini.

"Oke Pak siap!"

Pak Solihin langsung beranjak pergi dari hadapan muridnya itu dan menuju kantin. Sedangkan Reida tertawa puas lalu berjalan sambil meloncat-loncat kecil dengan buku milik Pak Solihin di tangannya.

Tak lama Reida sudah sampai di ruang guru. Saat memasuki ruang guru Reida tersenyum sambil menyapa beberapa guru yang berasa di ruang itu tetapi tidak ada yang membalas sapaan nya. Tentu saja, siapa yang tidak mengenal Reida Meysa Dewi yang sudah di cap siswi nakal di sekolah itu.

Namun, Reida tidak mempermasalahkan hal itu. Dia masih cukup tau diri, kelakuannya memang senakal itu.

Reida meletakan buku di meja Pak Solihin dengan rapi. Jangan kira Reida dengan suka rela nya membantu guru perut buncit itu, pasti ada mau nya.

Setelah meletakkan buku tadi, Reida melihat ke kanan dan kiri memastikan aksinya nanti tidak di ketahui guru lain.

Reida mulai memeriksa benda di atas meja dengan teliti dan lemari pada meja itu.

"Mana sih?!"

Reida jadi kesal sendiri benda yang dia cari belum ketemu. Terakhir Reida membuka laci dan benda yang dia cari ada di sana. Kunci motor Pak Solihin.

Dengan senyuman jahat Reida mengambil kunci motor dan langsung pergi dari ruang guru dengan cepat. Takut ketahuan.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

REINALDO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang