M.6

6.3K 1.2K 118
                                    


Sorry for typo(s)





Setelah kejadian di mall beberapa waktu yang lalu, si kembar Park mengalami sedikit perubahan pada sikap. Lebih tepatnya, justru mereka khawatir dengan keadaan Renjun. Pagi hari ketika Haechan dan Jaemin menunggu bangunnya sang kakak, yang didapat hanyalah permintaan maaf dari Ayah. Beliau bilang kalau Hyungie sedang tidak enak badan dan harus istirahat.



Awalnya, kedua anak itu merajuk tak ingin sekolah. Apalagi Haechan yang sampai membuka paksa pintu kamar kakaknya. Saat itu, Chanyeol hampir saja marah tetapi Renjun yang tiba-tiba keluar sehingga menghentikan tantrum adik-adiknya.



Wajah pemuda itu sedikit pucat, surainya yang biasa rapi kini berantakan karena bangun tidur. Manik Jaemin menangkap kain putih yang membalut telapak tangan kakaknya.



Seperti biasa, Renjun hanya bisa menyembunyikannya dengan senyuman. Pemuda itu bersimpuh di hadapan adik-adiknya, "Kenapa ini, kalian nanti terlambat sekolahnya?" tanyanya dengan suara parau.



Si kembar kompak mengerucutkan bibir, manik polos mereka menatap sendu pada sang kakak yang sedang sakit. Tangan Haechan terulur menyentuh kening Hyungie kesayangannya, manik anak itu membola ketika merasakan sensasi panas di sana.



Lalu tatapan anak itu beralih mendelik pada kedua orang tuanya, Haechan berkacak pinggang, "Bagaimana itu Ayah?! Injunie Hyung sakit! Dokternya panggil!" omelnya.


Diikuti oleh Jaemin yang menganggukkan kepala dengan tegas, "Demam! Injun Hyung kasih obat Nana!" imbuh anak itu sampai bibirnya mencibir.


Seulas senyum yang lemah terukir dari Renjun, menarik pergelangan tangan masing-masing kedua adiknya di sana, "Tidak boleh berteriak seperti itu pada Ayah, Injun Hyung sudah tidak apa-apa. Hyung hanya butuh tidur, jadi Nana dan Echan jangan membuat suara ya? Sekarang waktunya sekolah, nanti kalau sudah pulang, Hyung pasti sudah sembuh," jelasnya dengan lembut.



"Sungguh?" tanya mereka dengan kompak.



Sulung Park itu mengangguk disertai kekehan kecil.



Lalu, Jaemin mengambil pelan tangan Renjun yang terbalut oleh perban itu dan tak disangka diusap dengan hati-hati. Kebiasaan saat kecil dulu Ayahnya sering memberi kecupan pada luka yang ada sambil berbisik, "Jangan buat Injun Hyung sakit ya? Jangan lama-lama di sana, tidak boleh, oke?"




Di sampingnya Haechan ikut mencondongkan tubuh, melakukan hal yang sama seperti kembarannya, "Huum! Pergi jauh! Hussh!"



Momen seperti ini, dunia yang tidak adil memang membutuhkan orang-orang dengan sifat seperti si kembar.




***




Sekolah merupakan tempat kedua untuk anak-anak bisa mengenal dunia, etika dan pendidikan. Kabar dipecatnya Guru Son sudah tersebar, bertanya-tanya ada masalah apa sampai keputusan besar itu jatuh dalam waktu satu hari. Bahkan perintah langsung dari calon pewaris yayasan.



Haechan saja sudah bersiap-siap menyerang beliau ketika masuk ke dalam kelas. Namun, justru menemukan guru kesayangan sudah berdiri dengan senyuman merekah.


"Guru galaknya membolos ya?" tanya Haechan sembari menyembunyikan adiknya di belakang punggung.



Pertanyaan tersebut membuat Johnny tertawa, ia berjalan mendekati si kembar Park tersebut dan bersimpuh di hadapan mereka, "Bukan membolos, tapi sepertinya kalian tidak bertemu dengan beliau lagi."



Milý✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang