3

522 56 1
                                    

"Papa, jari jari Mark rasanya sakit Pa, kenapa sulit sekali" keluh remaja itu, sambil mengusap jari jari tanganya yang digunakan untuk memetik senar gitar selama lebih dari 2 jam itu.

"Memang begitu nak, tapi nanti kalau sudah terbiasa tidak akan sakit, Mark kan hebat pasti bisa, ayo berusaha sedikit lagi"

Mark mengangguk menyetujui isyarat yang diberikan Jaehyun.

"Istirahat dulu pa, jari jari Mark panas" ujarnya.

Jaehyun mengangguk membiarkan anaknya meletakan gitar baru yang dibelikan Jaehyun, saat tau anaknya berkeinginan belajar bermain gitar, Jaehyun tentu saja senang dan membelikan gitar untuk Mark belajar.

Jaehyun memberikan segelas orange juice yang disediakan Ten di atas meja menemani malam hari mereka, lelaki mungil itu sedang sibuk membuat camilan di dapur meninggalkan Jaehyun dengan kedua anaknya itu.

Jeno? Dia sibuk bermain dengan anak panah dan papan yang dibelikan Jaehyun, anak itu memang mengikuti kelas memanah selama ini.

"Pa"

Jaehyun menoleh dan mengangkat satu alisnya pada Mark.

Mark mendekat pada Jaehyun, merebahkan kepalanya di atas pangkuan sang ayah. Uh, manis sekali papa dan anak ini.

"Mark sudah besar kan pa?"

Jaehyun mengernyit lalu kemudian tersenyum dan mengangguk kecil.

"Mark suka dengan seseorang pa, namanya Haechan, yang Jeno bilang waktu itu" Mark tersenyum kecil, mencoba mengingat wajah pujaan hatinya itu.

"Haechan manis seperti Mama, tapi kalau mama punya kulit yang sangat putih, sedangkan Haechan agak gelap tapi sangat cantik, dia selalu tersenyum setaip saat, sangat cerewet juga seperti Mama, selalu saja ada hal yang dia ceritakan pada Mark setiap harinya, dirinya seakan tidak pernah lelah mengoceh setiap saatnya" Mark berujar.

Jaehyun tersenyum kecil. Ternyata benar, anaknya sudah besar, sudah menginjak masa masa remaja dan pubertas.

"Jadi anak papa sedang jatuh cinta, Mark ternyata sudah besar ya, cepat sekali Mark bertumbuh, rasanya baru kemarin Papa menggendong Mark dan Jeno di kedua lengan papa, mengajari Mark berjalan, mengatakan kata 'papa' untuk kali pertama bisa bicara, dan sekarang? Anak papa sudah bisa jatuh cinta" Jaehyun menggerakan tanganya, membuat Mark segera bangun dari acara tiduranya dan menatap Jaehyun sambil tersenyum tipis.

"Tapi kan Mark tetap anak kecil papa" ujar Mark.

"Mark benar, kau akan selalu jadi bayi kecil papa, sampai kapanpun"

Mark terkekeh dan mengangguk. Mark sangat sayang dengan papa, Mark dekat dengan papa, papanya selalu melakukan apapun untuk Mark dan Jeno, dalam situasi apapun papanya selalu ada untuknya.

"Jadi Mark suka Haechan?"

"Iya pa"

"Tapi Mark masih terlalu muda untuk berpacaran nak, papa tidak melarang hanya saja kau masih terlalu muda"

"Aku mengerti pa, lagian aku tidak berniat menjadikan Haechan kekasihku, kami memang saling menyukai, tapi memutuskan untuk menunda menjalin hubungan, Haechan juga masih terlalu muda" ujar Mark.

"Hm, betul sekali, kalau sudah legal nanti buru buru saja Mark menjadikan Haechan kekasih" Jaehyun kemudian tersenyum. Mark terkekeh pelan, ahh...papanya itu memang sangat manis, bukan hanya dengan Mama tapi dengan anak anaknya juga.

"Wah wah...pangeran pangeran Mama sedang apa ini?" Tanya Ten, duduk di samping Jaehyun, mendorong pelan bahu Jaehyun agar bersandar di pundaknya, lalu Ten meletakan tangan kananya di kening Jaehyun, mengusap kening suaminya itu dengan lembut. Kegiatan yang Ten selalu lakukan, Jaehyun sangat suka dimanajakan begini oleh Ten, rasanya bisa merilexkan tubuh.

"Tidak, Mark hanya berbicara secret dengan papa" ujar Mark.

"Eiii, anak mama kenapa bermain rahasiaan dengan mama?"

"Memang ya, Mark lebih sayang Papa daripada Mama"

"Tentu saja karena Papa baik, tidak galak dan cerewet seperti Mama" ujar Mark.

"Mark Jung" gumam Ten kesal. Niatnya menggoda Mark malah dia yang digoda balik.

"Jeno kemari" ujar Ten, memanggil Jeno yang berada tak jauh darinya.

Jeno menoleh sebentar pada Ten, setelah itu dia meletakan alat alatnya kembali seperti semula, ingat! Kalau tidak kembali ketempatnya, Mama akan mengomel.

"Liburan sekolah nanti, kita akan liburan bersama uncle uncle kalian, mereka akan datang ke korea bersamaan bersama anak anaknya" ujar Ten membuat Mark dan Jeno seketika merasa sangat excited.

"Uncle Lucas juga??!" Tanya keduanya bersamaan.

Jaehyun terkekeh kecil mendengarnya, kenapa anak anaknya sangat excited sekali pada Lucas.

"Hu'um, dia juga ada tentu saja, kenapa kalian senang begitu dengan Lucas?" Tanya Ten mengernyit. Saat teman temanya berkunjung beberapa tahun lalu saat Mark dan Jeno masih kecil, kedua anaknya itu juga sangat dekat dengan Lucas juga Hendery.

"Karena uncle Lucas menyenangkan, dia selalu punya sesuatu untuk ditertawakan, dia diam saja sepertinya sangat lucu" ujar Mark kemudian sambil terkekeh.

"Benar sekali! Uncle Hendery juga begitu, dia selalu membuat wajah lucu" ujar Jeno.

"Heii...ada juga yang senang dengan kekonyolan kedua temanku itu" gumam Ten. Sadar jika kedua temanya itu memang agak--konyol sih, keduanya adalah pelawak berkedok pengusaha sukses.

"Baiklah  hanya itu saja yang ingin Mama sampaikan. Kembalilah ke kamar kalian masing masing dan tidur"

Mark dan Jeno beranjak mendekat pada Ten dan Jaehyun, mengecup pipi kedua orang tuanya itu bergantian dan mengucapkan "selamat malam" lalu pergi ke kamar mereka.

Jaehyun dan Ten menatap keduanya sambil tersenyum, melihat mereka berdua berlari dan berebut masuk pintu kamar lebih dulu, mereka memang sudah besar, tapi masih seperti anak kecil.

"Anak kita sudah besar Ma" Ten mengangguk menyetujui pernyataan Jaehyun.

"Anak anaku yang tampan, mereka benar benar manis, mirip sepertimu" ujar Ten.

Jaehyun membenarkn posisi duduknya lalu menatap Ten sambil tersenyum.

"Tadi Mark bilang padaku, kalau dia jatuh cinta dengan temanya"

"Benarkah? Manis sekali anak itu, pantas dia tidak mau bilang denganku" ujar Ten.

"Mereka akan semakin besar setiap harinya, anak anak kecil kita tumbuh dengan baik" Jaehyun kembali menggerakan tanganya.

Ten mengangguk, setuju juga dengan pendapat Jaehyun. Lelaki mungil itu tersenyum dan menangkupkan tanganya di kedua sisi pipi Jaehyun.

"Tentu saja mereka tumbuh dengan baik, dibalik itu semua ada papa yang dengan sangat bersabar merawat mereka, ada papa yang selalu sangat memperhatikan mereka. Aku yang sebagai mamanya saja kadang merasa marah pada mereka pada suatu hal, tapi kau tidak, kau hanya tersenyum pada mereka dan begitu seterusnya, tidak heran mereka dekat denganmu" ujar Ten panjang lebar.

Selama ini mereka berdua memang berkontribusi mengurus kedua anak mereka bersama, tapi kedua anaknya jauh lebih dekat dengan Jaehyun, bahkan bisa dikatakan Jaehyun lebih banyak tau mengenai kedua buah hati mereka.

Mark dan Jeno bahkan dengan nyaman menceritakan apa yang menjadi privasi mereka pada Jaehyun, tidak dengan Ten, Ten paham mungkin karena kedua anaknya laki laki dan menyebabkan mereka lebih dekat dengan sosok papa, padahal kalau kalian tidak lupa sosok Mama di keluarga ini juga laki laki.

Tapi Ten juga tidak heran, Jaehyun memang bisa memberikan segala kenyamananya, apalagi untuk kedua anak anaknya, lelaki tampan itu bahkan tidak pernah sekalipun terlihat marah di depan anak anaknya, dia tidak memanjakan tapi memenuhi semua kebutuhan anak anaknya.

"Jaehyun, terimakasih sudah bekerja keras, membuat kami bahagia dan memenuhi semua yang kami butuhkan, benar kata Mark dan Jeno, Papa adalah Hero"

***

Our Heroes -Papa-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang