Tokyo terlihat ramai dan indah seperti biasa membuat Haruno Sakura kembali merutuki dirinya sendiri, apakah keputusannya selama ini sudah benar? Ataukah dirinya salah dalam mengambil beberapa rencana yang seharusnya? Tetapi untuk melihat jauh kesana pun dirinya sekarang sangat ragu–mengedepankan mimpi dan membuang cintanya begitu saja. Tidak Sai maupun Sasuke, semuanya telah ia buang jauh-jauh demi harga dirinya. Tetapi disini, di bandara Tokyo–sekembali Sakura dari perlombaan kelas dunia balletnya, Uchiha Sai ada disana–sedang menunggu seseorang.
Senyuman pria itu juga dekapan hangatnya pada seikat bunga dan tanaman kaktus kecil yang dihias begitu rapi, membuat Sakura menatapnya kelewat intens, masihkah dirinya berharap dengan masa lalu?
Dilain pihak, Sai tengah menunggu seseorang, lebih tepatnya menunggu Ibunya. Sejak kemarin pihak rumah tangga keluarga kerajaan memang tidak mendapat kabar terbaru dari Ibunya yang sudah berniat pulang ke Jepang dari Inggris. Mengatakannya sebagai surprise untuk Ibu Suri, walaupun Sai sebenarnya yakin bahwa Ibunya tidak suka menjadi pusat perhatian. Apalagi selepas Ayahnya meninggal, Uchiha Sayuri terlihat begitu menyedihkan dan tidak ingin memiliki suami lagi–tidak berniat untuk menikah lagi. Sai pikir itu hal yang cukup romantis, bahwa Ibunya begitu setia mencintai Ayahnya.
"Sa-"
"Ibu!" Suara Sakura teredam begitu saja, Uchiha Sai tengah melambaikan tangannya pada sesosok wanita paruh baya berambut hitam dengan senyuman yang begitu cantik–tak menua sedikitpun.
Sakura mengerti dengan hal itu, bahwa Sai tengah menjemput Ibunya di bandara. Bukan dirinya.
"Sakura!" Saat mata emeraldnya menoleh untuk mengetahui suara itu, disana Namikaze Naruto, Kise Ryouta, Sabaku Gaara dan Akashi Seijuro tengah menunggunya.
Di dalam hatinya Sakura berbisik, dimanakah Sasuke berada? Dan untuk sesaat dirinya tersadar bahwa bukankah ini yang Sakura inginkan? Semua lelaki yang menyatakan cinta padanya telah pergi meninggalkannya dan Sasuke sudah menikah.
Ia menikah.
Tapi benarkah kesempatannya telah hilang? Apakah semudah itu? Sakura patut mencoba peruntungannya. Mungkin saja takdir dan Tuhan dapat berpihak padanya.
♔♔♔
Hari ini sekolah libur dan Istana terlihat begitu indah untuk dipandang berjam-jam lamanya, entahlah Hinata merasa tidak bosan untuk melihat alam yang begitu menyatu dengan suasana modern. Rasanya ajaib dan seperti hidup di negeri dongeng, walaupun sebenarnya dirinya bosan setengah mati mengikuti semua kegiatan yang begitu banyak dan tertata ini. Kalau dipikir-pikir, Sasuke telah menjalaninya sejak kecil. Apakah iblis itu tidak bosan ya?
Seperti pagi hari ini, Uchiha Sasuke tengah duduk di hadapannya–bersamaan berada di meja makan yang luas–terdapat berbagai makanan mewah dan mereka sedang sarapan bersama. Terdengar romantis memang, tapi suasananya sangat buruk dan terkesan kaku. Sampai-sampai Hinata ingin sekali menghela napasnya tetapi tidak bisa.
"Apakah kita harus makan ini setiap kita sarapan?" Hinata bertanya dengan sumpitnya yang di gigit–terlalu takut untuk bertanya tetapi dirinya tidak ingin mati sekejap di ruangan yang sesak udara seperti ini.
"Ini adalah permintaan Ibunda Ratu, sudah menjadi tradisi." Sasuke sama sekali tak menatap istrinya dan sibuk mengambil beberapa makanan dengan tenang.
Hinata menatap dengan takut-takut saat para pelayan tengah mencatat sesuatu di buku mereka. Rasanya tidak nyaman saat mereka harus makan dengan lahap tetapi ada orang yang melihat dan juga menilainya–karena Hinata sebenarnya sangat suka makan. "A-aku m-merasa aneh saja..."
KAMU SEDANG MEMBACA
♔Prince And Princess♔
FanficPrince and Princess "Perjodohan ini membuatku muak, bagaimana kalau kita membuat kesepakatan saja?" "Untuk apa?" "Tentunya untuk sama-sama menguntungkan kita berdua, keluargamu yang terbebas dari para lintah darat dan aku yang memiliki kebebasan leb...