"Jika nantinya kita bertemu dimasa yang akan datang, Aku telah memutuskan untuk tetap tinggal bersamamu. Aku akan tetap bersama denganmu."
—You, MeRekomendasi song play:
1.) Ni, Wo — Ma Jiaqi, Zhang Zhenyuan, and Song Yaxuan
2.) Hanya Rindu — Andmesh Kamaleng
3.) In My Space — Kim Woojin^nggak nyambung juga sih wkwk 😭😂
Rintik air semakin banyak turun ketanah. Padahal matahari menyinari dengan terang, tepat berada ditengah-tengah. Hal itu tak bisa membuat hujan berhenti begitu saja. Sungguh kuasa Tuhan yang sangat luar biasa.
Semua orang berlalu lalang sambil membawa payung. Mencoba melindungi diri dan menghindar dari hujan. Tidak seperti saat hujan biasa, kali ini lebih banyak orang yang beraktivitas diluar. Mungkin juga karena hari Senin, siapapun atau apapun pekerjaanmu pasti dilanda sibuk.
"Hujan?"
Anak laki-laki sepuluh tahun menatap air yang jatuh ketanah. Kemudian menengadahkan kedua tangan menampung hujan. Sampai memenuhi wadah dari tangannya, ia membuangnya kembali. Begitu terus tanpa rasa bosan. Dia menghembuskan napas pelan, mengibaskan kedua tangan yang basah. Kembali duduk diteras pos satpam.
"Hujan deras Devano, pulangnya dijemput siapa?" Pak Andre, satpam sekolah bertanya dengan logat khasnya.
"Belum tahu, Pak," jawab anak itu ramah.
"Nggak bareng Mas Gara? Kayake udah keluar kelas tadi."
Anak itu Devano kecil, yang sedari tadi diam di pos satpam menunggu hujan berhenti. Memikirkan apa yang barusan Pak Andre katakan.
"Iya, Pak. Kalau Bang Gara belum pulang duluan," Devano menunjukkan senyumnya saat Pak Andre ikut duduk disebelahnya.
"Nah! Itu Mas Gara!"
Bersamaan dengan kalimat sang satpam sekolah, Devano ikut menengok kedepan. Didepan sana, ada anak laki-laki berseragam sama dengannya tengah melambaikan tangan. Tersenyum kecil dan berjalan mendekatinya. Tangan kanan memegang payung berwarna biru.
"Ayo pulang sama Abang."
Dia Sagara, anak yang terpaut umur 3 tahun dengan Devano. Kakak kandung Devano. Entah mungkin feeling, dia tahu Devano lupa membawa jas hujan seperti biasa. Jadi Sagara mampir sejenak ke kelas adiknya. Yang malah orangnya ternyata menunggu disini.
"Tapi payungnya kecil, nanti seragamnya basah," ucap Devano.
"Nggak papa, keburu hujannya tambah deras. Kalau Vano nunggu nanti lama berhentinya," Sagara mengulurkan tangannya.
"Yaudah."
"Pak Andre, saya sama Devano duluan ya. Permisi."
Devano ikut berlindung dibawah payung biru sang kakak. Memeluk tas ransel didadanya agar buku didalam tak basah oleh air. Pak Andre mengangguk, mengucapkan hati-hati dan mereka pergi menjauhi pos satpam.
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Me ✔
Teen Fiction[S E L E S A I] [B R O T H E R S H I P] Gosipnya menyebar, secepat angin yang membawa dedaunan berguguran. Hampir satu sekolahan sudah mengetahui. Bahkan itu belum diberi keterangan dari pihak yang bersangkutan. Mereka langsung percaya begitu saja...