15

14.4K 1.1K 231
                                    

SLEEP WITH THE DEVIL

ORIGINAL STORY BY SANTHY AGATHA


*****

Ketika Jeno menerima telepon itu, dia sedang berada ditengah meeting penting. Dia langsung melupakan semuanya dan meluncur secepat dia bisa ke rumah sakit tempat Jaemin katanya dibawa. Terengah Jeno berlari ke ruang gawat darurat dan hampir bertabrakan dengan Johnny. Napas Jeno terengah dan menatap Johnny yang tampak pucat dan cemas, Jeno melihat darah. Darah di lengan dan baju Johnny yang kebetulan berwarna putih.

"Kenapa ada darah di bajumu," suara Jeno bergetar, menahan perasaan cemas yang mulai menggelegak.

"Tuan... Tuan Jaemin pendarahan.. saya menggendongnya..."

Pendarahan? Kenapa ada darah? Mau tak mau ingatan Jeno melayang ke masa bertahun-tahun lalu ketika Minjae mengalami keguguran, pendarahan yang sama, kesakitan yang sama.

"Di mana Jaemin?!"

"Dokter masih menanganinya Tuan."

"Jeno," suara Haechan yang lembut mengalihkannya. "Kondisi Jaemin kritis, dokter bilang ada yang salah dengan posisi plasentanya, yang mengakibatkan pendarahan. Mereka sedang berusaha mengeluarkan bayinya."

"Bagaimana dengan Jaemin?" Suara Jeno bagaikan erangan menahan siksaan.

"Jaemin tidak sadarkan diri sejak dibawa ke ambulance, Jeno." Haechan memandang Jeno cemas, "Mereka sedang berusaha di dalam sana." Haechan menoleh pada ruang operasi di sudut dengan lampu merah yang menyala diatasnya. "Yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa."

Berdoa? Jeno sudah lama tidak berdoa, dia pernah berdoa sebelumnya. Jiwanya yang kelam ini dulunya putih bersih. Percaya bahwa yang namanya Tuhan itu ada dan selalu tersedia untuk menolongnya. Tetapi Tuhan ternyata tidak ada ketika Minjae yang dulu dicintainya meregang nyawa. Tuhan tidak ada. Itulah yang dipercaya Jeno setelah menguburkan Minjae, sekaligus menguburkan seluruh kepercayaan yang dulunya pernah di pegangnya. Jeno membuang hatinya, menjadi manusia berjiwa kelam yang jahat, dan kemudian lama kelamaan wataknya berubah menjadi kejam. Tidak ada yang bisa menyentuh belas kasihan Jeno, tidak ada lagi.

Sampai ayah Jaemin datang dan menunjukkan foto anaknya untuk ditawarkan padanya. Jeno menyadari kemiripan itu, meskipun penampilan Jaemin di foto berbeda dengan Minjae, dengan kacamata tebal dan potongan rambut kunonya. Jeno tidak menampik, ketika membuat perjanjian pernikahan di usia Jaemin yang ke dua puluh lima itu murni karena ingin menjadikan Jaemin sebagai pengganti Minjae.

Tetapi kemudian entah kenapa Jeno jatuh cinta kepada Jaemin, entah sejak kapan Jeno tidak tahu. Mungkin sejak dia selalu menerima foto-foto hasil pengintaian dari Johnny yang membuatnya sadar bahwa Jaemin telah berkembang menjadi laki-laki yang mandiri.

Mungkin setelah percintaan yang dahsyat di malam pertama itu, atau mungkin juga setelah perkawinan mereka, Jeno tidak tahu. Yang dia tahu pasti, Jaemin tersimpan di hatinya. Hati yang dulu sudah dia buang, Ternyata selama ini hatinya masih ada di sana, menunggu untuk diisi kembali.

Dan sekarang, istri dan anaknya sedang meregang nyawa di ruang operasi. Dan yang bisa Jeno lakukan hanyalah menunggu di sini seperti orang bodoh. Istri dan anaknya astaga! Bahkan Jeno selalu menutup mata, berpura-pura bahwa dia tidak mengakui keberadaan anak itu, selalu mengalihkan mata ketika menatap perut Jaemin yang semakin dan semakin membuncit setiap harinya. Jaemin berjuang sendirian selama masa-masa kehamilannya.

Sangat jauh dari yang dilakukannya ketika Minjae mengandung, dia merawatnya, dia menjaganya di setiap langkahnya. Memastikan Minjae sehat dan bahagia di setiap detiknya. Dan sekarang, kepada Jaemin, istrinya, yang sesungguhnya sangat dicintainya, Jeno telah berbuat luar biasa jahat. Bagaimana jika nanti tidak ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya? Tuhan... jika dia benar benar ada, Jeno rela berdoa di setiap detiknya demi keselamatan Jaemin.

Sleep With The Devil || NOMIN 🔞Where stories live. Discover now