Capítulo Cinco ✔

20.9K 1.1K 18
                                    

⚠MENGANDUNG BAHASA KASAR ⚠
⚠ WARNING 18+⚠

⚠MENGANDUNG BAHASA KASAR ⚠⚠ WARNING 18+⚠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🚫Happy Reading🔥🚫
.
.
.
.

Suara deruman motor terhenti tepat didepan rumah yang tergolong besar. Dengan 2 lantai dan halaman yang luas.

Alvariel mematikan motornya lalu membantu Alinka untuk turun dari atas motornya.

"Jaketnya bawa aja." Ujar Alvariel ketika melihat Alinka ingin melepaskan jaket milik Alvariel yang melekat sempurna di pinggangnya.

"Eh.. em iya. Makasih Kak Alva. Maaf udah ngerepotin Kakak jadinya." Ucap Alinka dengan senyum tulusnya. Sekarang, Alinka sudah tau bahwa pria yang menolongnya adalah Kakak kelasnya yang sepantaran dengan Kakak tirinya, Pitaloka.

Alvariel terpana dengan senyum tulus yang diberikan oleh Alinka. 

"Em.. kalau gitu, aku masuk dulu ya. Kakak hati-hati di jalan."

Alinka langsung melangkahkan kaki nya untuk masuk ke dalam rumah setelah Alvariel mengganggukan kepalanya.

Alvariel menatap Alinka yang berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Tidak ada yang mencurigakan.

Alvariel menghidupkan kembali motornya dan pergi meninggalkan rumah Alinka.

Alvariel berjanji bahwa ia akan melindungi Alinka, entah mengapa saat melihat Alinka di siksa oleh Pitaloka tadi, membuat Alvariel marah.

🚫A l i n k a ' s  S t o r y!🚫

"Bagus ya lo! Lo baru pulang hah! Lo gak tau apa gua laper! Kemana aja lo hah! " Teriak Pitaloka pada Alinka yang baru saja ingin memasuki kamarnya.

Pitaloka memicingkan matanya melihat jaket yang dipakai oleh Alinka. Matanya seketika membulat melihat lambang jaket tersebut. Jaket milik Sang Ketua ARGON, Giorgio Alvariel Xaverion.

Ia bergegas menghampiri Alinka lalu menampar Alinka dengan kuat. Menyebabkan sudut bibirnya kembali berdarah.

"Apa hubungan lo sama Giorgio! Kenapa jaket Gio ada di lo hah!" Tanya Pitaloka dengan nada tinggi lalu memukuli Alinka dengan membabi buta. Ia menjambak dan membenturkan kepala Alinka ke dinding. Memang tidak membuat kepala Alinka mengeluarkan darah. Namun, benturan itu membuat Alinka menjadi pusing. Dan pendengarannya berdenging nyaring.

Pitaloka tidak menghiraukan permohonan Alinka yang memintanya untuk berhenti.

"Pitaloka, ada apa ini!" Ucap seorang wanita paruh baya yang baru tiba dirumah. Ia terkejut melihat putrinya memukuli Alinka.

"Anak jalang ini udah berani ngegodain pacar Pitaloka, Bu. Lihat jaket yang ada di pinggangnya itu. Itu jaket milik pacar Pitaloka, Bu." Adu Pitaloka pada Ibunya yang membuat Ibunya melotot marah ke arah Alinka.

"Dasar anak jalang! Kau dan Ibumu sama saja. Kau ingin menggoda pacar Pitaloka hah! Kau sama seperti Ibumu! Menggoda suamiku! Dasar jalang!" Maki Pauline pada Alinka sambil memukuli tubuh lemah Alinka. Entah sudah berapa banyak luka yang di terima oleh Alinka. Pitaloka dan Pauline sangat pintar menyiksa Alinka.

Mereka hanya akan memukuli tubuh Alinka yang tertutupi oleh pakaian. Hal itu tidak akan membuat semua orang curiga. Hanya saja jika untuk tamparan dan jambakan, mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukannya.

"M-maaf... A-alin gak tau, Bu." Dengan menahan ringisan dan rasa sakit di sekujur tubuhnya Alinka meminta maaf pada Ibu nya. Ia tak tahu bahwa Alvariel adalah kekasih Pitaloka.

"Hah! Jangan pernah lo godain lagi pacar gua! Kalau lo ketauan ngegoda Gio lagi. Habis lo sama gua!" Peringat Pitaloka pada Alinka.

"Bu.., kita makan diluar aja yuk. Anak jalang itu belum masak untuk makan siang kita. Lagi pula, aku muak melihat wajah jalangnya itu." Ajak Pitaloka pada Pauline yang langsung di iya kan Pauline.

Mereka pergi dari hadapan Alinka, tanpa menghiraukan Alinka yang terkapar lemah di atas lantai.

Alinka hanya dapat menangisi nasib-nya.

Ia tidak tau bahwa Alvariel adalah kekasih Pitaloka. Ia berjanji, bahwa ia tidak akan berdekatan lagi dengan Alvariel, kekasih Pitaloka.

Ia akan menjauh dari Alvariel.

Ia juga berencana akan menjahui Gladis. Ia tidak mau Gladis akan terkena imbas akibat berteman dengannya.

Mungkin mulai besok hidupnya sudah berubah. Ia akan memilih pergi ke Taman belakang sekolah, atau ke perpustakaan saat jam istirahat.

****

///
Note :
Maaf untuk part Capítulo Siete itu salah publish...
Soalnya baru bangun langsung buka wattpad huhuhu..
Pas di liat trnyata salahhh part publish wkwkwk.
Langsung ngeloncat part nya.
Maaf ya atas ketidaknyamanannya :)

VOTE AND COMMENT JANGAN LUPA!!

APRESIASI DONG, KARYA AUTHORNYA BIAR AUTHORNYA SEMANGAT LANJUTIN CERITANYA!!!

SEE U NEXT CHAP!!

Alinka's Story! [Completo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang