13

13K 1K 125
                                    

SLEEP WITH THE DEVIL

ORIGINAL STORY BY SANTHY AGATHA


*****

"Aku masih punya satu syarat lagi." Jaemin tanpa sadar melangkah menjauhi Jeno. "Aku ingin tinggal di kamar putih yang dulu. Kau... bisa mengunjungiku kalau kau perlu sesuatu..."

"Cukup! Sekarang giliranku memberikan pengaturan untuk pernikahan kita!" kesabaran Jeno tampaknya sudah habis. Lelaki itu meraih pinggang Jaemin dan merapatkan di tubuhnya membuat Jaemin merasakan tubuh Jeno yang mengeras disana.

"Kau rasakan itu?" Jeno menatap Jaemin, marah sekaligus bergairah.

"Aku berniat untuk menjadikanmu istriku yang sesungguhnya. Bukan kekasih yang kukunjungi jika aku perlu bercinta." Jemari Jeno menuruni sisi lengan Jaemin dengan sensual dan kemudian berhenti di sisi putingnya, meremasnya lembut. "Dan jika kita melakukan itu, kita tidak akan tidur di kamar yang terpisah!"

Hening..

"Kenapa? Kau tidak suka dengan syarat dariku?" Jeno terus meremas puting Jaemin dengan posesif. Jaemin adalah istrinya, sekarang dia harus menerima seluruh dirinya, tidak lagi berusaha menentangnya sekehendak hatinya. Pilihannya adalah mereka suami istri atau tidak sama sekali.

"Jika kau tidak menyukainya, lebih baik kita berhenti di sini sekarang juga." sambil berusaha menahan keposesifannya, Jeno memperlembut tuntutannya, "Malam ini cukup sampai di sini kalau kau tidak siap."

Satu-satunya yang mendesak saat ini adalah tubuhnya yang berhasrat, tetapi Jeno masih mampu mengendalikannya jika Jaemin tidak mau melanjutkan. Laki-laki ini telah menunjukkan keberanian besar dengan mengemukakan persyaratannya di depan Jeno dan Jeno menghargainya, dan karena itu ia bersedia memberikan waktu sebanyak yang diinginkan Jaemin.

Jaemin hanya terdiam di sana, menatap Jeno dengan tatapan kosong. Astaga, apa sebenarnya yang ada di dalam kepala mungil itu? Jaemin pasti sudah larut dalam persepsi dan pemikirannya sendiri. Apalagi setelah dia mengetahui kisah tentang Minjae.

Jeno sendiri tidak bisa menjelaskan perasaannya. Memang pada mulanya, dia menginginkan Jaemin karena kemiripannya dengan Minjae. Tetapi sekarang, dia merasa Tuhan telah memberikannya kesempatan kedua, dalam wujud laki-laki yang sangat mirip dengan Minjae. Tidak, dia tidak pernah membayangkan Minjae. Tidak lagi. Setelah malam-malam kelam yang menghancurkan hati, yang dia lalui karena kematian Minjae dulu, Minjae telah berubah menjadi bayang samar yang kadang hadir dalam bentuk kenangan masa lalu yang indah. Jeno bahkan sudah berhasil tidak memikirkan Minjae lagi sejak bertahun-tahun lalu.

Jaemin terasa... berbeda... tetapi bagaimana dia menjelaskannya kepada Jaemin? Laki-laki itu tidak akan percaya bahwa gairah yang meluap-luap ini memang murni untuk dirinya. Jeno menyadari bahwa ia menginginkan pernikahan yang nyata, bersama Jaemin. Jaemin bagaikan malaikat yang menariknya dari kegelapan. Hatinya yang kelam telah tersentuh secercah Matahari sejak kehadiran Jaemin. Dan Jeno tidak ingin melepaskannya.

"Baiklah," suara pelan terdengar dari bibir Jaemin, terdengar enggan seolah-olah Jaemin tidak benar-benar setuju dengan dominasi Jeno dalam hubungan ini. Dan itu membuat Jeno senang, seorang istri yang selalu setuju dengan pendapat suaminya sama sekali tidak menyenangkan. Di dalam kehidupan pernikahan yang nyata, terdapat banyak ketidaksepakatan, sebanyak kasih sayang, tawa, maupun kesetiaan. Jeno tersenyum dan menatap Jaemin dengan penuh bergairah,

"Apakah kau sudah siap untukku Jaemin?" jemari Jeno mengusap ujung puting Jaemin dengan lembut.

"Aku..," sekujur tubuh Jaemin bergetar.

Sleep With The Devil || NOMIN 🔞Where stories live. Discover now