♔Throne, Past and Love♔

438 53 37
                                    


          Takhta adalah simbol kekuasaan atau otoritas yang biasanya merujuk pada kursi atau singgasana yang digunakan oleh seorang raja, ratu, atau pemimpin monarki lainnya saat menjalankan tugas resmi atau saat upacara kenegaraan. Takhta tidak hanya mengacu pada benda fisik berupa kursi, tetapi juga melambangkan kedudukan atau posisi tertinggi dalam sebuah kerajaan atau pemerintahan, di mana keputusan penting dan pemerintahan dijalankan. Dalam konteks yang lebih luas, takhta juga bisa digunakan secara kiasan untuk menggambarkan posisi kekuasaan atau otoritas dalam organisasi atau struktur tertentu. Banyak orang menginginkan takhta atau kekuasaan karena sejumlah alasan yang berakar pada kebutuhan manusia, motivasi pribadi, dan faktor sosial, tetapi berbeda dengan Hyuuga Hinata, seseorang yang tidak menginginkan hal itu semua, namun takdir berkata lain.

Mendapati sisi ranjangnya yang kosong―tak ada Sasuke di sana, Hinata hanya memandangnya dengan kernyitan di dahi, akibat permasalahan yang terjadi, ia tak diharuskan untuk pergi ke sekolah. Pihak rumah tangga istana telah membuat kabar dan berita di sekolah maupun media bahwa Hinata membutuhkan istirahat, memang benar dan Hinata merasa tak sanggup untuk pergi kemana-mana, beruntungnya menjadi Putri Mahkota adalah ia tak perlu repot mengurus keabsenannya, ia hanya perlu beristirahat dan orang-orang suruhan sudah diarahkan untuk membereskan semuanya dan Hinata tak harus membuat banyak alasan, ia hanya perlu beristirahat di Riyuu Imperial Villa dengan tenang. Tanpa disadari, tanpa perlu ikut campur dan secara tak langsung Hinata memiliki kekuasaan untuk mengontrol atas sumber daya, keputusan, dan orang lain.

Bagi banyak orang, keberuntungan seperti ini menawarkan rasa dominasi dan kemampuan untuk mempengaruhi atau menentukan arah kehidupan mereka sendiri serta orang lain, dan Hinata merasa bahwa setidaknya ada beberapa hal yang masih membuatnya tak menyesal. Atau bukankah seharusnya ia bahagia, bukan? Memiliki kekuasaan yang tak semua orang bisa merasakannya, namun apakah ini memang kebahagiaan yang benar-benar ia inginkan? Benarkah ini yang Hinata inginkan?

Entahlah, Hinata tak tahu, ia hanya termenung saat kembali dari kamar mandi―bersiap seorang diri karena Sasuke sudah menyewa Riyuu Imperial Villa hanya untuk mereka selama seminggu menuju liburan sekolah. Namun melihat bagaimana suaminya tak ada di sini, Hinata hanya mendengus, nyatanya Sasuke tak pernah bisa menikmati waktunya dengan beristirahat. Sebagai Putra Mahkota, kini Sasuke memiliki hal lain yang lebih penting―menuju Seoul, Korea Selatan dan itu bukan liburan mereka berdua, Hinata hanya bisa menghela napasnya, mungkin dari banyaknya isi pikiran Sasuke, pria itu mendamba kebebasan sebagai rakyat biasa? Sebab Hinata bisa rasakan frustasi itu, mendamba kebebasan sebagai orang dewasa dan rakyat biasa karena beberapa alasan yang terkait dengan tekanan, tanggung jawab―ah, itu semua terdengar menakutkan.

"Yang Mulia?" Hinata baru saja selesai menggunakan skincare dan bajunya ketika Yugao Uzuki―sekretaris pribadinya memanggil.

"Ya?" Ia menoleh, kali ini Hinata tak ditemani oleh tiga pelayan pribadinya yaitu Shizune, Suzume dan Sadaro yang biasanya membantunya bersiap, sebab jika tengah berlibur seperti ini Ratu hanya membolehkan Yugao bersamanya atau Kakashi bersama Sasuke.

"Anda memiliki jadwal baru," meneguk ludahnya gusar Yugao ragu memberitahu tuan putrinya, sebab Hinata sudah meminta kelonggaran selama liburan sekolah nanti dan atas permintaan Mikoto ia diperbolehkan namun kali ini ada perintah langsung dari beberapa jajaran dewan parlemen. "Ini permintaan langsung dari Perdana Menteri, Yang Mulia," Hinata mengernyitkan dahi tak mengerti. "Anda memiliki tugas ntuk menyambut Pangeran Christian Kerajaan Inggris."

"Kapan?" Tanya Hinata, sejujurnya ia tak terlalu pintar dengan keahlian sosialnya namun setidaknya Bahasa Inggris yang ia kuasai tak terlalu buruk.

"Besok, Yang Mulia." Jawab Uzuki Yugao dengan penuh penyesalan. "Maaf Yang Mulia, saya tidak tahu jika ini menjadi hal yang mendadak karena saya juga baru diberitahu tadi pagi, kemungkinan Staf Rumah Tangga Istana masih disibukkan dengan perkara lomba fashion anda hingga terlalu fokus pada hal tersebut." Yugao membalas dengan tenang, kendati penyesalan dan rasa bersalah begitu besar ia rasakan.

♔Prince And Princess♔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang