⚠MENGANDUNG BAHASA KASAR⚠
⚠WARNING 18+⚠🚫Happy Reading🔥🚫
.
.
.
.Seorang pembantu membantu Alinka untuk berdiri. Ia melihat semua perlakuan kasar majikannya terhadap Alinka.
"Non, ayo sini Bibi bantu non ke kamar. Bibi bantu papah ya non." Ucap pembantu itu pada Alinka. Alinka hanya bisa menurut, karna ia juga tidak memiliki tenaga untuk bergerak apalagi berjalan sendiri.
Cklek.
Suara pintu kamar Alinka terbuka.
Kamar Alinka tidaklah besar. Namun, dapat menampung lemari pakaian berukuran standar, meja belajar, tempat tidur dan sebuah kamar mandi kecil.
"Bentar non, Bibi ambilin kotak obat dulu ya diluar."
"Gak usah Bi. Itu di meja belajar Alinka ada." Tunjuk Alinka dengan lemah.
Alinka menyenderkan tubuhnya di kepala tempat tidurnya. Bibi nya pun mengolesi obat di sudut bibir Alinka. Dan memberikan salep di memar yang ada pada tubuh Alinka.
"Makasih ya Bi Nina. Maafin Alinka udah nyusahin Bibi." Ujar Alinka dengan nada lemahnya.
"Iya non sama-sama. Bibi masakin bubur dulu ya buat non. Biar non bisa makan." Ujar Bi Nina namun tertahan karna Alinka menahan tangan Bi Nina.
"Gak usah Bi. Alinka gak dibolehin Ibu makan hari ini. Alinka gak mau ngebantah perintah Ibu. Bibi lanjutin pekerjaan Bibi aja ya. Pekerjaan Alinka biar Alinka aja nanti yang ngerjain, kalau Alinka udah ada tenaga lagi." Ujar Alinka dengan senyum kecilnya.
Bi Nina yang mendengar itu merasa ingin menangis. Ia sungguh tak tega melihat Alinka yang menderita. Seharusnya yang harus disalahkan itu Tuan Bram, suami dari Nyonya Pauline, Ayah Pitaloka dan Alinka.
Tuan Bram yang memperkosa ibu Alinka, Aurelia. Namun, Alinka yang harus menanggung kekejaman dari Pauline.
Bi Nina mengelus pelan rambut Alinka lalu pergi dari kamar Alinka.
Sepeninggalan Bi Nina, Alinka menangis dalam diam. Ia sungguh rindu pada Bunda-nya.
Mengapa Bunda-nya meninggalkan dia sendirian di Dunia yang kejam ini. Mengapa Bunda-nya meninggalkan dia sejak ia berumur 5 tahun. Mengapa Bunda-nya harus mengantarkannya dan memohon pada Ayahnya untuk merawat dirinya.
🚫A l i n k a ' s S t o r y!🚫
Alvariel memarkirkan motornya didalam garasi. Ia memasuki mansion milik orangtua nya.
"Kamu udah pulang?" Tanya perempuan paruh baya kepada Alvariel.
"Iya Ma. Alva mau ke kamar dulu." Ujar Alvariel lalu mengecup pipi Mama nya sebelum naik ke kamarnya.
Cklek.
Huh.
Alvariel menghela nafasnya kasar lalu menghempaskan tubuhnya diatas ranjang berukuran King Size. Ia menatap langit-langit kamarnya. Terlihat beberapa stiker yang dulu kecil Alvariel minta kepada Papa nya.
"Pa, Alva mau stikel astlonot, Pa. Mau Alva tempel di atas kamal. Sama stikel planet-planet ya Pa." Pinta Alvariel pada Papanya
"Iya. Nanti Papa beliin. Emang kamu mau jadi Astronot nanti pas besar?" Tanya Geraldi Xaverion, Papa Alvariel.
"Endak Pa. Alva penennya jadi pengucaha kayak Papa. Nanti, kalau Alva udah besal. Alva mau bangun pelucahaan yang lebih becal dali pelucahaan Papa." Alva berbicara dengan nada lucu nya membuat Geraldi gemas.
'Apa gua bisa wujud-in cita-cita gua waktu kecil' batin Alvariel.
Tok tok tok.
Alvariel yang tadinya melamun menginggat masa kecilnya pun, langsung bangun dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya.
"Kenapa Ma?" Tanya Alvariel pada Mama-nya.
"Kamu ini! Kenapa belum ganti baju? Cepet ganti baju sana. Trus turun kebawah buat makan!" Omel Cletysia pada putra nya.
Alvariel hanya dapat menggangguk malas lalu menutup pintu kamarnya kembali ketika Mama-nya sudah turun ke bawah.
****
///
Note :
Sengaja update tengah malem gini abis nugas.
Soalnya takut besok pagi kelupaan wkwkw.
Ini udah termasuk ganti hari juga kan?VOTE AND COMMENT JANGAN LUPA!!
APRESIASI DONG, KARYA AUTHORNYA BIAR AUTHORNYA SEMANGAT LANJUTIN CERITANYA!!!
SEE U NEXT CHAP!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alinka's Story! [Completo]
RomancePINDAH KE KUBACA!! "Anak siapa yang sedang kau kandung hah!" teriak pria paruh baya dengan wajah memerah menahan amarahnya. "Mungkin itu anaknya dan kekasih-nya yah. Kemarin, aku melihatnya bercumbu dengan kekasih-nya di taman belakang sekolah yah...