SLEEP WITH THE DEVIL
ORIGINAL STORY BY SANTHY AGATHA
*****Pesta itu berlangsung elegan, sebuah jamuan makan malam yang diadakan Jeno bersama rekan-rekan bisnisnya, untuk keberhasilan proyek mereka yang terbaru. Jaemin ada di sana bersama Haechan dan istri-istri pengusaha lainnya, mengamati Jeno yang ada di seberang ruangan, sedang mengobrol dengan rekan-rekannya.
Jantung Jaemin berdegup kencang. Dia sudah menghitung di kalendernya. Malam ini dia sudah bebas. Dan memang kondisi tubuhnya sudah membaik sejak hampir dua bulan melahirkan. Dan Jeno masih belum tahu itu.
Jeno sendiri merasakan Jaemin sedang mengamatinya, dan gairahnya naik, gelenyar ketegangan seksual telah menggeletar di antara mereka mengingat telah lama mereka tidak bercinta. Jeno menunggu dengan sabar dan menahan diri, meskipun lama-lama hal itu membuatnya sedikit frustrasi. Dorongan untuk memeluk Jaemin, merasakan Jaemin menyerah di dalam pelukannya sangat kuat. Mereka belum pernah bercinta sejak pernyataan cinta yang hebat itu, dan Jeno terobsesi, ingin menunjukkan kepada Jaemin, betapa hebatnya sebuah percintaan jika kedua pasangan telah terbuka untuk saling mencintai.
"Jeno." suara Mark menggugah Jeno dari lamunannya, dia menoleh dan mendapati Mark sedang bersama dengan seorang lelaki.
"Aku ingin memperkenalkan salah satu rekan bisnisku, kami mengembangkan kerja sama di bidang property." Mark mengedikkan bahunya, dan menyebut nama sebuah perusahaan yang cukup terkenal karena maju pesat dalam waktu singkat. Gosipnya karena pemiliknya adalah seseorang yang jenius.
"Dia pemilik perusahaan itu," jelas Mark tenang. "Kenalkan Lee Jeno, ini Jung Jaehyun." Jeno menjabat tangan yang kuat itu dan menatap mata Jaehyun dalam-dalam. Lelaki yang kuat jiwanya, batinnya.
"Semoga ke depannya kita bisa bekerjasama." Jaehyun menggumam dengan suaranya yang tenang, lalu mengangguk untuk berpamitan karena ada urusan lain. Mark dan Jeno menatap kepergian Jaehyun.
"Dia si jenius yang membuat perusahaan luar biasa itu?" Mark tersenyum.
"Kenapa? Tidak sesuai bayanganmu," Entah sejak kapan Jeno dan Mark berteman. Mungkin karena kedekatan istri-istri mereka.
"Sama sekali tidak sesuai bayanganku. Aku membayangkan seorang laki-laki aneh yang serius dengan penampilan tak kalah serius, Jaehyun terlalu tampan untuk menjadi seorang jenius yang menghebohkan." Kali ini Mark terkekeh mendengar kata-kata Jeno.
"Dia memang tampan, tapi dia tak pernah punya reputasi sebagai playboy, seperti kita sebelum menikah." Mark melirik Jeno dengan tatapan menyindir.
Jeno tersenyum miring. "Mungkin agar tidak merusak reputasi jeniusnya," sahut Jeno. "Kurasa aku akan menyukainya kalau ada kesempatan mengenalnya."
Mark tersenyum lagi, "Yah kau akan lebih sering bertemu dengannya nanti, kami sudah bersahabat sejak lama. Dia sudah menjadi partner bisnis resmiku sejak sebulan yang lalu." Mark melirik jam tangannya. "Sudah malam, kami harus segera berpamitan. Terima kasih atas pesta yang luar biasa ini."
.
.
Tamu terakhir sudah pulang dan para pelayan mulai membersihkan seluruh rumah supaya esok hari seluruh bagian rumah sudah bersih dan sempurna. Jaemin sedang duduk di depan meja rias setelah mencuci muka. Dia mengganti bajunya dengan baju piyamanya. Saat itulah Jeno masuk, tampak begitu tampan dan mempesona, dengan kemeja putih yang sudah dibuka dua kancingnya.
"Hmm... aromamu sangat menyenangkan." Jeno memeluk Jaemin dari belakang dan menempelkan bibirnya ke leher Jaemin, mengecupnya lembut.
Jaemin tersenyum menatap rambut coklat Jeno yang terpantul di cermin sementara lelaki itu mencumbu lehernya. Kehidupan pernikahan mereka luar biasa baiknya setelah pernyataan cinta itu. Semua salah paham sudah dilepaskan, Jeno berhasil meyakinkan Jaemin bahwa di satu titik tertentu dia sudah jatuh cinta kepada Jaemin tanpa dia menyadarinya. Jaemin percaya karena dia pun merasakan hal yang sama.
Tidak ada yang tahu kapan cinta itu muncul. Sungguh tak terduga. Jaemin tidak menyangka akan jatuh cinta dan berbahagia menjadi seorang istri dari lelaki yang bahkan di pertemuan pertama mereka menyekapnya di dalam bagasi, melemparnya dari balkon, menculik dan menahannya di rumahnya dan menghujaninya dengan berbagai arogansi yang tidak terkira. Tetapi Jaemin memang jatuh cinta, kepada Jenonya yang tampan, yang meskipun emosinya masih meledak-ledak dan arogansinya sering muncul ke permukaan, lelaki itu ternyata juga mencintai Jaemin dan memperlakukannya dengan luar biasa lembut.
Ketika tidak ada penghalang di antara mereka, Jeno ternyata adalah suami yang baik. Dia memperlakukan Jaemin dengan hormat dan penuh kasih sayang. Kadang mereka masih beradu argumentasi, tetapi mereka menikmatinya sebagai rutinitas suami-istri, bukan sebagai ajang luapan kebencian.
Dan terhadap Jisung, Jeno benar-benar menjadi ayah yang luar biasa. Begitu penuh kasih sayang dan ketakjuban, layaknya seorang ayah baru dengan Putra pertamanya. Jaemin membayangkan betapa Jisung nanti akan begitu mirip ayahnya, dan mungkin menjadi anak yang memuja ayahnya, semoga begitu.
Mengenai kehidupan percintaan mereka di ranjang... Well selama ini mereka belum bisa melakukannya karena Jaemin belum boleh melakukannya setelah melahirkan. Tetapi hari ini bisa. Jaemin mengingat hitungan kalender itu, dan jantungnya berpacu liar.
Jeno sekarang sedang menggigit ringan telinga Jaemin, lalu membalikkan tubuh Jaemin dengan lembut dan memeluknya erat. Pelukan itu begitu erat hingga Jaemin bisa merasakan kejantanan Jeno yang menekan tubuhnya dengan kerasnya.
"Mungkin aku harus memelukmu beberapa lama, sebelum aku masuk ke balik selimut, mencoba tidur dan menjadi gila seperti biasanya." Jeno menyentuh bibir Jaemin dengan jemarinya, lalu mengecupnya lembut.
"Malam ini aku sudah bebas," Jaemin berbisik pelan sambil berjinjit di telinga Jeno. Kata-katanya langsung berimbas ke seluruh bagian tubuh Jeno. Matanya menyala penuh gairah dan antisipasi, dan Jaemin bisa merasakan bahwa di bawah sana Jeno makin mengeras menekan tubuhnya.
"Jadi..." suara Jeno terdengar parau, "Kau sudah bisa..." Jaemin menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
Detik itu juga Jeno langsung mengecup bibirnya dengan penuh kehausan, tanpa ampun. Malam ini mereka bisa menuntaskan kerinduan mereka, yang telah tertahan sekian lama. Tanpa melepas kecupannya, Jeno mengangkat tubuh Jaemin, lalu membaringkannya di ranjang dan menindihnya, senyumnya penuh gairah dan matanya penuh cinta.
"Aku mencintaimu, Nyonya Lee Jaemin, dan kuharap aku bisa menjadi lelaki yang bisa kau andalkan." Tatapan lembut Jeno membuat mata Jaemin berkaca-kaca.
Mereka telah melalui segalanya, kebencian yang meluap, kemarahan, kesalahpahaman, dan kemudian kekecewaan. Tetapi pada akhirnya mereka dipersatukan oleh cinta, yang luar biasa dalam dan tumbuh begitu saja tanpa di sadari. Jaemin menatap Jeno dengan lembut dan kemudian memejamkan mata ketika bibir Jeno menunduk ke arahnya, hendak mengecupnya dengan kecupan lembut.
"Dan aku juga mencintaimu, Lee Jeno, suamiku, ayah dari anakku," suara Jaemin berubah menjadi desahan ketika bibir Jeno melumat bibirnya dalam gairah cinta yang menggelora.
END
Yeayy selesaii.
Sekali lagi ini remake yaa. dari karya Santhy Agatha.
Terima kasih sudah membaca. Terima kasih sudah memberikan vote juga. Vote dari pembaca merupakan semangat bagi author untuk lanjut menulis.
Senang sekaliiii ^^
Nantikan remake-remake yang lainnya yaa..
YOU ARE READING
Sleep With The Devil || NOMIN 🔞
FanfictionR E M A K E - VERSI NOMIN ORIGINAL STORY : SLEEP WITH THE DEVIL BY SANTHY AGATHA Main cast : Na Jaemin, Lee Jeno WARN!!!🔞🔞🔞 BxB, Boyslove, YAOI, Mpreg