"Ma...papa kok tumben belum bangun jam segini?" Tanya Jeno yang kali ini membantu Ten di dapur, hmm...cuman duduk dan melihat mamanya memasak saja sih.
"Tadi mama sudah bangunkan papa, coba deh lihat ke atas Jen, apa papa masih tidur ya?" Ujar Ten. Jeno segera beranjak menuju lantai 2, ke kamar orang tuanya. Sesampainya di sana Jeno terkekeh melihat papanya yang tertidur pulas sambil memeluk selimutnya, persis seperti Mark hyung, pikir Jeno.
"Pa...papa bangun pa, ayo kita sarapan, mama susah selesai memasak" ujar Jeno sambil menggoyangkan pelan bahu papahnya, tapi Jaehyun hanya menggeliat pelan dan bahkan tak terusik.
"Papa, aduhh...susah sekali--loh" Jeno yang tadinya berniat menarik tangan papahnya agar bangun langsung menghentikan kegiatanya, dia malah menggenggam tangan papahnya sambil sesekali menggumam.
"Badan papa hangat, aku harus beritahu Mama" ujar Jeno pelan, dengan hati hati kembali meletakan tangan papahnya lalu turun ke bawah menemui Ten, dan Mark yang sekarang sudah ada di sana, mengobrol bersama Ten.
"Ma! Papa sepertinya sakit, suhu badan papa agak panas" ujar Jeno.
Ten langsung menghentikan kegiatanya memasak, segera menuju lantai 2 bersama Jeno, Mark sedari tadi yang mendengarkan penjelasan adiknya buru buru bangun dari kurisnya dan ikut menyusul, tapi baru sampai di anak tangga, kakinya berhenti melangkah, sesuatu menghentikanya untuk tetap melangkah, dan Mark benar benar kembali berbalik ke meja makan setelahnya.
Sedangkan di lantai atas, Ten berusaha membangunkan suaminya, pantas saja susah sekali dibangunkan, ternyata sedang tidak enak badan.
"Pa...ayo bangun dulu hey, kita makan lalu minum obat ya" ujar Ten lembut. Membantu mengangkat tubuh Jaehyun dan mendudukanya di tempat tidur, membiarkan kepala suaminya itu terhempas di bahunya.
Jaehyun melingkarkan tanganya di pinggang Ten, mendusalkan hidungnya di perpotongan leher Ten yang terasa sangat hangat dan wangi.
"Pa...apa papa baik baik saja? Apa kita tidak perlu ke dokter?" Tanya Jeno sambil menepuk bahu papanya.
"Tidak Jen, papa baik baik saja, hanya sedikit pusing dan lemas" Jaehyun menggerakan tanganya lalu tersenyum pada Jeno.
"Ahh baiklah, ayo sarapan pa...lalu papa bisa minum obat dan istirahat, nanti mama dan papa dirumah saja, biar Mark hyung dan Jeno yang datang ke gereja untuk berdoa" ujar Jeno. Biasanya mereka akan datang bersamaan setiap hari minggu, selalu...biasanya Mark adalah yang paling bersemangat, anak itu taat pada agamanya, Mark rajin berdoa...katanya...awali segala sesuatumu dengan doa.
"Jeno ada latihan hari ini?" Tanya Jaehyun.
"Ada sore nanti pa" ujar Jeno, jadwalnya latihan memanah hari minggu memang setiap sore.
"Baiklah, ayo turun sarapan...Mark sudah menunggu di bawah" ujar Ten sambil membantu Jaehyun bangkit.
Mereka ber-3 pergi ke bawah, berniat untuk sarapan bersama masakan yang telah disiapkan oleh Ten.
"Next time, i'll call you Luke, entah...kelulusan nanti aku memang ingin bersekolah di Canada, disini membosankan, aku ingin sesuatu yang baru"
"...."
"Of Course, shut the fuck off, i will kill you Luke"
"...."
"Hahaha...baiklah baiklah, sampai jumpa nanti kawan"
"..."
"Huh, Luk---
Mark berbalik dari posisinya, mendapati, mama papa dan adiknya yang memandanginya dengan penuh tanda tanya. Mark berdehem pelan lalu membenarkan posisi duduknya. Menyimpan kembali benda pipih di tanganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Heroes -Papa-
Teen Fiction《JaeTen+ Mark, Jeno》《sequel ICBYV》 "Papa melakukan segala untuk kita Mark, untuk Mark, adik dan juga Mama, Mark tidak boleh seperti itu pada Papa, dia orang tua Mark" "Our Heroes, Papa"