Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Leon bergegas lebih dulu dan menunggu Aileen di depan kelas nya. Lantas, anggota vogos lain nya berjalan lebih dulu ke parkiran sekolah.
"Hai, Leon. Ngapain berdiri disitu?"
"Lo pulang bareng gue hari ini," balas Leon.
Rina dan Doni saling lirik lalu tersenyum simpul melihat tingkah laku Leon yang gak biasanya.
"Eh gak usah, abang gue jemput kok hari ini," tolak Aileen.
Rina berdehem lalu mendorong tubuh sahabatnya itu agar berdiri lebih dekat dihadapan diri Leon, "gue sama Doni pulang duluan ya, bye Aileen, bye Leon," pamit Rina sembari membawa Doni pergi bersama dirinya.
Doni pasrah saja ditarik-tarik seperti ini oleh Rina sedangkan Aileen tersenyum kikuk saking bingung nya dia mau berbuat apa dihadapan Leon yang hanya berdiam diri sambil terus menatap nya tanpa berkedip sedetikpun.
"Lo gak mau pulang?" tanya Aileen kemudian.
"Mau."
"Yaudah ayo, ke parkiran," ajak Aileen sembari menggenggam jemari Leon tanpa sadar.
Sesampainya di parkiran, anggota vogos hanya bisa tersenyum sambil sesekali menggoda keduanya yang masih saling menggenggam satu sama lain.
"Aileen mau pulang sama siapa? Babang Leon apa babang Alvin?" tanya Alvin.
"Aku mau pulang sama abang, abang aku jemput hari ini," jawab Aileen tak enak hati.
"Lo pulang bareng gue," tegas Leon.
"Tapi Leon."
"Gak ada tapi-tapian."
Alvin dan Bima tersenyum salah tingkah, "ekhem, dijadiin nyamuk nih kita," goda Alvin.
"Gue balik dulu," pamit Kenan.
"Gue juga balik dulu ya," pamit Bima yang langsung disusul oleh Alvin.
Aileen melirik Leon gugup, "yuk pulang," ajak Leon.
"Ekhem, gimana ya," bingung Aileen.
"Udah ayo naik. Nih dipakai, helm nya," ujar Leon sembari menyodorkan helm pada Aileen dan Aileen pun menerima helm pemberian Leon.
Aileen memakai helm lalu naik ke belakang motor sebelum pada akhirnya melaju pergi meninggalkan area sekolah bersama Leon.
Tak berselang lama, Leon menghentikan motornya di sebuah tempat makan.
"Makan dulu, gue laper," ucap Leon sembari turun dari motor setelah memarkirkan nya.
Aileen ikut turun dari atas motor lalu berjalan mendahului Leon dan berdiri di hadapan nya, "traktir gue dong, Leon," pinta Aileen dengan puppy eyes nya.
"Menggemaskan," batin Leon.
"Hm," balas Leon sembari berjalan memasuki tempat makan.
"Lo gak papa kan makan ditempat kek gini?" tanya Leon takut Aileen merasa risih dan tak suka.
"Santai aja, aku bisa makan dimana aja kok selagi itu halal dan enak," jawab Aileen sembari tersenyum lebar.
"Oke, kalau begitu ayo makan."
Aileen dan Leon memesan banyak makanan yang Aileen inginkan lalu, memakan makanan itu dengan lahap sampai habis tak tersisa.
Selesai makan, Leon langsung mengantarkan Aileen ke rumah nya dan terhenti saat telah sampai di depan rumah Aileen.
Lagi-lagi, Leon menolak tawaran Aileen untuk mampir ke rumah nya sehingga Leon dapat pulang ke rumah dengan cepat walaupun harus menyaksikan kedua orang tua yang tampak asik bermesra-mesraan di ruang tamu.
"Assalamu'alaikum, Leon pulang," teriak Leon.
Bunda dan ayah menoleh, "berisik Leon. Ini rumah bukan hutan jangan teriak-teriak," tegur Letha yang tak lain adalah bunda Leon.
"Lah emang bun, ini kan rumah bukan hutan, memangnya siapa yang bilang rumah kita hutan?" tanya Leon
Bunda memutar mata jengah, "aduh terserah kamu aja deh."
"Kamu ganggu aja sih Leon. Biasanya juga pulang telat, ini tumben-tumbenan banget pulang cepet," ujar ayah.
Leon tersenyum geli, "inget umur, yah."
"Heh, walaupun sudah tua-tua begini, ayah masih sanggup ya kasih adik baru buat kamu dan juga Azka."
Azka adalah adik leon yang masih bersekolah di bangku kelas empat SD.
"Apaan sih kamu?” malu Letha sembari mencubit kencang perut suami nya itu.
"Aw sayang, sakit tau," keluh Bara karena cubitan dari sang istri yang begitu kencang.
