6

418 49 14
                                    

"Loh sudah pulang, bagaimana--

"Aku keatas dulu"

Ten mengernyitkan dahinya bingung saat melihat Mark melongos begitu saja dan pergi dari hadapan mereka, wajah anak itu terlihat tidak baik baik saja, Mark terlihat datar dan sedang Marah.

"Loh, Mark kenapa?" Tanya Ten.

2 lelaki di depanya malah menghela nafas secara bersamaan.

Bukanya menjawab pertanyaan Ten, Jeno malah merah pergelangan tangan papanya.

"Pa...jangan terlalu dipikirkan, Mark hyung saja sedang kesal, anak mana yang tidak kesal kalau papanya dihina begitu, papa tenang saja, Jeno akan bicara dengan Mark, papa istirahat ya...Jeno akan ke kamar"

Setelahnya Jeno mengikuti langkah Mark tadi menuju kamar mereka berdua. Sesekali dia menghela nafas, mengingat perkataan teman temanya, kasihan papa...papa pasti sedih, pikir Jeno.

"Sayang...kalian kenapa?" Tanya Ten pelan.

Jaehyun menceritakan semua kejadian yang membuat Mark terlihat kesal tadi, dengan wajah sesal, Jaehyun merasa bersalah, jika bukan dia yang hadir mungkin inì tidak akan terjadi, dan Mark tidak akan marah.

"Apa mereka juga akan berakhir kecewa padaku, seperti bagaimana Sungchan dulu kecewa padaku"

"Jaehyun, anak anak tidak mungkin membencimu, mereka menyayangi papa lebih dari apapun, hanya karena masalah seperti ini mereka tidak akan membencimu"

"Tapi mereka menghinaku di depan anak anak, aku tidak masalah jika hanya diriku, tapi anak anak mendengarnya, mereka menunduk saat orang mengatai, mereka pasti merasa malu"

Ten menghela nafas lalu memeluk Jaehyun, mengusap bahu lebar lelaki itu dengan lembut, mencoba menenangkan kegelisahan Jaehyun.

"Tapi kau papanya, mereka tidak mungkin malu...Mark akan kembali seperti biasa Jaehyun, tenanglah" gumam Ten.

Ten memejamkan matanya, tak sadar bahwa dirinya menangis dalam diam di dekapan Jaehyun. Dia tentu tidak mau kejadian 20 tahun yang lalu kembali terulang hanya karna sebuah omongan omongan tidak benar dari orang orang.

"Ayo istirahat sekarang, jangan dipikirkan, kau akan stress dan sakit nanti"

*

"Mark"

"Hm?"

"Apa kau masih marah?"

"Tidak"

"Kenapa wajahmu--

"Berhenti bertanya Jung Jeno!" Sentak Mark, menatap tajam saudaranya itu.

"Mark, papa merasa bersalah, papa pasti sedih melihatmu mengabaikanya sejak tadi"

"Mark itu bukan kesalahan papa, mereka tidak tau apapun tentang papa, kau tidak boleh seperti itu, papa adalah--

"Tapi mereka benar Jen, setelah ini kita tidak akan bisa hidup tenang di sekolah, aku jamin...kita akan menjadi bulan bulanan mereka, karena mereka tau papa bisu"

"Benar apanya--

"Papa...papa bisu dan itu memalukan"

"Mark!!" Jeno tersentak dengan omongan Mark dan reflek meneriaki saudaranya itu.

"Kau sadar dengan kata katamu! Kau baru saja mengatai papa memalukan, apa kau berpikir--

"Tapi itu benar, aku baru sadar hari ini setelah mereka bicara, memalukan punya papa yang tidak bisa bicara, memalukan punya papa yang menggunakan tanganya untuk bicara, memalukan--

Our Heroes -Papa-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang