"Pokoknya, Vano juga mau
ikut kerja Bang gara."
—Devano.Hari ini, hari Minggu. Sekolah pasti libur, rumah Devano dan Sagara belum terlihat aktifitas apapun. Walaupun pintu depan dan jendela-jendela sudah terbuka, tak ada kebisingan yang terdengar. Jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan lebih enam menit pagi.
Sesaat kemudian terlihat Devano yang menuruni tangga masih dengan piama tidurnya. Agaknya, baru saja bangun manusia satu ini. Langkahnya ia bawa kedapur. Tempat biasa dia menemikan Sagara sedang memasak. Tetapi malah kosong, alat masak masih rapi dan sepi tak ada orang lain.
"BANG GARAAAAA?!"
Teriakannya menggema. Devano berjalan meninggalkan area dapur. Kembali mencari keberadaan sang kakak yang entah kemana perginya. Apa jangan-jangan Devano ditinggal kabur?
"BA—"
"Heh! Nggak usah teriak-teriak. Abang disini juga," Suara besar menyahut kalimat Devano. Sang empu menoleh kekursi dekat ruang tamu. Ternyata kakaknya disitu toh. Pantesan sedari tadi tidak kelihatan. Tempatnya saja dipojok begitu.
Devano segera berlari mendekati Sagara. Ikut duduk disebelah kakaknya yang sedang minum teh. "Ngopi Bang? Udah kayak bapak-bapak aja," tanya Devano.
Sagara menoleh menatap adik satu-satunya itu. "Ngopi darimana? Jelas-jelas ini teh juga, nggak bisa bedain? Bukan Vano ini pasti, siapa?"
Kekehan keluar dari bibirnya, Devano hanya ber-oh ria.
"Vano laper Bang, bikin sarapan dong!"
"Hmm, bentar ya. Maaf Abang tadi kesiangan bangunnya—Vano juga tumben bangun jam sembilan, biasanya juga hari Minggu bangunnya pagi."
"Nggak tau. Kayaknya sekolah kemarin nguras tenaga banget Bang, Vano sampe keblabasan tidurnya."
"Vano nggak begadang kan?"
Yang ditanya menggelengkan kepala. Mana berani ia begadang. Jam delapan saja biasanya sudah tepar dikasur kesayangan. Bisa-bisa kena amukan sang kakak tercinta kalau ketahuan begadang. Nanti juga dirinya sendiri yang kena efeknya. Kalau nggak sakit, ya ngantuk disekolah.
Gelas tehnya sudah tandas. Sagara berdiri untuk meletakkannya kedapur. Lalu kembali lagi duduk disebelah sang adik. Kenapa hari ini rasanya malas melakukan sesuatu ya dirinya?
"Abang mau ngomong serius sama Vano," ujar Sagara tiba-tiba.
Gendang telinganya mendengar suara Sagara yang hampir hilang itu. Segera menoleh, Devano menaikkan alisnya seakan bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Me ✔
Teen Fiction[S E L E S A I] [B R O T H E R S H I P] Gosipnya menyebar, secepat angin yang membawa dedaunan berguguran. Hampir satu sekolahan sudah mengetahui. Bahkan itu belum diberi keterangan dari pihak yang bersangkutan. Mereka langsung percaya begitu saja...