EnamBelas

667 30 5
                                    


Mencari ketenangan itu bukan dengan cara pergi, tetapi dengan kembali. Kembali kedalam dirimu, carilah Allah dihatimu. Sesungguhnya ketenangan ada disitu.

( Al Habib Ummar bin Hafidz )

Andi yang saat ini menyibukkan dirinya dengan berbagai macam berkas yang sudah berada di hadapannya.

Sepertinya saat ini Andi harus memyibukkan dirinya terhadap pekerjaannya dan berusaha menenangkan pikirannya dan juga hatinya agar lebih netral untuk bisa menghadapi Zahra istrinya.

Seseorang yang berada di hadapan Andi menatap dirinya dengan tajam. Kini ada Andi dan Reevan yang duduk saling berhadapan .

Karna Reevan rekan kerja Andi saat ini, mau tidak mau ia harus profesional terhadap pekerjaannya. Dan menyampingkan masalah pribadinya.

" Jangan pernah anda mendekati Zahra " ujar Andi yang membalas tatapan Reevan dengan tajam

" Zahra ? maksud kamu Afi, jadi kamu sudah mengetahui hubungan ku dengan Afi, ups istri anda " ujar Reevan dengan senyum mengejek

BRAK

Andi menggebrak meja dihadapannya dengan amarah yang di timpali senyum kecut Reevan

" Kenapa, anda marah ?! kalian hanya dijodohkan dan bukan berarti kalian saling mencintai " ujar Reevan

" Zahra istri anda tidak mencintai anda, karna cintanya Afi hanya untuk Reevan " ujar Reevan berbisik ditelinga Andi, yang berhasil membuat emosi Andi menggebu.

Andi kemudian melangkahkan kakiya dan ...

BUGH

Satu tinjuan tepat diperut Reevan secara tiba tiba

" JAUHI ZAHRA " Andi menatap Reevan dengan kemarahannya

" Masalah Zahra cinta atau gak sama saya itu urusan keluarga saya dan anda jangan ikut campur " tambah Andi

Reevan yang ingin membalas tinjuan Andi tetapi dengan cepat Andi menangkis tinjuan Reevan dan segera meninju Reevan kembali.

BUGH

BUGH

Andi membungkuk menatap Reevan dengan sangat tajam " never touch what is already mine "

flashback ..

Zahra melajukan mobilnya menuju kantor suaminya, karna ia ingin memperbaiki semuanya.

Zahra akan menjelaskan kenapa ia menyembunyikan tentang Reevan dari Andi. Sebenarnya ini yang ia takutkan sejak dulu, sejak ia menerima perjodohannya dengan Andi.

Dengan kelajuan mobinya ia akhirnya sampai di kantor Andi.

" selamat siang bu "

" selamat siang bu Zahra "

" siang bu "

Air Mata Seorang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang