13. Penyelamat

30 6 13
                                    

HAPPY READING!

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

“Mati gue!”

Madava melepas helmnya lalu menyeringai melihat gadis di hadapannya.

“Mangsa yang cantik.”

Reida diam. Ia mendengar sangat jelas apa yang cowok urakan itu ucapkan tetapi dia memilih diam.

Ia melihat orang itu yang satu-satunya ia ketahui adalah geng dari sekolah lain. Terlihat mereka semua sama-sama memakai jaket yang bertulisan Navelas. Sebenarnya Reida berani dengan mereka asalkan satu lawan satu. Lah ini main keroyok woy!

Madava berjalan mendekat ke arah Reida. Setelah berada dekat dengan gadis itu Madava menampilkan senyum termanisnya lalu memegang dagu Reida yang saat ini menatapnya tajam.

“Lo cantik,” Puji Madava.

“Gausah pegang-pegang bangsat!” Reida menepis kasar tangan cowok itu dari dagunya.

Madava tersenyum sinis. “Kasar tapi menarik.”

“PERGI LO!”

“Main sama kita kita dulu lah,” Ucap Madava tertawa diikuti anak buahnya yang berada di belakang.

Tangan Reida mengepal kuat. “Anjeng!”

Buk!

Reida melayangkan satu pukulan tepat terkena pipi cowok itu hingga dia hampir tersungkur ke belakang karena serangan tiba-tiba.

Anak buah Madava ingin maju tetapi cowok itu menyuruh anak buahnya tetap diam. Cowok itu meringis merasa perih di ujung bibirnya.

“Sial!” Cowok itu merasa di rendahkan oleh gadis di depannya. Apalagi saat ini Reida memandang Madava dengan tatapan remeh.

“Baru gitu aja udah luka. Cih, lemah!”

Cowok itu sekali lagi mendekat ke arah Reida membuat gadis itu memasang ancang-ancang untuk menyerang cowok lebay itu.

“Maju lo sini, gue gak takut sama lo sialan!”

Rahang Madava mengeras. Karena sudah terbawa emosi cowok itu membalas pukulan gadis di depannya sebelum sebuah tendangan membuatnya jatuh tersungkur.

Reida menoleh ke kanan menampakkan Reinaldo dengan wajah dinginnya serta mata elangnya menatap tajam Madava yang kini di tolong anak buahnya. Di belakang Reida berdiri sekarang juga ada anak-anak Reivalios yang siap menyerang lawan jika di perintahkan oleh ketuanya. Terdapat 15 anggota Reivalios yang berada di sana.

“Akhirnya lo muncul juga,” Kata Madava sinis menatap Reinaldo dan anak-anak Reivalios lainnya.

“Berani juga lo kesini, gue kira kalian cupu semua,” Ucap Ezra.

“Bencong njer bukan cupu,” Sahut Delvin membuat Andra yang di sebelahnya tertawa ngakak.

“Bukan bencong tapi waria,” Sambung Arta membuat kelima temannya refleks tertawa kecuali Reinaldo dan Rezvan yang hanya diam.

Reida yang berada di sana tidak bisa menahan tawanya. Sejak tadi dia berusaha untuk tidak tertawa tapi tidak bisa. Apalagi melihat wajah Madava yang memerah seperti menahan berak.

“Anjengl lo semua!” Ujar Madava dengan urat-urat leher keluar saking emosinya membuat Reinaldo yang melihat itu terkekeh pelan.

“Serang aja lah,” Kata Andra tidak sabaran.

“Jangan dulu, nunggu Aldo yang nyuruh kita,” Balas Kenan.

“Harus dia yang nyuruh baru maju gitu?” Tanya Reida kepada Kenan. Posisinya sekarang di apit oleh Reinaldo dan Kenan.

REINALDO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang