Sebelas

2.1K 87 10
                                    


'kamu gak akan pernah berubah dari aku Afi' bathin Reevan

' kenapa susah banget si ngelupain ka Reevan' bathin Zahra

flashback

"excuse me, where is doctor Zahra's room ( permisi, di mana ruangan dokter Zahra )" tanya pria berbadan tinggi itu kepada Resepsionis

"on the third floor, right( Di lantai tiga, sebelah kanan)" ujar Resepsionis itu

"Thanks (Terima kasih)" ujar pria itu lalu pergi menuju tempat yang ingin dituju nya

Manaiki Eskalator untuk menuju lantai tiga, selepas sampai di lantai tiga. 'tadi dia bilang lantai tiga di sebelah kanan, berarti yang itu dong' bathin nya.

Tepat di depan ruangan yang ingin ia tuju, dari balik jendela ia melihat ada seorang laki laki dan perempuan yang sedang bertatapan, sembari memegang tangan.

Tetika ia ingin masuk ke dalam ruangan itu tiba tiba saja

-Drrtt  Drrtt -

Raihan is calling....

"loe di mana, kita ada meeting lima belas menit lagi, loe lupa apa ?!"

'Astaga sampe lupa'bathin nya

"iyh iyh gue ke sana sekarang" ujar nya lalu menutup telephone dan mengurungkan niat nya untuk masuk ke dalam ruangan itu.

***

Suasana terasa hening saat di meja makan hanya ada suara perpaduan piring, sendok dan garpu.

Drrt .. Drrt .. Drrt.. satu pesan masuk ke dalam ponsel Zahra. Membuat nya merasa panik dan gelisah. Andi yang dihadapan nya terlihat sangat curiga atas reaksi Zahra yang baru pendapatkan pesan di ponselnya.

" kamu kenapa Ra" tanya Andi

" Eng .. engak ka gak papa kok" panik nya.

Zahra sangat panik karena ia tahu kalau Andi pernah ke Rumah Sakit untuk menemuinya. Tapi tak sempat bertemu Zahra curiga kalau suaminya itu telah melihat Reevan.

" itu pesan nya gak dibaca Ra, kayak nya penting."

" hah.. iyh ka nanti sajah tidak terlalu penting kok."

" emang dari siapa Ra ?"

" paling dari teman ku ka, ka aku udah selesai makan nya aku permisi ya" pamit nya meninggalkan Andi

' ada yang aneh ' guman Andi.

Disisi lain Zahra malah sedang menelfon seseorang dan berusaha menjauh dari Andi.
Ia tidak ingin suami nya tahu pasal masa lalu nya terdahulu.

Tapi sekarang, Zahra binggung Reevan kembali dalam hidup nya dan ingin semuanya seperti dulu lagi.
Masalahnya sekarang itu dia sudah menikah, itu masalahnya.

' cerita gak ya sama ka Andi tentang ka Reevan ' batinnya.

Drrt ... Drrt ... Drrt ..
Ka Reevan is calling

' ada apa lagi si kaa ' gerutu batinnya

Zahra mengangkat telephone

" ada apa si ka ?!" kesal nya

" kamu lagi apa Afi ?"

" nelfon aku cuman mau nanya ' kamu lagi apa Afi ' itu doang?!"

" hehe.. aku seneng kalau begini Afi  "

" udah deh ada apa ka telephone ?!"

Andi menghampiri Zahra yang sedang mengangkat di balkon Apartment nya.

" Ada apa Ra, siapa yang telephone kamu " tanya Andi mendekati Zahra

kaget, panik, tegang seperti seorang murid yang ketahuan menyontek saat ujian. Itu yang di rasakan Zahra saat Andi mulai menghampirinya

" ah.. engak kok ka, bukan siapa siapa ?" keringat dingin mulai ia rasakan

Andi memegang pipi halus Zahra " Bener, you Okay " ujar Andi di dekat telinga Zahra
Zahra hanya mengaguk kan kepalanya dan menyenderkan kepalanya di dada bidang Andi sambil tersenyum

" Hallo ? hallo ? Afi ada apa ?" tanya Reevan di balik telephone

Zahra memegang Ponsel nya erat erat sembari memaksimalkan sikap nya. Andi yang begitu bingung 'ada apa sebenarnya '

" bener gak ada yang kamu sembunyikan Ra ?"

Zahra mengangkat ponsel nya seraya mematikan sambungan telephone itu sepihak "Enggak kok ka, cuman telephone biasa ajah "

' ish ka Reevan ini hampir ajah, udah di bilang jangan ganggu juga ' batinnya mengerutu.

                       ******

Pagi yang sangat indah suasana nya tidak berbeda seperti di Jakarta. Di sini pun sangat ramai meskipun masih pagi, bahkan macet panjang. Entah berapa lama lagi mereka berdua di negri orang.

And seperti biasa pasangan ini melakukan rutinitas nya di hari kerja. Di rumah sakit and di kantor, berangkat pagi pulang sore ataupun malam sudah menjadi kebiasaan.

Khusus di hari ini Andi terlihat sangat terburu buru seperti sedang di kejar kejar orang yang punya hutang.

" Saya berangkat ya Ra, Assalamualaikum" ucap Andi meninggalkan Zahra yang masih sarapan

Mengunyah makanan sembari melihat Andi yang perlahan menghilang " buru buru amat si "

pandangan kini kembali lagi ke piring makan. Eist ada satu perhatian yang menyita pandangan nya sebuah benda hitam berukuran kurang lebih 15 atau 20 cm. Dompet ya itulah namanya memang apa lagi.

" lagi buru buru lupa kan di bawa dompet nya, penting gak ya?? penting  kali lah anterin ajah, sekalian mau liat kantornya" dia malah bermonolog sendiri

Zahra bersiap siap untuk pergi ke kantor nya Andi untung dia tahu di mana letak nya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mohon maaf kalau masih banyak yang salah dalam penulisannya.
Saya juga masih belajar

jangan lupa di like 👍 and di comen yaa kawan
Terima Kasih

Air Mata Seorang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang