Capítulo Cuatro ✔

20.9K 1.3K 31
                                    

⚠MENGANDUNG BAHASA KASAR⚠
⚠WARNING 18+⚠

⚠MENGANDUNG BAHASA KASAR⚠⚠WARNING 18+⚠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🚫Happy Reading🔥🚫
.
.
.
.

Hening dan mencekam.

Itulah suasana yang menggambarkan keadaaan di dalam ruang kesehatan sekolah.

Orang yang bertugas menjaga UKS itu pun diam tak berkutik. Ia tak berani bertanya pada Alinka apa yang sudah terjadi. Bahkan, tangan petugas PMR itu gemetar membantu Alinka mengobati sudut bibirnya yang terluka. Aura yang dikeluarkan oleh pria yang membawa Alinka ke UKS itu sangat menyeramkan.

"Pergi. Jangan biarin orang lain masuk tanpa izin dari gua." Titah pria itu dengan nada dinginnya, setelah petugas PMR itu selesai mengobati Alinka.

Petugas PMR itu pun langsung pergi meninggalkan ruang UKS dengan terburu-buru. Ia tidak tahan berada di dalam UKS.

Sedangkan Alinka, ia hanya bisa menundukan wajahnya. Ia benar-benar sangat gugup saat ini. Ia tidak mengenal siapa pria yang telah menolongnya dan membawanya ke UKS.

Pria itu mengangkat pelan dagu Alinka sehingga netra coklat madu Alinka bertubrukan dengan netra hitam milik Pria itu.

"Kenapa?"

Deg.

Alinka mengenal suara ini. Suara ini adalah suara pria yang menolongnya tadi pagi di gerbang sekolah. Ia tadi tidak terlalu mendengarkan perkataan pria itu pada orang yang sudah membantunya mengobati lukanya tadi, karna ia terlalu gugup.

"K-kamu ssh.."ringis Alinka tertahan ketika ia berbicara.

Pria itu mengusap lembut sudut bibir Alinka yang terluka. Perlakuan pria itu membuat gelanyar aneh pada tubuh Alinka.

Pria itu menatap lurus mata Alinka. Sehingga, Alinka menjadi gelagapan dan mengalihkan penglihatannya pada objek lain yang ada di ruang kesehatan itu.

Pria itu terkekeh kecil sebelum ia menata rambut Alinka dengan perlahan. Merapikan helaian rambut yang lepas akibat jambakan Pitaloka.

"Giorgio Alvariel Xaverion" ucap pria itu pada Alinka setelah selesai merapikan rambut Alinka.

Alinka mengerutkan dahinya tanda ia berfikir. Ia tak mengerti apa maksud pria itu.

Pria yang bernama Giorgio Alvariel Xaverion itu pun tersenyum kecil melihat raut wajah Alinka yang menggemaskan.

"Nama gua, lo cukup panggil Alva. Ngerti?" Jelas pria itu pada Alinka yang dibalas dengan anggukan kecil.

"Tidur." Ucap Alvariel  yang membuat Alinka mengernyitkan dahi nya kembali. Tanda Alinka tak mengerti dengan ucapan Alvariel.

Alvariel yang melihat hal itu pun langsung mengelus pelan dahi Alinka, yang membuat Alinka menegang.

"Jangan di kerutin kayak gitu." Ujar Alavariel dengan lembut.

"Sekarang lo tidur. Istirahat, nanti gua izin-i lo ke guru yang ngajar. Gua gak terima penolakan." ucap Alvariel yang melihat Alinka tidak setuju dengan ucapannya.

Akhirnya Alinka mengalah dan membaringkan tubuhnya di atas brankar UKS. Dia memang lelah, bahkan sangat lelah. Tak butuh waktu lama, Alinka pun tertidur. Menyisakan Alvariel yang menatap wajah Alinka.

🚫A l i n k a 's  S t o r y!🚫

Eungh..

Suara lenguhan Alinka membuat Alvariel yang tadinya menatap handphonenya pun teralihkan.

"Udah bangun?" Tanya Alvariel pada Alinka.

"Eh?" Ucap Alinka spontan yang kaget mendengar suara Alvariel.

"Duduk biar makan." Titah Alvariel tak terbantahkan

Alvariel menyendokan bubur lalu menyodorkan-nya pada Alinka. Menyuruh Alinka membuka mulutnya.

"Em.. a-aku bisa makan sendiri ssh" ucap Alinka dengan ringisan kecil. Bibirnya masih terasa sakit.

"Buka mulut lo." Perintah Alvariel yang akhirnya di turuti oleh Alinka.

Alvariel dengan telaten menyuapi bubur yang ada di styrofoam sampai habis. Kemudian membuangnya ketempat sampah yang ada di sudut ruangan.

"Turun. Gua anter lo pulang." Ujar Alvariel sambil mengambil tas miliknya dan Alinka di brankar lain.

"Eh? Udah pulang? Awsh.." pekik Alinka kaget lalu merasakan sudut bibirnya seperti tetarik kuat.

Alvariel yang melihat hal itu pun langsung mengelus lembut bibir Alinka. Lalu tanpa sempat dicegah. Alvariel mengecup lembut sudut bibir Alinka yang membuat Alinka terdiam mematung.

"Ayo pulang." Ajak Alvariel yang menarik pelan tangan Alinka yang masih terdiam.

****

VOTE AND COMMENT JANGAN LUPA!!

APRESIASI DONG, KARYA AUTHORNYA BIAR AUTHORNYA SEMANGAT LANJUTIN CERITANYA!!!

SEE U NEXT CHAP!!!

Alinka's Story! [Completo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang