♔Rewrite The Stars♔

1K 164 28
                                    


                Sore ini terasa lebih istimewa sebab hari dimana Hyuuga Hinata mengunjungi rumahnya dan juga hari dimana ia menemui keluarganya bersama Sasuke, walaupun sebenarnya ia tak terlalu berharap dengan keikutsertaan Putra Mahkota, karena Hinata agaknya takut untuk memperkenalkan gaya hidup yang biasa kepada Sasuke. Bukan berarti dirinya malu, ia hanya mengkhawatirkan Sasuke sama halnya dengan ibu mertuanya yang sejak kemarin mengkhawatirkan Sasuke, apakah putra keduanya itu benar-benar bisa beradaptasi dengan baik? Ya pertanyaan seperti itu, tapi dilain pihak Sasuke tidak keberatan, sudah sejak lama ia tidak menikmati kesederhanaan dan lebih baiknya lagi, dirinya akan pergi dari Istana sementara waktu.

Sementara itu, di aula ballet tempat Sakura menghabiskan waktu sorenya setelah pulang sekolah, desas-desus tak mengenakan mulai merebak bagai kobaran api. "Maksudmu Sakura dicampakkan?" Suara-suara ini lagi yang bisa Sakura dengar sepanjang ia mengunjungi kelas balletnya.

Sakura mencoba tetap tenang saat berjalan menuju tempat ganti dan membuka lokernya tempatnya menaruh pakaian. "Kalau bukan dicampakkan? Memangnya apa namanya? Apa lagi 'kan Putra Mahkota menikahi seorang gadis yang berbeda, bukan Sakura." Suara gadis itu sedikit teredam oleh musik klasik yang terdengar di aula, walaupun begitu Sakura tetap terdiam dan mendengarkan segalanya. "Bukankah aneh? Kenapa menikahi Hyuuga Hinata bukannya Haruno Sakura?"

"Bukankah mereka hanya bersahabat dekat?"

"Lelaki dan perempuan bersahabat? Memangnya ada?"

"Aku juga mendengar rumor bahwa Putra Mahkota melamarnya, tapi Sakura menolaknya?" Tanpa sadar Sakura mengepalkan tangannya dan matanya kini terlihat semakin memerah.

"Ah jika aku menjadi seorang Haruno Sakura aku tidak akan melepaskannya."

"Benarkah? Bukannya Putra Mahkota yang memutuskannya?"

"Kalau begitu, jika aku jadi Putra Mahkota pun aku akan tetap memilih Sakura, lagipula aku kasihan padanya." Ada helaan napas yang membuat Sakura muak dengan belas kasihan yang mereka lontarkan. "Dia sudah bisa menjadi Putri Mahkota seharusnya!"

"Tapi bukankah dia sekarang menjadi selir kalau begitu?"

"Hahahaha kau benar!" Tawanya semakin menggema dan itu membuat Sakura hanya bisa menahan dadanya yang terasa begitu sakit. "Itu memalukan! Aku akan meninggalkan negara ini jika aku menjadi Sakura."

Matanya yang memerah, memandang kosong, hatinya yang merasakan sakit, tangannya yang bergetar dengan tubuhnya ynag kini melemah, Sakura tidak sadar bahwa rasa tegar dan kuat yang sebelumnya ada kini telah menghilang. Tergantikan dengan rasa sakit, sedih, kecewa, marah, malu dan perasaan lainnya yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Kenapa harus berakhir seperti ini?

"Sakura... " Suara Shizuka segera membuat Sakura bangkit dan mengusap pipinya, ia tidak ingin menangis karena baginya ini belum selesai. "Kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, ada apa?"

"Naruto sudah menunggumu, katanya kau sudah berjanji untuk pulang bersamanya?"

"En." Sakura menggangguk dan mengucapkan terimakasih dengan senyuman seperti biasa, walaupun dirinya sedang tidak baik-baik saja, ia mencoba untuk tetap sadar dengan kewarasannya sekarang.

Naruto menutup pintu mobil segera setelah Sakura duduk di sebelah kemudi, kemudian ia bertanya dengan khawatir. "Kau baik-baik saja?" Sakura tidak menjawab, pandangannya yang terlihat kosong itu beralih pada keramaian jalanan Tokyo di senja hari. Dan dari suara radio mobil yang terdengar, hati Sakura semakin menjadi tidak tenang dan ia menghela napasnya.

Sore tadi Putra Mahkota Sasuke mengunjungi 'Keluarga Putri Mahkota' kunjungan yang dijadwalkan selama 3 hari ini adalah yang pertama kali untuk Putra Mahkota dan Putri Mahkota sejak pernikahannya. Sepanjang perjalanan, masyarakat memberinya sambutan meriah dengan kedatangan Putra dan Putri Mahkota.

♔Prince And Princess♔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang