LimaBelas

559 29 0
                                    


kenali kebenaran, maka kamu akan tahu orang orang yang benar. Benar tidak diukur oleh orang orangnya, tetapi manusia diukur oleh kebenaran


( Ali bin Abi Thalib. RA )

Zahra tengah berdiri didepan halte tidak jauh dari tempatnya praktek di Jakarta. Ya, sekarang Zahra dan Andi sudah berada di Jakarta dan sudah menjalankan aktivitas masing masing.

kira kira sudah tiga hari mereka berada di Indonesia.

Kini jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Jarang ada taxi dan angkot yang lewat.

mobil yang biasa Zahra gunakan, saat ini sedang berada di bengkel karna ada kendala. Jadi ia terpaksa harus mencari angkutan umum.

Zahra mendesah berat, ia sudah menunggu terlalu lama. Ingin pesan ojek online pun Hp nya mati karna kehabisan batrai.

Sebuah mobil sport hitam berhenti tepat didepan halte tempat Zahra menunggu. Zahra tak memperdulikannya, namun saat orang yang mengendarai mobil keluar. Zahra membeku, terkejut saat orang tersebut menghampirinya.

" hai, where are you go ?" tanya pria itu

Zahra menatap pria itu bingung
" ka-ka Reevan ?! kok bisa disini bukannya _"
belum saja Zahra selesai dengan ucapannya

Reevan lebih dulu memotongnya
" Waktu tau kamu pulang ke Indonesia, untuk apa aku masih disana "

Zahra masih terkejut melihat pria didepannya itu.

Reevan terkekeh pelan karena melihat wajah Zahra yang kebinggungan nampak sangat lucu dan cantik.

" Ayok, I take you home " ucap Reevan

" Enggak usah ka, aku bisa pulang sendiri " tolak Zahra

" Udah ayok, gak baik gadis cantik sendiri malam malam "
Zahra berfikir, melirik kearah langit langit yang sudah gelap dan jalan pun sudah mulai agak sepi.

" Ayok Afi kesayanganku " Reevan menarik tangan Zahra dan membawanya masuk ke dalam mobil, tanpa menunggu persetujuan Zahra.

Sebenarnya Zahra tidak ingin berurusan lagi dengan Reevan, tapi kalau ia tidak pulang dengan Reevan entah akan berapa lama lagi ia menunggu.

Tanpa Zahra sadari ada seorang pria bermotor sport hitam yang sedang menatap kepergian mereka.

***

Zahra yang kini telah berada didepan pagar rumah membukanya lalu masuk dan melihat ke halaman terdapat mobil dan motor sport milik Andi.

Itu artinya suaminya sudah berada di rumah. Sesegera mungkin ia masuk ke dalam rumah yang belum dikunci dan mengucapkan salam

" Assalamualaikum "

" Wa'alaikumussalam, pulang sama siapa ra ?" tanya Andi yang sedang duduk di atas sofa

Zahra menghampiri Andi dan berdiri disebelahnya

" Pulang bareng taxi " jawab Zahra asal

Andi tersenyum tipis ia tahu istrinya itu telah berbohong

" Ada hubungan apa kamu sama RK ?!"
Omongan Andi tentu saja membuat Zahra terkejut

" Emm ... gak ada, kan RK teman kaka " alibi Zahra

Andi mendesah, wajahnya begitu datar
" jangan bohong Zahra, hubungan kalian lebih dari itu _
RK, namanya Reevan Kaivan sebelumnya kamu pernah mengenal nya kan Zahra ?! Jawab !" kini emosi Andi mulai mengebu

Zahra yang terkejut membeku hanya bisa menagis menundukkan kepalanya karna tak berani menatap suaminya dan tanpa berkata sedikit pun

" tanpa sengaja kamu pernah menyebut nama Reevan saat kita makan, kamu secara diam diam bertemu dengan RK di rooftop Apartment, di dalam lift dan di dalam rumah sakit"

" Itu semua bukan lah sebuah kebetulan kan Zahra " lanjut Andi dengan penuh penekanan

Zahra menangis dan terus menangis tak sangka kini suami nya sudah mengetahui apa yang ia sebunyikan. Takut, hanya itu yang di rasakan Zahra

"  jelaskan apa yang kamu coba sembunyikan humairah"

"Jawab Nafisah Zahra Khoerani " Rahang Andi yang sudah mengeras matanya langsung menatap tajam Zahra

Jantung Zahra berdetak lebih cepat, badannya melemas ia tak sanggup melihat wajah suaminya yang sedang menahan amarah

" ka-ka Andi hiks , maaf hiks " lirih Zahra di tengah tangisnya

Andi mendesah berat ia langsung meninggalkan Zahra dan melangkahkan kakinya menuju kamar nya lantai dua, ia tidak ingin emosinya meluap berlebih karna percuma Zahra pasti hanya akan diam.

' maafin Zahra ka, Zahra akan cerita semua ke kaka tapi enggak sekarang. Zahra gak mau karna emosi akan menjadi salah paham ' bathin Zahra

****

Zahra duduk didalam mobil sportnya, memikirkan betapa salah dirinya kepada suaminya. Sejak malam itu Andi tidak bicara sedikitpun kepada Zahra.

Sikapnya begitu dingin, bahkan seolah ia tak mengenal Zahra. Zahra melajukan mobilnya menuju kantor suaminya, karna ia ingin memperbaiki semuanya.

Zahra akan menjelaskan kenapa ia menyembunyikan tentang Reevan dari Andi. Sebenarnya ini yang ia takutkan sejak dulu, sejak ia menerima perjodohannya dengan Andi.

Dengan kelajuan mobinya ia akhirnya sampai di kantor Andi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

maaf masih banyak kekurangan dalam cerita ini

Jangan lupa vote and comen ya

Terima kasih

Air Mata Seorang DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang