11.

459 52 12
                                    

Mark menatap mamanya dalam diam, menyaksikan bagaimana mama menyiapkan makan malam di piring piring yang tersedia di meja makan.

Sesekali melirik ke arah Jeno yang dengan senang hati selalu tersenyum pada papa dan mamanya entah untuk alasan apa.

Mark menghela nafas pelan lalu meletakan kedua tanganya di atas meja.

"Ma, pa, ada suatu hal yang harus aku tanyakan" Mark berujar membuat perhatian seluruh orang di meja makan teralihkan padanya.

"Ada apa Mark?" Tanya Ten, Mark menatap Ten dan Jawhyun bergantian, lalu berhenti dan menatap papanya dengan pandangan datar seperti biasa.

"Kali ini katakan dengan jujur padaku...aku...apakah aku dulu adalah bayi yang bisu?" Mark  memejamkan mata setelahnya.

Jeno menegang di tempatnya, tidak menyangka jika saudaranya akan menanyakan itu sekarang.

Ten dan Jaehyun terlihat jelas menampilkan ekspresi kaget yang kentara, lalu kemudian berusaha menetralkan emosi wajahnya dan tersenyum.

"Kau jangan bercanda sayang, kau--

"Jangan berbohong padaku, katakan jika itu adalah kebenaran!" Seru Mark.

Ten menghela nafas lalu menghampiri Mark, duduk di kursi yang tepat di samping Mark.

Ten menatap Jeno yang menggumam kata maaf, Jika bukan Jeno siapa lagi yang memberitahu, tidak mungkin Jaehyun, pikir Ten.

"Mark, dulu dokter hanya salah--

"Tidak salah" serkah Mark.

Ten menghela nafas lalu mengangguk.

"Iya, Mark saat lahir tidak menangis, dokter bilang Mars bisu, tapi papa yang saat itu tidak percaya, benar benar membawa Mark kecil ke singapore, meninggalkan mama dan Jeno sendirian di Korea, saat itu kalian bahkan belum punya nama" Ten berujar, mencoba menerawang kejadian lalu.

"Berbahaya membawa Mark bepergian jauh saat baru lahir, tapi papa ingin Mark sembuh, ingin Mark memiliki suara saat itu, di singapore tidak berhasil, papa membawa Mark ke New York, mendatangi dokter ternama di sana, lalu melanjutkan terapi di America, mama dan Papa bahkan berpisah selama 5 bulan karna papa sibuk mengurus Mark di luar sana"

Ten menatap Jaehyun dan Mark bergantian, Jaehyun bahkan terlihat tidak sanggup untuk menatap mata putranya yang berkaca kaca menatapnya.

"Perjuangan papa akhirnya berhasil, Mark kecil bisa menangis dengan keras, setelah itu baru papa membawa Mark kembali bertemu mama dan Jeno"

Ten lalu tersenyum, beralih menatap Mark.

"Papa melakukan semua itu untuk Mark, untuk putra kesayanganya, dia tidak mau Mark mengalami hal yang sama seperti yang dialaminya dulu. Jika dulu saat Papa lahir, grandpa Jaehyuk mau berusaha lebih keras untuk mengobati papa, mungkin papa sekarang bisa bicara seperti Mark, tapi grandpa Jaehyuk tidak melakukan itu. Maka dari itu papa tidak mau hal itu terjadi pada Mark" ujar Ten lembut.

"Tidak apa sayang, itu dulu, dan sekarang semua baik baik saja" ujar Ten memgusap sayang rambut putranya.

Mark masih menatap Jaehyun, bahkan tidak peduli jika popinya basah karena air mata.

"Itu semua pasti karena dia kan? Aku bisu karna aku keturunanya, sialan!! Enyah saja--

-BUGHH-

Ten menutup mulutnya tak percaya ketika kaget melihat Jeno memukul Mark, membuat Mark tersungkur dengan darah yang mengucur di pelipisnya. Jeno bahkan tidak segan segan menarik kerah hyungnya itu, membuat Mark terpaksa bangkit karena tarikan saudaranya.

Our Heroes -Papa-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang