♔Establishment♔

1.7K 213 9
                                        

     

     Orang-orang berkuasa memang sangat pandai mengendalikan institusi dalam masyarakat. Buktinya segala sesuatu dirumahnya mendadak menjadi tempat paling menakutkan yang pernah Hinata lihat. Gadis Hyuuga itu hanya dapat membulatkan bola matanya dan membanting sepeda keranjanganya asal di pekarangan setelah pulang sekolah. Ia berlari ke dalam rumah dan matanya melihat segala isi rumah menjadi kapal pecah-mendadak rongga hatinya terasa sakit bukan main. Apalagi melihat ibunya yang menangis sesenggukan di lantai sambil dipeluk oleh ayahnya. Apakah dirinya masih bisa bersikap egois seperti ini? Saat rumah dan segalanya hancur akibat lintah darat? Akibat hutang yang melilit nafas kehidupan keluarganya ini?

Hikari bangkit lambat-lambat lalu berbalik hendak memunguti pecahan foto keluarga mereka namun ia malah menangis sedih saat menatap Hinata yang berdiri dengan pandangan nanar. Ia merasa sakit jika membiarkan gadis itu merasa bertanggung jawab atas semua hutang keluarga mereka. "K-kau sudah pulang sayang?" Dan Hinata benci saat ibunya berlagak seperti segalanya baik-baik saja. Tatapan itu seperti tidak-ada-apapun-kau-tak-perlu-takut-semuanya-baik-baik-saja.

Hinata menggelengkan kepalanya dan menggigit bibir bawahnya-merasa tidak ingin mendengar apapun dari Hikari. Ibunya kembali berucap. "I-ini bukan, b-bukan, b-bukan apa-ap-"

"Hinata!" Hiashi menukas cepat saat mendapati anak gadisnya yang berlari meninggalkan rumah.

Bagaimanapun Hiashi maupun Hikari tidak bisa menyalahkan gadis itu. Hinata tidak masalah, walaupun masalahnya dapat di selesaikan dengan wasiat pernikahan itu. Semua akan beres. Tapi kenyataannya? Apakah ada orang tua yang berani menukarkan kebahagiaan anak mereka dengan kebahagiaan mereka sendiri? Tidak ada 'kan?




Malam ini Uchiha Sasuke dipanggil oleh kedua orang tuanya untuk membicarakan sesuatu dan ia percaya kalau ini pastilah masalah pernikahannya yang telah direncanakan.

"Ini adalah surat wasiat kakekmu-Yang Mulia Kaisar Hirohito dan Tuan Otsutsuki Hamura." Uchiha Fugaku terlihat bijaksana saat menyerahkan seberkas surat wasiat yang terlihat rapuh itu. Sementara Uchiha Sasuke masih setia duduk di kursi dan bermain smartphonenya. Ia merasa tak peduli dengan perintah ayahnya yang disegani di seluruh penjuru Jepang itu.

Fugaku mendesahkan nafasnya. "Banyak hal sudah terjadi dan tak ada yang bisa menampik betapa keluarga Otsutsuki sudah membantu keluarga kerajaan sejak dahulu. Begitupun dengan pertemanan mereka yang-"

"Itu dahulu Ayah." Sasuke menukas cepat ia terlihat kesal mendengar penuturan ayahnya yang kuno sekali. "Pertemanan macam apa yang telah membuat sebuah keputusan untuk menjanjikan hal konyol seperti ini?"

Uchiha Mikoto terlihat putus asa melihat suami beserta anaknya yang memang susah sekali untuk akur. "Ini adalah janji yang telah dibuat oleh kakekmu dengan teman terbaik yang dimiliki oleh beliau saja." Mikoto merasa bersyukur bahwa mereka memilih mengobrol di paviliun dalam bukan di paviliun keluarga yang biasanya wajib dihadiri oleh Yang Mulia Kaisar Madara dan Ibu Suri Kaguya. Bisa-bisa Sasuke sudah dicincang mati sebelum anaknya itu berkelakar dengan kekanakkan. "Sasuke, dengarkan Ayahandamu dahulu." Ujar Mikoto lirih.

"Maksud Ibu Ratu, Kaisar dapat memiliki sahabat, begitu?"

Prang!

Bunyi cangkir yang dibanting keras saat ditaruh di meja terdengar dari Fugaku yang terlihat tidak sabar. Sasuke menegakkan tubuhnya saat melihat ayahnya mulai terlihat menyeramkan. Ia juga takut dengan ayahnya-tentu saja. "Pangeran, perilaku macam apa yang kau tunjukkan kepada Ayahandamu?" Mikoto kembali mencoba memperbaiki situasi yang ada.

♔Prince And Princess♔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang