Capítulo Veinticuatro ✔

16.8K 958 14
                                    

MENGANDUNG BAHASA KASAR⚠
⚠WARNING 18+⚠

🚫Happy Reading🔥🚫
.
.
.

Langit gelap mulai menampakan bintang yang gemerlap dan juga bulan yang bersinar terang. Para siswa/i berdatangan masuk ke halaman sekolah SMA XAVERION DREAM. Mereka menggenakan Jas, Kemeja, Dress dan Gaun. Malam ini mereka tampil bukan seperti seorang anak SMA.

Terlihat para anggota ARGON memeriksa bawaan para siswa/i yang datang. Mereka harus memastikan Alkohol dan obat-obatan terlarang tidak di bawa masuk ke dalam lingkungan sekolah.

Gladis dan  Alinka turun dari mobil milik ayah Gladis ketika mereka sampai di depan gerbang SMA XAVERION DREAM.

"Dah Papa. Nanti jangan lupa buat jemput Gladis sama Alinka ya." Pamit Gladis lalu mengajak Alinka masuk setelah mendengar jawaban sang Ayah.

"Woahh dah rame aja. Yuk kita masuk Lin." Ajak Gladis menarik tangan Alinka pelan.

Mereka berdua di periksa oleh anggota ARGON. Anggota ARGON yang memeriksa barang bawaan Alinka dan Gladis terpesona dengan penampilan mereka. Mereka sangat cantik dengan balutan gaun berwarna biru dongker dan hitam. Mereka yakin bahwa Gladis dan Alinka akan menjadi sorotan para pria.

"Kita mesti ke ruang OSIS dulu buat persiapan." Ujar Gladis yang berjalan menuju ruang OSIS di ikuti oleh Alinka.

Saat mereka sudah berada di dekat ruang OSIS mereka tak sengaja berpapasan dengan inti ARGON yang baru saja keluar dari ruang OSIS.

Alvariel menatap tajam pakaian yang dikenakan oleh Alinka. Begitu juga dengan Kenan. Ia menatap Gladis dari atas ke bawah.

"Woah.. kalian berdua cantik banget. Gila! Kalau belum ada yang punya dah gua embat lo berdua." Ujar Ben dengan tatapan memuja kedua perempuan yang ada di depannya.

"Emang kita berdua punya siapa kak? Perasaan kita bukan punya siapa-siapa deh." Tanya Gladis bingung. Sedangkan Alinka, dia hanya diam karna merasa takut dengan tatapan tajam Alvariel.

Mereka semua tertawa kecuali Alvariel dan juga Kenan saat mendengar pertanyaan Gladis. Namun, belum sempat mereka memberi jawaban. Tiba-tiba Belvia keluar dari ruang OSIS.

"Nah ini dia. Kalian kenapa lama banget? Kita udah nungguin kalian. Ayo masuk." Ajak Belvia pada Alinka dan Gladis.

"Kamu gak mau pamitan sama aku dulu yang?" Tanya Farrel yang diacuhkan oleh Belvia. Pasalnya mereka habis bertengkar karna gaun yang dikenakan oleh Belvia. Gaun itu membentuk lekuk tubuh indah Belvia. Membuat Farrel marah-marah karna melihat tatapan lapar para pria yang memandang Belvia.

"Ngapain? Bukannya tadi kamu marah-marah sama aku?" Jawab Belvia dengan sinis lalu masuk ke ruang OSIS bersama Alinka dan Gladis.

Gelak suara tawa menggema di tempat itu. Mereka semua mentertawakan nasib Farrel. Kecuali Alvariel dan Kenan tentunya. Kedua pria kembar itu tak pernah ikut tertawa bersama jika ada yang lucu. Mereka hanya akan berekspresi datar.

"Lebih baik kita priksa keamanan sekitar tempat acara." Ujar Kenan lalu di angguki oleh Alvariel dan lainnya.

