"Rasanya beda."
—You, MePagi ini, Sagara dan Devano sarapan bersama. Mereka sudah duduk berhadapan di meja makan. Sibuk dengan piring makanan masing-masing sebenarnya. Ah, hanya Devano saja, sang kakak perhatiannya terfokus ke ponsel di tangan kirinya. Sesekali mengetik atau entah apalah itu tak tahu, ia lebih memilih untuk sarapan.
Tapi grusak-grusuk suara sang kakak memakai sepatu mengalihkannya. Terlihat wajah Sagara yang panik, Devano masih memerhatikan dengan banyak pertanyaan. Setelahnya Sagara berdiri, menatap Devano sambil tersenyum lebar.
"Maafin Abang nggak bisa berangkat bareng, ada urusan mendadak," ucapnya.
Devano berdecak malas, pagi-pagi moodnya sudah turun karena sang kakak.
Sagara mengelus surai hitam adiknya, "Devano naik ojek online ya, nih!" Sambil memberikan selembar uang berwarna biru, Sagara berlari keluar rumah.
"VANO MARAH SAMA ABAAAANGG!?"
Masih dapat ia dengar Sagara berbicara lewat telfun di luar rumah. Devano mengambil uang itu dan berdiri dari duduknya. Berjalan ke rak mengambil kotak makan, berniat membuatkan bekal untuk kakaknya karena meninggalkan sarapa. Gini-gini Devano masih peduli, loh. Setelah selesai Devano bersiap berangkat sekolah, memakai sepatu dan tak lupa mengunci pintu.
Dia pikir kakaknya sedang buru-buru, jadi menyuruhnya berangkat naik ojek tapi malah tidak dipesankan. Bagaimana sekarang Devano bisa sampai sekolah? Mana dirinya juga tak tahu menahu masalah seperti ini. Ash, semakin susah saja.
Disaat Devano masih bingung dengan pikirannya, dia masih di depan pagar rumahnya, seorang pemuda lewat mengendarai sepeda motor. Dia mendapat ide, diberhentikan pemuda itu dengan menghadang jalan.
"Mas-mas nggak tau siapa namanya, saya Devano minta anterin ke SMA GARUDA ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Me ✔
Teen Fiction[S E L E S A I] [B R O T H E R S H I P] Gosipnya menyebar, secepat angin yang membawa dedaunan berguguran. Hampir satu sekolahan sudah mengetahui. Bahkan itu belum diberi keterangan dari pihak yang bersangkutan. Mereka langsung percaya begitu saja...