Leon memutar mata jengah, "Leon gak mau punya adik lagi ya ayah, bunda! Punya adik satu kayak Azka aja ribet nya minta ampun apalagi punya adik dua modelan yang gak jauh dari watak Azka? Udah lah, pokok nya Leon gak mau punya adik lagi, titik!" ucapan sebelum melangkah menuju kamar.
"Ke kamar aja yuk, sayang," ajak Letha.
Leon mendelik, menoleh kebelakang lalu kembali berteriak sebal, "ingat ya! Leon gak mau punya adik lagi!" teriak Leon sembari naik ke lantai atas.
Lantas ayah dan bunda ketawa cekikikan menyaksikan anak nya yang sebegitu nya tidak mau memiliki adik.
Sesampainya di kamar, Leon segera membuka seragam sekolah nya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum pada akhirnya tidur-tiduran di atas kasur sambil memainkan ponsel untuk melihat isi percakapan grup dari grup, Mari mengepet bersama.
Mari Mengepet Bersama
Bima : Siapa nih yang ganti nama grup?
Kenan : Saudara lu, si Alvin.
Bima : Idih, najis.
Bima : Btw Vin, kalau ada masalah bilang!
Alvin : Apaan sih?
Bima : Kalau ada masalah cerita, bego!
Alvin : Biar apa?
Bima : Biar gue bisa bantu tendang lo ke amazon.
Alvin : Gak boleh gitu sama cogan.
Bima : Mual, berasa segrup sama bunga bangkai.
Alvin : Bajingan kau, Bima.
Leon : Berisik.
Bima : Wadaw, pak bos datang.
Alvin : Tumben anak nya pak Bara nongol?
Kenan : Nanti malam ke basecamp gak?
Bima : Basecamp lah masa nggak.
Alvin : Duain.
Leon : Iya.
Leon menaruh handphone nya ke atas lemari kecil samping tempat tidurnya lalu menutup mata agar malam tidak mudah mengantuk.
Malam nya, Leon sudah rapi dengan kaos hitam dilapisi jaket dan juga celana jeans hitam nya. Lantas, Leon menuruni anak tangga dan berpamitan pergi pada nunda dan juga ayah yang sedang menonton televisi di ruang tamu..
"Bun, ayah. Leon mau pergi main dulu," pamit Leon.
"Kemana?" tanya bunda
"Biasa bun," jawab Leon.
"Yaudah sana tapi ingat, jangan pulang larut malam."
"Iya siap, bun."
Setelah itu, Leon pergi dan keluar menaiki motor milik nya meninggalkan area rumah.
Disisi lain, Aileen sedang membuka kulkas di dapur rumahnya dan menghela nafas saat tahu, tidak ada apa-apa di dalam sana.
Aileen lapar, dia mau bikin makanan tapi kulkas nya benar-benar kosong sehingga Aileen nekat keluar dari dalam rumah nya dikarenakan abang Satria yang masih sibuk kerja tugas kelompok di sebuah tempat.
Lantas, Aileen berjalan kaki menuju gang depan lalu menaiki sebuah angkutan umum untuk pergi ke sebuah minimarket.
Setelah sampai di depan gang besar menuju minimarket, dia pun turun dan berjalan kaki untuk sampai ke minimarket.
"Cewek, mau kemana malam-malam begini?"
Tiba-tiba saja dirinya dihadang oleh segerombolan cowok tidak jelas saat mau sampai di minimarket yang entah mengapa tampak begitu sepi malam ini..
"Cantik banget sih neng."
Aileen mendengus, menatap tajam mereka semua secara bergantian lalu berkacak pinggang, "gak pernah lihat cewek cantik ya kalian? Minggir! Gue mau jalan!"
"Gak bisa, mendingan lo ikut kita terus kita main bareng-bareng, dijamin bakalan enak deh," ucap salah satu dari mereka.
"Ogah! Udah sana minggir," pelik Aileen sembari berjalan melewati mereka begitu saja meskipun pada akhirnya, tangannya di cekal sehingga secara refleks, Aileen memutar tangan itu dan membantingnya.
"Akh, sialan," desis orang itu karena merasa kesakitan karena dibanting oleh Aileen tadi.
"Kan gue udah bilang, minggir, lo keras kepala sih kena kan lo sama gue?" ujar Aileen.
"Serang nih cewe," ucap salah satu dari mereka.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
LEON [REVISI]✔
Fiksi RemajaCover by pinterest (TAMAT) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ (SEBELUM BACA ALANGKAH BAIK NYA FOLOW AKUN INI DULU GUYS😄) Leon Daniswara leader geng motor vogos yg sifat nya dingin dan datar juga kejam pda lawan nya itu tertarik dengan perempuan yg menolon...