Semua rangkaian acara berjalan dengan lancar. Bahkan ketika Gladis dan Alinka tampil tadi semua bersorak senang. Penampilan Alinka dan Gladis sungguh memukau. Terlebih kaum Adam yang memperhatikan mereka lebih. Alinka dan Gladis sungguh mempesona dengan penampilan mereka.

Tiba di akhir acara. Pitaloka tiba-tiba mendatangi Alinka. Lalu ia mengajak Alinka untuk berbicara berdua.

"Gua mau minta maaf sama lo."

Perkataan Pitaloka membuat Alinka menatap Pitaloka dengan kaget. "A-apa?"

"Gua mau minta maaf sama lo. Maafin gua atas sikap gua selama ini ke lo. Gua sadar. Kalau gua salah. Maafin gua ya." Ujar Pitaloka sambil tersenyum manis.

Alinka awalnya bingung. Namun, akhirnya ia memaafkan Pitaloka. Ia sudah lama mengharapkan bahwa dia bisa berdamai dengan Pitaloka.

"Uhhh gua kangen meluk lo. Waktu itu terakhir kali pas kita kecil. Pas gua umur 8 tahun."

"Oh iya nih minum. Gua tau lo pasti bingung mau makan sama minum apa kan? Nih gua udah ambilin. Sama kayak punya gua." Tunjuk Pitaloka mengangkat gelas ramping miliknya. Lalu memberikan minuman milik Alinka.

"Tenang aja. Gak ada alkholnya itu. Lo gak tau kalau ARGON udah meriksa semuanya. Alkohol sama obat-obat terlarang itu di larang dibawa masuk ke dalam sekolah." Jelas Pitaloka lalu menyesap minumannya sedikit demi sedikit. Membuktikan pada Alinka bahwa minuman itu tidak mengandung Alkohol.

Alinka yang sudah mempercayai Pitaloka pun meminum minuman itu dalam satu tegukan.

Ini sirup, batin Alinka.

Pitaloka terkekeh kecil melihat cara minum Alinka yang terburu-buru  "Lo keliatannya haus banget langsung sekali teguk gitu."

Alinka hanya menyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ke UKS yok. Gua pen rebahan. Nanti lo bangunin gua ya kalau gua ketiduran trus acaranya udah selesai." Ajak Pitaloka lalu mengandeng tangan Alinka menuju UKS.

Saat mereka berada di dalam UKS. Pitaloka langsung mendorong Alinka jatuh di atas brankar. Lalu, masuklah seorang pria menghampiri Alinka dan juga Pitaloka.

"Lo bebas nikmatin tubuh dia. Buat dia hamil kalau bisa." Ucap Pitaloka pada pria itu yang membuat Alinka membulatkan matanya tak percaya.

Pitaloka keluar dari ruang UKS dan menguncinya dari luar. Alinka berusaha turun dan pergi dari uks. Namun, pria itu justru menahan Alinka.

Darah Alinka berdesir hebat. Tubuhnya meremang seketika. Sentuhan pria itu memberikan gelanyar aneh pada tubuh Alinka.

"A-apa yang kamu mau? L-lepasin aku." Pinta Alinka terbata-bata.

"Ngelepasin lo? Boleh. Setelah gua nikmatin tubuh lo."

Pria itu memeluk tubuh Alinka yang membuat Alinka berteriak keras. Namun, tidak diperdulikan oleh pria itu.

***

///
Note :
Udah 3 day guyss, keknya utk double up tiap hari nya harus batal wkwkwk. Vote nya tidak memenuhiiiii. So, maap ya. Gak jadi double up untuk tiap hari nya. Jadi, sabar aja ya nunggu. Aku bakalan double up kalau hati lagi bahagia aja wkwkwk. Atau kalau lagi emang pengen double up.

VOTE AND COMMENT JANGAN LUPA!!

APRESIASI DONG, KARYA AUTHORNYA BIAR AUTHORNYA SEMANGAT LANJUTIN CERITANYA!!!

SEE U NEXT CHAP!!!

Alinka's Story! [Completo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang